14.04.2014 Views

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab <strong>VI</strong><br />

Pembiayaan Defisit <strong>Anggaran</strong>, Pengelolaan Utang, dan Risiko Fiskal<br />

dan (2) risiko operasional. Berbagai<br />

jenis risiko tersebut memiliki<br />

dampak langsung terhadap efisiensi<br />

dan efektifitas pengelolaan utang<br />

secara keseluruhan.<br />

Kondisi risiko keuangan portofolio<br />

utang pemerintah terus membaik<br />

sejalan dengan semakin baiknya<br />

pengelolaan risiko utang<br />

Pemerintah yang merupakan<br />

bagian integral dari strategi<br />

pengelolaan utang pemerintah.<br />

Perkembangan risiko utang<br />

Pemerintah dapat dilihat pada<br />

Tabel <strong>VI</strong>.14.<br />

Sebagaimana ditunjukkan pada<br />

Tabel <strong>VI</strong>.14 tentang indikator<br />

risiko portofolio utang tahun 2006–<br />

2009, risiko tingkat bunga<br />

diperkirakan akan menurun seiring<br />

dengan upaya Pemerintah untuk<br />

mengurangi porsi utang dengan<br />

Tabel <strong>VI</strong>.14<br />

Indikator Risiko Portofolio Utang Tahun 2006 – 2009<br />

2006 2007 2008* 2009**<br />

Risiko Tingkat bunga<br />

VR Debt Proportion 28,63% 27,35% 25,12% 23,36%<br />

Refixing Rate 32,59% 30,97% 28,40% 26,30%<br />

Time to Refix 8,4 tahun 7,7 tahun 6,67 tahun 6,84 tahun<br />

Risiko Mata Uang<br />

Rasio Utang Valas thd PDB 18,81% 16,43% 14,86% 12,88%<br />

Rasio Utang Valas thd. Total Utang 48,77% 46,94% 47,00% 46,11%<br />

Komposisi Utang Valas<br />

USD 35,80% 37,12% 42,63% 46,05%<br />

JPY 38,15% 37,52% 37,89% 37,76%<br />

EURO 7,38% 15,03% 10,91% 9,14%<br />

Others 19,77% 11,33% 9,57% 7,05%<br />

Risiko Refinancing<br />

Utang yang jatuh tempo<br />

dalam 1 tahun<br />

Nominal (Miliar Rp) 80.322,36 90.066,34 85.699,31 101.609,96<br />

Persentase 6,17% 6,75% 6,19% 6,30%<br />

Utang Rupiah<br />

Nominal (Miliar Rp) 26.080,54 37.274,74 31. 954, 35 41.967,06<br />

Persentase 3,76% 5,05% 3,84% 4,13%<br />

Utang Valas<br />

Nominal (Miliar Rp) 54.750,70 59.658,60 53.744,96 59.642,90<br />

Persentase 8,91% 8,65% 8,50% 9,96%<br />

Average To Maturity (ATM)<br />

Total Debt 9,09 tahun 9,31 tahun 8,74 tahun 8,66 tahun<br />

ATM SUN Rupiah 9,41 tahun 9,95 tahun 10,48 tahun 11,02 tahun<br />

ATM FX debt 8,75 tahun 8,56 tahun 6,70 tahun 5,67 tahun<br />

Sumber: Departemen <strong>Keuangan</strong><br />

* angka sementara<br />

** angka sangat sementara<br />

tingkat bunga mengambang dengan menerbitkan obligasi negara seri fixed rate. Hal ini<br />

nampak dari proyeksi menurunnya proporsi utang dengan tingkat bunga mengambang<br />

terhadap total portofolio utang, dari realisasi sementara sebesar 27,35 persen pada akhir<br />

2007 menjadi 23,36 persen pada proyeksi akhir tahun 2009. Indikator lain, misalnya rasio<br />

porsi utang yang rentan terhadap perubahan suku bunga (interest rate fixing) juga<br />

mengalami penurunan dari 30,97 persen pada akhir tahun 2007 dan diproyeksikan menjadi<br />

26,3 persen pada akhir tahun 2009.<br />

Dengan demikian, dalam jangka panjang exposure risiko utang terhadap volatilitas suku<br />

bunga pasar semakin menurun. Sementara itu risiko nilai tukar menunjukkan adanya<br />

perbaikan yang ditunjukkan oleh rasio utang valas terhadap PDB yang turun dari 16,43<br />

persen pada akhir tahun 2007 menjadi 12,88 persen untuk proyeksi akhir tahun 2009, dan<br />

rasio utang valas terhadap total utang yang turun dari 46,94 persen pada akhir tahun 2007<br />

menjadi 46,11 persen pada proyeksi akhir tahun 2009. Turunnya rasio-rasio tersebut<br />

menunjukkan risiko nilai tukar semakin berkurang. Risiko refinancing akan sedikit meningkat<br />

akibat semakin besarnya pinjaman luar negeri (PLN) yang mendekati jatuh tempo (mature),<br />

sebagaimana ditunjukkan oleh rata-rata jatuh tempo PT PLN (Persero) (ATM PLN) yang<br />

turun dari 8,56 tahun pada akhir 2007 menjadi 5,67 tahun untuk proyeksi akhir tahun<br />

2009. Meningkatnya risiko refinancing PT PLN (Persero) diimbangi oleh semakin<br />

berkurangnya risiko refinancing SUN, sebagaimana ditunjukkan oleh ATM SUN yang<br />

meningkat dari 9,95 tahun pada akhir tahun 2007 menjadi 11,02 tahun untuk proyeksi<br />

akhir tahun 2009.<br />

Berdasarkan proyeksi utang yang jatuh tempo pada tahun 2009 akan melewati angka<br />

Rp100,0 triliun dengan memperhitungkan adanya penerbitan surat perbendaharaan negara<br />

<strong>VI</strong>-62 NK APBN 2009

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!