27.01.2018 Views

KERESAHAN MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU KEKERASAN PEMBEGAL (STUDY KASUS DI SULAWESI SELATAN)

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kapasitas aparat kepolisian dalam melakukan diskresi di Indonesia secara<br />

yuridis diatur pada pasal 18 UU No. 2 Tahun 2002 yaitu “Untuk kepentingan<br />

umum, pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan<br />

tugas dan wewenangnya dapat bertindak menurut penilaiannya sendiri“, hal<br />

tersebut mengandung maksud bahwa seorang anggota Polri yang<br />

melaksanakan tugasnya di tengah-tengah masyarakat seorang diri, harus<br />

mampu mengambil keputusaan berdasarkan penilaiannya sendiri apabila<br />

terjadi gangguan terhadap ketertiban dan keamanan umum atau bila timbul<br />

bahaya bagi ketertiban dan keamanan umum.Dalam menerapkan diskresi,<br />

aparat kepolisian dituntut untuk mengambil keputusan secara tepat dan arif.<br />

Termonolgi diskresi di lembaga kepolisian disebut sebagai diskresi<br />

kepolisian, biasanya berupa memaafkan, menasihati, penghentian<br />

penyidikan dan lainnya.<br />

2. Peran Jaksa, ketika jaksa mengangani kasus pembegalan, sebaiknya jaksa<br />

harus lebih membangun koordinasi dengan kepolisian, sehingga proses<br />

pembuatan berita acara di kepolisian dan pembuatan surat dakwaan kepada<br />

pelaku dapat dibuat dengan cermat, lengkap, dan teliti serta dengan waktu<br />

yang efisien dan efektif, sehingga pelaku dapat segera dihukum. Diharapkan<br />

dari hal tersebut, akan memberi efek jera bagi pelaku begal.<br />

Berikut ketentuan hukum yang bisa menjadi dasar jaksa penuntut umum<br />

dalam membuat surat dakwaan untuk pelaku begal:Dalam KUHP (Kitab<br />

Undang – Undang Hukum Pidana) Tindak Pidana begal termasuk kepada<br />

Tindak Pidana Pencurian Bab XXII diatur pada Pasal 362, 363,dan 365. Artinya<br />

dalam menghukum pelaku begal, penegak hukum harus merujuk pada pasal -<br />

pasal tersebut. Bunyi pasal 362 KUHP “Barang siapa mengambil suatu benda<br />

yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, dengan maksud untuk dimiliki<br />

secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara<br />

paling lama 5 tahun atau denda paling banyak sembilan ratus rupiah”Berikut<br />

bunyi Pasal 363 KUHP :(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh<br />

tahun:1e.pencurian ternak;2e. pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan,<br />

banjir, gempa bumi, atau gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal<br />

terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan atau bahaya<br />

18

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!