13.07.2015 Views

ISBN 978-602-235-106-1 351.770.212 Ind P - Departemen ...

ISBN 978-602-235-106-1 351.770.212 Ind P - Departemen ...

ISBN 978-602-235-106-1 351.770.212 Ind P - Departemen ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

1502. Pencanangan Hari Dengue Se-ASEAN pertama (Launching 1 st ASEAN DengueDay) di Jakarta pada tanggal 15 Juni 2011, sebagai tonggak baru dalam upayameningkatkan komitmen bersama antar negara-negara anggota ASEAN dalampengendalian DBD. Acara ini dihadiri oleh para perwakilan negara-negaraanggota ASEAN dan perwakilan kepala daerah dari 33 provinsi di <strong>Ind</strong>onesia,menghasilkan Jakarta Call For Action dan Komitmen Kepala Daerah dalampengendalian DBD.3. Penyusunan Modul Pengendalian DBD4. Bimbingan teknis dan monitoring kasus DBD dilaksanakan di 7 lokasi yaitu:Jawa Timur, Sulawesi Utara, Aceh, Sumatera Barat, Maluku Utara,Kepulauan Riau dan Kalimantan Tengah5. Bimbingan teknis dan monitoring kasus Chikungunya dilaksanakan di 5 lokasi: Kalimantan Selatan, Riau, Jawa Tengah, Sumatera Selatan dan SulawesiSelatan6. Monitoring kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB DBD yangdilaksanakan di Sulawesi Tengah7. Asistensi pencapaian indikator SPM DBD dilaksanakan di 3 lokasi yaitu:Kalimantan Tengah, Kepulauan Bangka Belitung dan NTB8. Evaluasi Logistik pengendalian vektor DBD dan Chikungunya yangdilaksanakan di Jambi6. Pengendalian Penyakit MalariaKejadian penyakit malaria dan terjadinya Kejadian Luar Biasa malaria di<strong>Ind</strong>onesia sangat berkaitan erat dengan beberapa hal sebagai berikut: 1) Adanyaperubahan lingkungan yang berakibat meluasnya tempat perindukan nyamuk penularmalaria; 2) Mobilitas penduduk yang cukup tinggi; 3) Perubahan iklim yangmenyebabkan musim hujan lebih panjang dari musim kemarau; 4) Krisis ekonomi yangberkepanjangan memberikan dampak pada daerah-daerah tertentu dengan adanyamasyarakat yang mengalami gizi buruk sehingga lebih rentan untuk terserang malaria;5) Tidak efektifnya pengobatan karena resistensi Plasmodium falciparum terhadapklorokuin dan meluasnya daerah resisten, serta 6) Menurunnya perhatian dankepedulian masyarakat terhadap upaya penanggulangan malaria secara terpadu.Penggalakkan pemberantasan malaria melalui gerakan masyarakat yangdikenal dengan Gerakan Berantas Kembali Malaria atau ”Gebrak Malaria” telahdicetuskan pada tahun 2000. Gerakan ini merupakan embrio pengendalian malariayang berbasis kemitraan dengan berbagai sektor dengan slogan “Ayo BerantasMalaria”. Pengendalian malaria di <strong>Ind</strong>onesia yang tertuang dalam Keputusan MenteriKesehatan Republik <strong>Ind</strong>onesia Nomor 293/MENKES/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009tentang Eliminasi Malaria di <strong>Ind</strong>onesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yanghidup sehat, yang terbebas dari penularan malaria secara bertahap sampai tahun 2030.Sasaran wilayah eliminasi dilaksanakan secara bertahap sebagai berikut :a. Kepulauan Seribu (Provinsi DKI Jakarta), Pulau Bali, dan pulau Batam padatahun 2010;b. Pulau Jawa, Provinsi Aceh, dan Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2015;c. Pulau Sumatera (Kecuali Provinsi Aceh dan Provinsi Kepulauan Riau), ProvinsiNTB, Pulau Kalimantan, dan Pulau Sulawesi pada tahun 2020; dan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!