14.04.2014 Views

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembiayaan Defisit <strong>Anggaran</strong>, Pengelolaan Utang, dan Risiko Fiskal<br />

Bab <strong>VI</strong><br />

Penyertaan Modal Negara (PMN). Kebijakan PMN yang akan dilaksanakan adalah<br />

sebagai berikut.<br />

1. Tambahan PMN akan dilakukan melalui percepatan penyelesaian bantuan pemerintah<br />

yang belum ditetapkan statusnya (BPYBDS) menjadi ekuitas BUMN.<br />

BPYBDS adalah proyek Pemerintah yang didanai oleh APBN (DIPA departemen teknis)<br />

yang telah diserahterimakan kepada BUMN. Saat ini aset tersebut dioperasikan oleh<br />

BUMN untuk mendukung kegiatan operasional BUMN, serta tercatat dalam neraca<br />

BUMN, tetapi belum ada penetapan status dari proyek pemerintah tersebut kepada<br />

BUMN.<br />

2. Tambahan PMN dilakukan melalui percepatan penyelesaian restrukturisasi utang RDI/<br />

SLA dengan mekanisme konversi utang menjadi ekuitas (debt to equity swap).<br />

3. Penyehatan dan pengembangan usaha BUMN dilakukan melalui pemanfaatan dana<br />

restrukturisasi dalam bentuk pemberian pinjaman bergulir yang telah tersedia pada pos<br />

dana investasi pemerintah.<br />

Pada tahun 2009 anggaran PMN ditetapkan sebesar Rp10,1 triliun. Dari jumlah ini, sebesar<br />

Rp9,1 triliun diperuntukkan sebagai PMN untuk PT Pertamina (Persero). Timbulnya PMN<br />

ini terkait dengan hasil rekonsiliasi utang piutang PT Pertamina (Persero) dan Pemerintah<br />

sebagai dasar penetapan neraca awal PT Pertamina (Persero) tahun 2003, sebagaimana<br />

tercantum dalam Keputusan Menteri <strong>Keuangan</strong> Nomor 23/KMK.06/2008 tanggal 30 Januari<br />

2008 tentang Penetapan Neraca Pembuka PT Pertamina (Persero) per 17 September 2003.<br />

Dari hasil rekonsiliasi tersebut terlihat bahwa Pemerintah mempunyai piutang terhadap PT<br />

Pertamina (Persero) sebesar Rp9,1 triliun, yang selanjutnya piutang ini dikembalikan kepada<br />

PT Pertamina (Persero) sebagai PMN.<br />

Sementara itu dalam rangka melaksanakan amanat Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun<br />

2008 tentang Fokus Kebijakan Ekonomi tahun 2008–2009, dibutuhkan pendirian dan<br />

pengoperasian lembaga penjaminan infrastruktur (guarantee fund). Lembaga pejaminan<br />

ini didirikan untuk mendorong keterlibatan sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur.<br />

Tujuan utama dari didirikannya guarantee fund ini adalah untuk memberikan kemudahan<br />

bagi proyek infrastruktur dalam mencapai pembiayaan (financial close) dan memperoleh<br />

biaya modal (cost of capital) yang terbaik melalui peningkatan kelayakan memperoleh kredit<br />

(creditworthiness) dari proyek infrastruktur tersebut.<br />

Keterlibatan pendanaan pemerintah dalam pendirian lembaga tersebut diwujudkan dalam<br />

bentuk penempatan PMN sebagai modal awal untuk pendiriannya. Untuk itu pada Tahun<br />

<strong>Anggaran</strong> 2009 Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp1,0 triliun.<br />

Dana Kontinjensi untuk PT PLN (Persero). Pada Tahun <strong>Anggaran</strong> 2009, Pemerintah<br />

mengalokasikan dana kontinjensi sebesar Rp1,0 triliun, atau meningkat tiga kali lipat dari tahun<br />

sebelumnya. Jumlah tersebut didasarkan pada estimasi kewajiban PT PLN (Persero) yang akan<br />

jatuh tempo pada tahun 2009. Pemerintah memperkirakan kewajiban PT PLN (Persero) kepada<br />

kreditur pada tahun 2009 masih terbatas pada kewajiban pembayaran bunga atas seluruh<br />

pinjaman yang diperoleh pada tahun 2008. Meningkatnya dana k0ntinjensi ini sejalan dengan<br />

makin meningkatnya jumlah kredit yang telah ditandatangani oleh PT PLN (Persero).<br />

Dana Bergulir. Dalam rangka meningkatkan peran koperasi, usaha mikro, kecil,<br />

menengah, dan usaha lainnya dalam pengembangan usahanya, Pemerintah memberikan<br />

stimulan dalam bentuk dana bergulir untuk bantuan penguatan modal. Sebagaimana diatur<br />

NK APBN 2009<br />

<strong>VI</strong>-17

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!