13.07.2015 Views

ISBN 978-602-235-106-1 351.770.212 Ind P - Departemen ...

ISBN 978-602-235-106-1 351.770.212 Ind P - Departemen ...

ISBN 978-602-235-106-1 351.770.212 Ind P - Departemen ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(27,3%) yang belum mencapai target SR. Informasi lebih rinci terkait pengendalian TBparu, terdapat pada Lampiran 4.26.3. Pengendalian Penyakit ISPAISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) merupakan penyebab kematianterbesar baik pada bayi maupun pada anak balita. Hal ini dapat dilihat melalui hasilsurvei mortalitas subdit ISPA pada tahun 2005 di 10 provinsi, diketahui bahwapneumonia merupakan penyebab kematian bayi terbesar di <strong>Ind</strong>onesia, yaitu sebesar22,3% dari seluruh kematian bayi. Survei yang sama juga menunjukkan bahwapneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada anak balita yaitu sebesar23,6%. Studi mortalitas pada Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa proporsi kematianpada bayi (post neonatal) karena pneumonia sebesar 23,8% dan pada anak balitasebesar 15,5%.Program Pengendalian Penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2golongan yaitu Pneumonia dan bukan Pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajatberatnya penyakit yaitu Pneumonia berat dan Pneumonia tidak berat. Penyakit batukpilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnyadigolongkan sebagai bukan Pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalannapas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis olehkuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobatidengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik.Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukanharus ditatalaksana sesuai standar, dengan demikian angka penemuan kasuspneumonia juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA.Cakupan penemuan penderita pneumonia pada balita merupakan persentasejumlah penderita pneumonia pada balita baik pneumonia berat maupun pneumoniatidak berat terhadap jumlah target penemuan pneumonia balita. Target penemuanpneumonia balita tersebut ditentukan berdasarkan proporsi 10% dari jumlah balita.Berikut ini disajikan cakupan penemuan pneumonia balita pada tahun 2005-2011.GAMBAR 4.36CAKUPAN PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITADI INDONESIA TAHUN 2005 – 2011Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2012146

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!