14.04.2014 Views

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab <strong>VI</strong><br />

Pembiayaan Defisit <strong>Anggaran</strong>, Pengelolaan Utang, dan Risiko Fiskal<br />

dilakukan dalam mata uang asing. Untuk APBN Tahun 2009, apabila nilai tukar rupiah<br />

rata-rata per tahun terdepresiasi sebesar Rp100 dari angka yang diasumsikan, maka<br />

tambahan defisit APBN diperkirakan akan berada pada kisaran Rp0,6 triliun sampai dengan<br />

Rp0,8 triliun.<br />

Tingkat suku bunga yang dijadikan asumsi penyusunan APBN adalah tingkat suku bunga<br />

SBI 3 bulan. Perubahan tingkat suku bunga SBI 3 bulan diperkirakan hanya akan berdampak<br />

pada sisi belanja. Dalam hal ini, peningkatan tingkat suku bunga SBI 3 bulan berakibat<br />

pada peningkatan pembayaran bunga utang domestik. Untuk APBN Tahun 2009, apabila tingkat<br />

suku bunga SBI 3 bulan lebih tinggi 0,25 persen dari angka yang diasumsikan, maka tambahan<br />

defisit APBN diperkirakan akan berada pada kisaran Rp0,3 triliun sampai dengan Rp0,5 triliun.<br />

Harga minyak mentah Indonesia (ICP) memengaruhi APBN pada sisi pendapatan dan<br />

belanja negara. Pada sisi pendapatan negara, kenaikan ICP antara lain akan mengakibatkan<br />

kenaikan pendapatan dari kontrak production sharing (KPS) minyak dan gas melalui PNBP.<br />

Peningkatan harga minyak mentah dunia juga akan meningkatkan pendapatan dari PPh<br />

migas dan penerimaan migas lainnya. Pada sisi belanja negara, peningkatan ICP antara<br />

lain akan meningkatkan belanja subsidi BBM dan dana bagi hasil ke daerah. Untuk APBN<br />

Tahun 2009, apabila rata-rata ICP lebih tinggi USD1,0 per barel dari angka yang diasumsikan,<br />

maka tambahan defisit APBN diperkirakan akan berada pada kisaran Rp0,4 triliun sampai<br />

dengan Rp0,6 triliun.<br />

Boks <strong>VI</strong>.5<br />

Pengaruh Harga Minyak Mentah Dunia terhadap APBN<br />

Dampak Perubahan Harga Minyak Mentah terhadap Pendapatan Negara<br />

Salah satu faktor yang berpengaruh cukup besar terhadap perubahan APBN, baik pendapatan<br />

negara maupun belanja negara adalah perkembangan harga minyak mentah Indonesia di<br />

pasar internasional atau Indonesia Crude Oil Price (ICP).<br />

Perubahan harga minyak mentah akan berpengaruh terhadap pendapatan negara, baik<br />

penerimaan SDA migas dan PPh migas, maupun PNBP lainnya yang berasal dari pendapatan<br />

minyak mentah DMO (Domestic Market Obligation). Penerimaan yang disebut terakhir ini<br />

bersifat kontijensi (contingency), karena penerimaan ini bisa menjadi nihil, apabila harga<br />

jual minyak mentah DMO tersebut<br />

sama dengan harga beli pemerintah<br />

atau harga minyak mentah DMO milik<br />

Kontraktor Kontrak Kerja Sama<br />

(KKKS) yang dibeli oleh pemerintah<br />

dengan harga ICP.<br />

Secara umum, persentase penerimaan<br />

negara dari sektor migas terhadap<br />

total penerimaan negara<br />

menunjukkan tren meningkat, ratarata<br />

terendah tahun 2007 sebesar<br />

25,0 persen dan tertinggi tahun 2008<br />

sebesar 33,4 persen. Rendahnya<br />

(Triliun Rp)<br />

350<br />

300<br />

250<br />

200<br />

150<br />

100<br />

50<br />

0<br />

Perkembangan Realisasi Penerimaan Negara<br />

Sektor Migas<br />

PPh Migas SDA Migas PNBP Lainny a (DMO)<br />

2003 2004 2005 2006 2007 2008<br />

* SDA untuk tahun 2004 - 2006 termasuk di dalamny a miny ak bumi, gas alam,<br />

pertambangan umum, kehutanan, dan perikanan.<br />

Sumber: Departemen <strong>Keuangan</strong><br />

<strong>VI</strong>-58 NK APBN 2009

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!