14.04.2014 Views

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab <strong>VI</strong><br />

Pembiayaan Defisit <strong>Anggaran</strong>, Pengelolaan Utang, dan Risiko Fiskal<br />

1. Latar Belakang Dukungan Jepang terkait Cool Earth Program untuk<br />

Indonesia<br />

Pada bulan Agustus 2007, Pemerintah <strong>RI</strong> dan Jepang telah menyepakati kerja sama<br />

dalam rangka penanganan masalah perubahan iklim, lingkungan hidup dan energi.<br />

Dalam pembicaraan tingkat tinggi antara Indonesia dan Jepang bulan Desember 2007<br />

yang lalu, telah dimulai diskusi awal untuk merumuskan “Cool Earth Program Loan”.<br />

2. Tujuan Program Loan<br />

Selain dalam rangka pembiayaan defisit APBN, tujuan program loan itu sendiri adalah<br />

untuk menjalankan reformasi kebijakan yang terkait dengan isu-isu pengelolaan<br />

lingkungan hidup berdasarkan pada kerangka kerja Rencana Aksi Nasional yang disusun<br />

oleh Pemerintah Indonesia. Diharapkan pinjaman program tersebut dapat mendorong<br />

kebijakan pembangunan yang ramah lingkungan seperti antara lain pembangunan hutan<br />

tanaman pada lahan hutan yang rusak, rehabilitasi areal bekas kebakaran, rehabilitasi<br />

hutan mangrove dan hutan gambut, perlindungan terhadap forest reserve yang rawan<br />

perambahan, dan perlindungan terhadap hutan yang rawan kebakaran dan perambahan.<br />

3. Skim Program Loan<br />

Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang secara bersama-sama akan merumuskan<br />

rencana aksi/matrik kebijakan (policy matrix) terkait dengan pengelolaan lingkungan<br />

hidup yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dalam kerangka waktu yang<br />

ditetapkan. Namun demikian, pada prinsipnya, policy matrix tersebut dirumuskan dan<br />

dilaksanakan berdasarkan pada ownership Pemerintah Indonesia sendiri. Selama<br />

pelaksanaan program loan tersebut, kedua negara akan melaksanakan monitoring<br />

terhadap pelaksanaan policy matrix tersebut.<br />

Program loan terkait dengan pengelolaan lingkungan tersebut akan dilaksanakan selama<br />

3 tahun (2007–2009). Pencapaian terhadap action plan akan dikonfirmasikan oleh kedua<br />

negara, yang selanjutnya akan menjadi dasar bagi Pemerintah Indonesia untuk<br />

mengusulkan Cool Earth Program Loan yang akan dibiayai melalui Japanese ODA<br />

Loan. Dana pinjaman program loan tersebut akan disediakan oleh Japan Bank for<br />

International Cooperation dan realisasi pencairan dananya akan secara langsung<br />

ditampung dalam rekening Pemerintah Indonesia.<br />

Pada tahun pertama (2008), pelaksanaan disbursement atas pinjaman program ini akan<br />

direalisasikan berdasarkan pemenuhan/pencapaian atas rencana aksi 2007. Adapun<br />

indikasi total pinjaman yang akan dicairkan oleh Pemerintah Jepang yang melalui<br />

Japanese ODA Loan pada tahun 2008 mencapai USD300,0 juta. Selain itu, dalam rangka<br />

Cool Earth Program Loan tersebut, Pemerintah Perancis melalui Agence Française de<br />

Développement (AFD) akan berpartisipasi untuk pembiayaan program loan tersebut<br />

(co-financing) mencapai USD150,0-200,0 juta.<br />

4. Outline Policy Matrix untuk Cool Earth Program Loan<br />

Secara umum, policy matrix mencakup 3 area, yaitu mitigation, adaptation, dan crosscutting<br />

issue. Untuk area mitigation antara lain menitikberatkan pada konservasi hutan<br />

dan penghijauan, penghematan energi, dan renewable energy. Area adaptation antara<br />

lain menitikberatkan pada sumber daya air seperti watershed management, penyediaan<br />

<strong>VI</strong>-46 NK APBN 2009

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!