14.04.2014 Views

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembiayaan Defisit <strong>Anggaran</strong>, Pengelolaan Utang, dan Risiko Fiskal<br />

Bab <strong>VI</strong><br />

program, penarikan pinjaman proyek<br />

biasanya dilakukan lebih dari satu kali<br />

(multi trances) mengingat sebagian<br />

besar pinjaman proyek digunakan<br />

untuk membiayai kegiatan dengan<br />

tahun jamak (multi years) dan/atau<br />

kegiatan yang tersebar di berbagai<br />

daerah. Besarnya penarikan pinjaman proyek dalam satu tahun anggaran ditentukan oleh<br />

rencana penarikan (disbursement plan) yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan<br />

pelaksanaan kegiatan. Realisasi penarikan pinjaman luar negeri secara keseluruhan<br />

dibandingkan dengan rencana penarikan dalam APBN tahun 2004–2007 disajikan dalam<br />

Grafik <strong>VI</strong>.10.<br />

Dalam grafik tersebut terlihat bahwa<br />

realisasi penarikan pinjaman pada tahun<br />

2004–2007 belum sebanding dengan<br />

rencana/pagu yang ditetapkan dalam<br />

APBN-P. Persentase realisasi penarikan<br />

pinjaman yang tertinggi terjadi pada<br />

tahun 2004 mencapai 85 persen dari<br />

target yang ditetapkan dalam APBN-P,<br />

sedangkan yang terendah pada tahun<br />

2006 hanya mencapai 70 persen dari<br />

target APBN-P. Hal ini mengindikasikan<br />

bahwa kebijakan pemerintah dalam<br />

No<br />

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi<br />

1 World Bank 300 300 400 400 600 600 800 600<br />

2 ADB 200 100 500 500 600 600 900 900<br />

3 JBIC - - 92,8 92,8 100 100 400 400<br />

Jumlah<br />

500 400 993 993 1.300 1.300 2.100 1.900<br />

Sumber: Departemen <strong>Keuangan</strong><br />

(Triliun Rp)<br />

Lender<br />

Tabel <strong>VI</strong>.8<br />

Rencana dan Realisasi Pinjaman Program 2004−2007<br />

(juta USD)<br />

2004 2005 2006 2007<br />

Grafik <strong>VI</strong>.10<br />

Rencana dan Realisasi Penarikan Pinjaman Luar Negeri<br />

2004−2008<br />

menetapkan defisit sebagai stimulus fiskal belum dapat sepenuhnya direalisasikan oleh<br />

kementerian negara/lembaga yang kegiatannya dibiayai dengan pinjaman proyek. Adapun<br />

beberapa faktor yang menyebabkan belum dapat dipenuhinya target penarikan pinjaman<br />

tersebut antara lain (1) adanya kelambatan dalam pelaksanaan kegiatan khususnya bagi<br />

pinjaman-pinjaman baru, misalnya belum dipenuhinya berbagai persyaratan administratif<br />

pada saat penuangan dalam dokumen anggaran, (2) terdapat kecenderungan pelaksanaan<br />

kegiatan tidak sesuai dengan rencana (target) awal, sebagaimana tertuang dalam desain<br />

proyek, yang akan berpengaruh terhadap realisasi penarikan dana, dan (3) kegiatan tertentu<br />

yang telah direncanakan tidak dapat dilakukan tepat waktu karena memerlukan proses<br />

pengadaan barang dengan spesifikasi khusus sehingga memerlukan waktu yang relatif lama.<br />

Secara keseluruhan selama tahun 2004–2007, pengelolaan utang memerlukan biaya<br />

terutama untuk pembayaran bunga dan biaya administrasi kepada pemberi pinjaman terkait<br />

dengan pengelolaan utang sebesar Rp286,6 triliun atau rata-rata Rp71,6 triliun per tahun.<br />

Biaya tersebut relatif berfluktuasi yang dipengaruhi oleh pergerakan tingkat bunga pasar,<br />

pergerakan nilai tukar, dan jumlah kebutuhan pembiayaan. Secara proporsi, sekitar 70 persen<br />

realisasi pembayaran bunga dan biaya administrasi digunakan untuk utang dalam negeri.<br />

Hal ini mengingat sebagian besar instrumen utang dalam negeri menggunakan commercial/<br />

market rate, sedangkan pinjaman luar negeri yang outstanding sebagian besar dalam<br />

pinjaman lunak (concessional) yang diperoleh di masa lalu. Secara keseluruhan pengelolaan<br />

utang tahun 2004–2008 dapat diikuti dalam Tabel <strong>VI</strong>.9.<br />

45<br />

40<br />

35<br />

30<br />

25<br />

20<br />

15<br />

10<br />

5<br />

0<br />

18,6 13,4<br />

3,1 5,1<br />

APBN-P<br />

Realisasi<br />

Sumber: Departemen <strong>Keuangan</strong><br />

24,3<br />

14,6<br />

25,5<br />

12,5<br />

11,3 12,3 12,1 13,6<br />

APBN-P<br />

Realisasi<br />

APBN-P<br />

Realisasi<br />

23,2<br />

14,5 14,5<br />

19,0 19,6 19,6<br />

2004 2005 2006 2007 2008<br />

Tahun<br />

Pinjam an Program<br />

APBN-P<br />

Pinjam an Proy ek<br />

Realisasi<br />

APBN-P<br />

6,1<br />

3,8<br />

Realisasi<br />

Sem I<br />

NK APBN 2009<br />

<strong>VI</strong>-29

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!