14.04.2014 Views

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab <strong>VI</strong><br />

Pembiayaan Defisit <strong>Anggaran</strong>, Pengelolaan Utang, dan Risiko Fiskal<br />

kegiatan-kegiatan tertentu. Instrumen pinjaman dalam negeri ini dimaksudkan untuk<br />

mengurangi eksposur risiko nilai tukar, mengingat pinjaman akan dilakukan dalam mata<br />

uang rupiah. Pemerintah dapat memperoleh pinjaman dalam negeri dari BUMN sesuai<br />

bidang tugasnya, dan/atau pemerintah daerah, dalam hal mengalami surplus dan hendak<br />

menempatkan dananya dengan meminjamkan pada Pemerintah Pusat.<br />

Sejak tahun 2008, Indonesia telah dinyatakan oleh beberapa lender tidak layak lagi<br />

memperoleh pinjaman lunak, mengingat Indonesia telah masuk dalam kategori low middle<br />

income country. Sebagai konsekuensinya dalam memenuhi defisit pembiayaan APBN ke<br />

depan, Indonesia akan memperoleh dari sumber-sumber keuangan dengan perhitungan<br />

tingkat bunga dengan basis pasar (market base). Dengan demikian, untuk saat ini perbedaan<br />

biaya efektif antara pinjaman dalam bentuk surat berharga atau pinjaman dalam bentuk<br />

pembiayaan kegiatan menjadi semakin sempit.<br />

Menghadapi situasi dan kondisi pasar keuangan global akhir-akhir ini dan dengan<br />

mempertimbangkan faktor internal maupun eksternal, Pemerintah dengan persetujuan DPR<br />

dapat mengambil langkah-langkah berupa pergeseran sumber pembiayaan utang dari SBN<br />

menjadi pinjaman melalui pinjaman siaga dari kreditor multilateral dan bilateral. Namun<br />

demikian Pemerintah menetapkan beberapa langkah strategis yang perlu dipertimbangkan<br />

dan dilakukan dalam pelaksanaan pengelolaan utang sebagai berikut.<br />

A. Strategi Pengelolaan SBN (SUN dan SBSN)<br />

1. Melakukan penerbitan SBN dengan melihat kecenderungan kondisi pasar domestik<br />

maupun global yang mendukung penerbitan tersebut terutama kemampuan daya<br />

serapnya. Penerbitan di pasar internasional dilakukan dalam jumlah yang terukur<br />

jika diperkirakan pasar domestik tidak dapat menyerap seluruh penerbitan dan sebagai<br />

upaya menghindari terjadinya crowding out effect di pasar keuangan domestik.<br />

Pemerintah memiliki fleksibilitas dalam menentukan pilihan instrumen yang akan<br />

digunakan, apakah SUN atau SBSN (sukuk).<br />

2. Melakukan penerbitan SBN berdasarkan pilihan jenis dan tenor instrumen surat<br />

berharga yang sesuai dengan kondisi portofolio utang pemerintah yang dikehendaki.<br />

Secara khusus Pemerintah mempertimbangkan strategi penurunan durasi portofolio<br />

dengan memfokuskan pada penerbitan SBN berjangka pendek dan menengah. Namun<br />

demikian langkah ini dilakukan secara terukur dengan menjaga agar refinancing<br />

risk masih dalam batas yang dapat dikelola.<br />

3. Terus dilakukan upaya-upaya untuk perluasan dan pemupukan basis investor melalui<br />

penyempurnaan fitur instrumen, komunikasi investor, dan edukasi investor terutama<br />

investor ritel.<br />

4. Terus melanjutkan upaya restrukturisasi profil jatuh tempo portofolio SBN terutama<br />

sampai dengan lima tahun ke depan melalui buyback dan debt switching.<br />

5. Meningkatkan likuiditas dan daya serap pasar SBN melalui diversifikasi instrumen,<br />

pengelolaan benchmark, dan peningkatan infrastruktur pendukung.<br />

6. Meningkatkan koordinasi dan kualitas komunikasi dengan pemangku kepentingan<br />

seperti Bank Indonesia, regulator pasar modal dan industri, primary dealers/<br />

investors, dan self regulatory organization lainnya yang berperan dalam pengelolaan<br />

utang dan pengembangan pasar surat berharga.<br />

<strong>VI</strong>-38 NK APBN 2009

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!