KERESAHAN MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU KEKERASAN PEMBEGAL (STUDY KASUS DI SULAWESI SELATAN)

Gambaran sebaran Industri Kecil dan Menengah yang diterbitkan izin
usahanya selama periode 2013-2015 mengisyaratkan bahwa Kecamatan
Tamalanrea dan Kecamatan Biringkanaya merupakan kluster Industri Kecil
Menengah yang penting di Kota Makassar.
B.5. Demografi dan Ketenagakerjaan
Demografi
Demografi menjelaskan masalah kependudukan meliputi pertumbuhan
penduduk, dan pengelompokan penduduk. Pertumbuhan peduduk terkait
dengan tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk baik keluar
maupun dari luar. Kelahiran dan migrasi masuk adalah faktor penambah, dan
kematian dan migrasi keluar merupakan faktor pengurang.
1. Pertumbuhan Penduduk
Keadaan Penduduk Kota Makassar tahun 2010 tercatat berjumlah
1.329.374 jiwa, dan tahun 2014 berjumlah 1.421.143 jiwa, dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata pertahun 1,499%. Tingkat pertumbuhan rata-rata
perkecamatan berbeda dengan variasi pertumbuhan 0,17% - 2,32%. Terdapat
7 Kecamatan dengan penyebaran diatas rata-rata, yaitu: Kecamatan Manggala
2,32%, Kecamatan Tamalate 2,28%, Kecamatan Mamajang 1,96%, Kecamatan
Biringkanaya 1,90%, Kecamatan Wajo 1,78%, Kecamatan Rappocini 1,71%
dan Kecamatan Tamalanrea 1,54% (Tabel 5.7).
Tingkat pertumbuhan tidak dipengaruhi oleh jumlah penduduk,
Jumlah penduduk Kecamatan Tamalate sebesar 186.000 jiwa (pertumbuhan
2,28%), Kecamatan Rappocini 161.650 Jiwa (pertumbuhan 1,71%), Kecamatan
Tallo 145.216 jiwa (pertumbuhan 0,99%), Kecamatan Panakkukang 142.308
jiwa (pertumbuhan 0,17%) dan Kecamatan Biringkanaya 140.829 jiwa
(pertumbuhan 1,90%). Dengan memperhatikan pertumbuhan penduduk dan
jumlah penduduk maka faktor penambahan penduduk Kota Makassar adalah
migrasi masuk. Kecamatan Tamalate selain faktor luas wilayah, posisinya
sebagai daerah perbatasan dan wilayah pemukiman baru di wilayah selatan
Kota Makassar menjadikan wilayah mengalami pertumbuhan rata-rata yang
55