14.04.2014 Views

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

BAB VI - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembiayaan Defisit <strong>Anggaran</strong>, Pengelolaan Utang, dan Risiko Fiskal<br />

Bab <strong>VI</strong><br />

6.4.7.3 Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam<br />

Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan<br />

<strong>Keuangan</strong> antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dana bagi hasil (DBH)<br />

disalurkan berdasarkan realisasi penerimaan tahun berjalan. Oleh karena itu, selama tahun<br />

anggaran berjalan terdapat potensi perbedaan antara DBH yang dialokasikan dalam APBN-<br />

P dengan realisasi.<br />

Apabila perhitungan realisasi DBH suatu<br />

daerah lebih tinggi daripada alokasi dalam<br />

APBN-P, Pemerintah harus mentransfer<br />

selisih dana tersebut ke daerah yang<br />

bersangkutan. Berdasarkan data tahun<br />

2000–2007, rata-rata selisih alokasi DBH<br />

dengan realisasi adalah sebesar minus 3,05<br />

persen (tanda minus berarti realisasi lebih<br />

besar daripada yang dialokasikan) dalam<br />

APBN-P (lihat Grafik <strong>VI</strong>.15).<br />

6.4.8 Tuntutan Hukum kepada Pemerintah<br />

Tuntutan hukum kepada Pemerintah muncul pada saat pihak ketiga mengajukan tuntutan<br />

hukum kepada Pemerintah melalui pengadilan, seperti dalam kasus pengadaan listrik swasta<br />

(Independent Power Producers/IPPs) dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).<br />

Masalah listrik swasta diselesaikan melalui tiga pola penyelesaian sengketa, yaitu sebagai<br />

berikut (a) closed-out atau penghentian kontrak dengan disertai pemberian kompensasi (7<br />

kontrak); (b) renegosiasi terms and conditions kontrak (17 kontrak); dan (c) ajudikasi atau<br />

arbitrase-litigasi (3 kontrak, yaitu PLTP Dieng, PLTP Patuha, dan PLTP Karaha Bodas).<br />

Dalam ajudikasi atau arbitrase-legitasi tersebut tidak terdapat risiko fiskal. Sengketa atas<br />

kontrak PLTP Dieng dan PLTP Patuha telah dapat diselesaikan melalui settlement agreement<br />

dengan overseas private investment corporation (OPIC) selaku perusahaan asuransi dari<br />

kedua proyek tersebut. Sesuai settlement agreement, Pemerintah berkewajiban membayar<br />

cicilan dengan jadual yang ditentukan. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk<br />

pembayaran cicilan tersebut setiap tahun anggaran. Sedangkan untuk kasus PLTP Karaha<br />

Bodas, arbitrase telah memberikan putusan final dan sejumlah dana pada beberapa trust<br />

accounts di New York dan pada tahun 2006 telah dieksekusi untuk memenuhi seluruh<br />

putusan arbitrase tersebut.<br />

Dalam sengketa yang terkait dengan kegiatan BPPN, jumlah perkara yang ditangani sampai<br />

dengan saat ini adalah 494 perkara, terdiri dari 432 perkara perdata (termasuk 20 perkara<br />

baru), 30 perkara niaga (termasuk 1 perkara baru), 7 perkara tata usaha negara (PTUN), 1<br />

perkara pidana dan 24 penyelesaian kewajiban pemegang saham (PKPS). Beberapa perkara<br />

yang mewajibkan Pemerintah membayar dan yang berpotensi membayar adalah sebagai<br />

berikut.<br />

a. Perkara yang mewajibkan Pemerintah membayar (perkara yang sudah memiliki<br />

kekuatan hukum tetap) adalah sebesar Rp12,2 miliar dan USD104,7 juta. Dengan rincian<br />

(Triliun Rp)<br />

70<br />

60<br />

50<br />

40<br />

30<br />

20<br />

10<br />

0<br />

Grafik <strong>VI</strong>.15<br />

Selisih antara Alokasi dengan Realisasi *<br />

2000 - 2007<br />

Alokasi ke Daerah (<strong>Anggaran</strong>) Realisasi ke daerah *<br />

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007<br />

* Realisasi berdasarkan transfer kas pada KPPN<br />

Sumber: Departemen <strong>Keuangan</strong><br />

NK APBN 2009<br />

<strong>VI</strong>-75

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!