BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...
BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...
BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pembiayaan Defisit <strong>Anggaran</strong>, Pengelolaan Utang, dan Risiko Fiskal<br />
Bab <strong>VI</strong><br />
yang optimal, sehingga diperoleh biaya utang yang rendah dengan tingkat risiko yang<br />
terkendali. Komposisi portofolio utang yang optimal dapat dicapai melalui berbagai cara, di<br />
antaranya dengan analisis komposisi pembiayaan utang yang optimal antara sekuritas<br />
dengan nonsekuritas. Salah satu hasil dari analisis tersebut dituangkan dalam bentuk batas<br />
maksimal pinjaman (luar negeri maupun dalam negeri) untuk periode tertentu. Batas<br />
maksimal pinjaman merupakan jumlah maksimal pembiayaan APBN melalui pinjaman,<br />
dan sudah mempertimbangkan kebutuhan portofolio utang dan ketersediaan sumber<br />
pinjaman pada tingkat biaya yang wajar.<br />
Batas maksimal pinjaman dapat digunakan oleh perencana kegiatan untuk merencanakan<br />
kegiatan yang akan dibiayai dari pinjaman Pemerintah setiap tahunnya. Bagi pengelola<br />
utang, batas maksimal pinjaman merupakan target pembiayaan yang harus dipenuhi melalui<br />
pinjaman dan harus dicari dari sumber-sumber pinjaman dengan terms and condition yang<br />
wajar/menguntungkan. Dengan demikian, batas maksimal pinjaman diharapkan dapat<br />
membantu pemisahan fungsi perencanaan kegiatan yang dibiayai dari pinjaman dan fungsi<br />
pembiayaan itu sendiri, sehingga masing-masing fungsi dapat berjalan lebih efektif dan<br />
efisien.<br />
Dalam menetapkan batas maksimal pinjaman, Pemerintah akan mempertimbangkan halhal<br />
berikut.<br />
1. Garis besar kebijakan pembangunan pemerintah yang dituangkan dalam RPJM;<br />
2. Kapasitas meminjam, yang terdiri atas.<br />
a. Assessment jumlah pinjaman yang mendukung kesinambungan fiskal:<br />
i. memperhitungkan kemampuan pembayaran kembali;<br />
ii. memperhitungkan rencana penyerapan pinjaman dari pinjaman yang telah ada.<br />
b. Ketersediaan sumber pinjaman dengan terms and condition yang wajar.<br />
3. Analisis portofolio utang yang optimal.<br />
Saat ini Pemerintah tengah menyiapkan revisi Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006<br />
tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri, agar dapat mencakup<br />
mekanisme batas maksimal pinjaman sebagaimana dijelaskan di atas. Pemerintah<br />
memperkirakan mekanisme ini baru mulai diterapkan pada Tahun <strong>Anggaran</strong> 2010, setelah<br />
dilakukannya revisi PP tersebut dan disiapkannya standard operating procedure (SOP) serta<br />
mekanisme kerja antara perencana anggaran, perencana kegiatan, dan perencana<br />
pembiayaan.<br />
D. Cool Earth Program Loan<br />
Isu pemanasan global sebagai akibat dari terjadinya efek rumah kaca, penggunaan emisi<br />
karbon yang meningkat, berkurangnya hutan hujan tropis, dan lain-lain telah mengemuka<br />
selama lebih dari satu dekade terakhir. Pemanasan global menyebabkan kenaikan suhu<br />
permukaan bumi, kenaikan permukaan air laut, dan adanya perubahan cuaca yang<br />
berpotensi mengakibatkan bencana alam. Mempertimbangkan berbagai konsekuensi yang<br />
terjadi akibat pemanasan global tersebut, berbagai upaya dilakukan negara-negara dunia.<br />
Selama kurun waktu 10 tahun terakhir telah disusun kesepakatan untuk mengurangi laju<br />
pemanasan global diantaranya melalui Kyoto Protocol dan terakhir pada tahun 2007 melalui<br />
Bali Road Map. Dalam merespon hal tersebut, Pemerintah Indonesia turut berpartisipasi<br />
diantaranya melalui penyusunan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup (environtmental<br />
management).<br />
NK APBN 2009<br />
<strong>VI</strong>-45