12.07.2015 Views

bab iv anggaran belanja pemerintah pusat 2011 - Direktorat ...

bab iv anggaran belanja pemerintah pusat 2011 - Direktorat ...

bab iv anggaran belanja pemerintah pusat 2011 - Direktorat ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab IVAnggaran Belanja Pemerintah Pusat <strong>2011</strong>SBN merupakan non-cash items sebagai kompensasi yang membebani bunga, agar hasilpenerbitan SBN tetap dalam nilai nominalnya. Besaran bunga SBN dipengaruhi antara lainoleh outstanding SBN, jumlah penerbitan pada tahun berjalan, tingkat bunga SBI-3 bulan,yield pada saat penerbitan SBN, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat untukSBN valuta asing (valas).Dalam lima tahun terakhir, perkembangan tingkat bunga SBI-3 bulan cenderung turun.Pada tahun 2005, rata-rata tingkat bunga SBI-3 bulan adalah sebesar 9,1 persen danmenurun menjadi 7,6 persen pada tahun 2009. Penurunan ini terus berlanjut pada tahun2010, dimana rata-rata tingkat suku bunga SBI-3 bulan tersebut diperkirakan berada padalevel 6,5 persen.Sementara itu, nilai tukar mata uang rupiahterhadap dolar Amerika Serikat pada periodeyang sama cenderung berfluktuasi. Padatahun 2005, rata-rata nilai tukar mata uangrupiah terhadap dolar Amerika Serikat beradapada kisaran Rp 9.705 per USD, danmelemah menjadi Rp 10.407 per USD padatahun 2009. Namun, pada tahun 2010 rataratanilai tukar rupiah diperkirakan beradapada kisaran Rp 9.200 per USD. Selanjutnya,perkembangan yield SBN dalam negeri padaperiode 2005-2010 diperkirakan jugasemakin menurun, seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi dan keamanan dalamnegeri sebagaimana tergambar dalam grafik berikut ini (lihat Grafik IV.22).Bunga pinjaman luar negeri, terdiri dari bunga atas pinjaman luar negeri yang ditarik, danfee/biaya pinjaman, seperti commitment fee, front end fee, insurance premium, dan lainlain.Besaran bunga pinjaman luar negeri, terutama dipengaruhi oleh faktor outstandingpinjaman luar negeri, besarnya penarikan pinjaman luar negeri pada tahun berjalan, tingkatbunga Libor, dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang asing. Selama periode2005 sampai dengan tahun 2010, pembayaran bunga utang luar negeri cenderung lebihrendah dari pembayaran bunga utang dalam negeri. Hal ini berkaitan dengan kebijakan<strong>pemerintah</strong> untuk mengurangi ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri, dan lebihmemprioritaskan kemampuan pasar obligasi dalam negeri. Lebih lanjut, pembiayaan melaluisumber luar negeri hingga saat ini justru bersifat negatif (penarikan pinjaman luar negerilebih kecil dari pembayaran kembali pokok utang luar negeri), sedangkan penerbitan SBNinternasional hanya dilakukan apabila pasar SBN domestik diperkirakan tidak mampumenyerap penerbitan SBN domestik.Dalam kurun waktu 2005-2010, perkembangan realisasi pembayaran bunga utang dalamnegeri secara nominal mengalami peningkatan sebesar Rp29,3 triliun atau tumbuh ratarata14,0 persen per tahun, dari sebesar Rp42,6 triliun (11,8 persen terhadap BelanjaPemerintah Pusat atau 1,5 persen terhadap PDB) pada tahun 2005 menjadi Rp63,8 triliun(10,2 persen terhadap Belanja Pemerintah Pusat atau 1,7 persen terhadap PDB) pada tahun2009, dan diperkirakan mencapai Rp71,9 triliun (9,2 persen terhadap Belanja PemerintahPusat atau 1,7 persen terhadap PDB) pada tahun 2010. Penye<strong>bab</strong> kenaikan realisasipembayaran bunga utang dalam negeri pada periode tersebut, adalah karena meningkatnya211917151311975GRAFIK IV.22PERGERAKAN YIELD SBN DALAM NEGERI, 2005-2010Sumber:Kementerian Keuangan5 Tahun 10 TahunIV-36 Nota Keuangan dan RAPBN <strong>2011</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!