14.04.2014 Views

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembiayaan Defisit <strong>Anggaran</strong>, Pengelolaan Utang, dan Risiko Fiskal<br />

Bab <strong>VI</strong><br />

Salah satu langkah yang dapat diambil dalam pengelolaan utang saat ini dalam<br />

mengendalikan risiko refinancing tersebut antara lain melakukan pengurangan (smoothingout)<br />

jumlah utang pada periode puncak melalui pertukaran utang (debt switch), dalam hal<br />

terdapat kelebihan dana tunai tahun berjalan dapat dilakukan pembelian kembali (buyback)<br />

untuk mengurangi pokok utang yang jatuh tempo dalam jangka pendek, dan mengimbangi<br />

dengan penerbitan SBN dengan jangka panjang. Di sisi pinjaman luar negeri, semaksimal<br />

mungkin akan diupayakan untuk melakukan negosiasi terhadap masa tenggang (grace<br />

period) terutama untuk pinjaman baru, sehingga pembayaran cicilan pokok akan melampaui<br />

periode kritis tersebut, apabila tersedia kemungkinan dapat dilakukan pemilihan metode<br />

amortisasi terhadap pinjaman baru, dan melakukan kajian atas tawaran untuk<br />

merestrukturisasi utang, atau melakukan pengurangan utang melalui debt swap.<br />

Di samping terekspos dengan pergerakan nilai tukar, posisi portofolio utang saat ini juga<br />

cukup terekspos dengan pergerakan tingkat bunga. Sekitar 24,9 persen dari utang pemerintah<br />

memiliki bunga mengambang (floating), yang menggunakan berbagai referensi bunga pasar,<br />

seperti SBI untuk utang dalam negeri, LIBOR, EU<strong>RI</strong>BOR atau referensi lain yang<br />

disesuaikan kembali (reset) secara periodik. Adanya utang yang secara periodik di-reset sesuai<br />

dengan suku bunga referensi ini mengakibatkan adanya risiko tingkat bunga dalam<br />

pengelolaan utang. Apabila kondisi (environment) tingkat bunga cenderung menurun maka<br />

akan menguntungkan Indonesia dan begitupun sebaliknya. Dengan kata lain, utang yang<br />

menggunakan referensi tingkat bunga mengambang, pada tingkat tertentu memberikan<br />

ketidakpastian (uncertainty) bagi Pemerintah dalam memperkirakan besarnya kewajiban.<br />

Namun, tidak berarti utang dengan tingkat bunga tetap akan memberikan beban yang lebih<br />

rendah bagi Pemerintah. Utang yang diterbitkan atau disepakati dengan tingkat bunga tetap<br />

ketika environment tingkat bunga tinggi, dapat memberikan biaya yang lebih mahal,<br />

terutama ketika environment tingkat bunga bergerak cenderung menurun.<br />

Melihat kenyataan tersebut, penerbitan<br />

surat berharga atau pengadaan<br />

pinjaman dengan tingkat bunga tetap<br />

masih merupakan strategi yang hendak<br />

ditempuh. Dalam kaitannya dengan<br />

penerbitan SBN, penerbitan surat<br />

berharga dengan tingkat bunga tetap<br />

akan menjadi prioritas, mengingat<br />

imbal hasil SBN dengan suku bunga<br />

tetap yang dapat diperdagangkan di<br />

pasar sekunder akan menjadi referensi<br />

pasar bagi pembentukan harga (benchmark).<br />

Fixed Variable Nominal<br />

(miliar Rp) (miliar Rp) (miliar Rp)<br />

Jangka pendek: sampai 3 tahun 209.273 107.056 316.329 21,28<br />

Jangka menengah: 4 sampai 10 tahun 410.657 174.793 585.450 39,39<br />

Jangka panjang: di atas 10 tahun 500.179 84.215 584.393 39,32<br />

Pada masa yang akan datang, agar pengelolaan utang dapat dilakukan secara efisien, perlu<br />

ditempuh mekanisme untuk melakukan praktik lindung nilai (hedging) terhadap kewajiban<br />

portofolio utang pemerintah. Praktik tersebut dapat dilakukan melalui transaksi pertukaran<br />

(swap) maupun kontrak pembelian forward terutama untuk memberikan kepastian terhadap<br />

kewajiban utang dalam valuta asing. Swap dapat dilakukan terutama dengan interest rate<br />

swap, yaitu dalam kondisi suku bunga yang volatile dan menuju pada peningkatan dapat<br />

dilakukan pertukaran antara kewajiban utang dengan tingkat bunga mengambang dengan<br />

pelaku pasar yang memiliki kewajiban dengan tingkat bunga tetap dengan biaya (swap<br />

rate) tertentu, dan sebaliknya.<br />

Jumlah<br />

Sumber: Departemen <strong>Keuangan</strong><br />

Tabel <strong>VI</strong>.7<br />

Komposisi Utang Pemerintah berdasarkan Kelompok Bunga dan Tenor<br />

September 2008, Angka Sementara<br />

Tenor<br />

Jenis Bunga<br />

Total<br />

%<br />

1.120.109 366.063 1.486.172 100,00<br />

NK APBN 2009<br />

<strong>VI</strong>-23

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!