25.10.2014 Views

jurnal - KPPU

jurnal - KPPU

jurnal - KPPU

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Analisis Saran Pertimbangan <strong>KPPU</strong> Terkait Kebijakan Asuransi TKI<br />

Bahwa dalam rangka menjalankan amanat UU No. 5 Tahun 1999, <strong>KPPU</strong> telah<br />

menganalisa industri asuransi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.<br />

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, <strong>KPPU</strong> merasa perlu menyampaikan<br />

pandangan terkait dengan penyelenggaraan asuransi TKI sebagai berikut:<br />

1. <strong>KPPU</strong> berpendapat bahwa perlindungan terhadap TKI luar negeri sangat<br />

diperlukan untuk menjamin keselamatan kerja, perlindungan hukum dan<br />

kesejahteraan para TKI. Dalam hal ini, asuransi merupakan salah satu<br />

bentuk perlindungan terhadap TKI.<br />

2. <strong>KPPU</strong> memahami bahwa pembentukan konsorsium merupakan praktek yang<br />

wajar sebagai bentuk penyebaran resiko bersama. <strong>KPPU</strong> juga memahami<br />

bahwa penerapan sistem satu pintu (pool service) dan pembentukan 1<br />

(satu) konsorsium dalam penyelenggaraan asuransi TKI dapat memberikan<br />

kemudahan pengawasan oleh Depnakertrans. Akan tetapi perlu diperhatikan<br />

dan dipahami bahwa praktek tersebut berpotensi menciptakan berbagai<br />

perjanjian yang dilarang oleh UU No. 5 Tahun 1999, khususnya perilaku<br />

kartel, penetapan harga, pembagian wilayah, perjanjian tertutup dan<br />

penciptaan hambatan masuk pasar. Berbagai potensi tersebut perlu diantisipasi<br />

baik oleh <strong>KPPU</strong>, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans)<br />

maupun oleh Departemen Keuangan (Depkeu) RI.<br />

3. Terhadap Kepmenakertrans No. KEP-157/MEN/2003, <strong>KPPU</strong> berpendapat<br />

bahwa:<br />

a. Penetapan tarif premi, jenis dan besaran jaminan asuransi perlindungan<br />

TKI sebagaimana diatur Kepmen tersebut, telah meniadakan persaingan<br />

karena terdapat produk asuransi TKI lain dalam industri asuransi TKI.<br />

Akibatnya tidak terdapat persaingan antar pelaku usaha asuransi yang<br />

dapat melahirkan suatu pilihan produk asuransi lain bagi konsumen<br />

(para TKI) melalui berbagai inovasi produk asuransi TKI.<br />

b. Kebijakan ini telah memberikan hak monopoli kepada 1 (satu)<br />

konsorsium tertentu. Walaupun UU No. 5 Tahun 1999 tidak melarang<br />

hal ini, kondisi (monopoli) tersebut berpotensi dapat disalahgunakan<br />

untuk menciptakan kartel pembagian wilayah dan hambatan pasar bagi<br />

perusahaan asuransi lain untuk melakukan kegiatan yang sama dalam<br />

industri asuransi TKI. Kedua perilaku ini merupakan bentuk-bentuk<br />

persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam UU No. 5<br />

Tahun 1999 khususnya Pasal 9 tentang Pembagian Wilayah dan Pasal<br />

25 tentang Posisi Dominan.<br />

c. Proses pembentukan 1 (satu) konsorsium dan penunjukan anggota<br />

konsorsium sebagaimana pelaksanaan Kepmenakertrans No. KEP-157/<br />

MEN/2003 bersifat tertutup dan diskriminatif, karena tidak semua<br />

pelaku usaha secara transparan mengetahui dengan jelas proses dan<br />

keputusan pembentukan konsorsium tersebut, serta menghilangkan<br />

142<br />

JURNAL PERSAINGAN USAHA • Edisi 5 - Tahun 2011

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!