bab iv anggaran belanja pemerintah pusat 2011 - Direktorat ...
bab iv anggaran belanja pemerintah pusat 2011 - Direktorat ...
bab iv anggaran belanja pemerintah pusat 2011 - Direktorat ...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Bab IVAnggaran Belanja Pemerintah Pusat <strong>2011</strong>Perkembangan volume <strong>anggaran</strong> <strong>belanja</strong> <strong>pemerintah</strong> <strong>pusat</strong> dalam kurun waktu tersebutdipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhiperkembangan <strong>belanja</strong> <strong>pemerintah</strong> <strong>pusat</strong> adalah perkembangan berbagai indikator ekonomimakro, terutama harga minyak mentah Indonesia (ICP), nilai tukar rupiah terhadap dolarAmerika, dan suku bunga rata-rata SBI 3 bulan, yang terutama mempengaruhi besaran<strong>belanja</strong> subsidi dan pembayaran utang. Sementara itu, faktor internal yang mempengaruhiperkembangan <strong>belanja</strong> tersebut adalah perkembangan kebutuhan penyelenggaraan negaradan berbagai langkah kebijakan di bidang <strong>belanja</strong> <strong>pemerintah</strong> <strong>pusat</strong> dalam mencapai berbagaisasaran pembangunan. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh <strong>pemerintah</strong> dalam 6 tahunterakhir tersebut antara lain adalah sebagai berikut.Pertama, kebijakan pembaharuan (reformasi) di bidang fiskal, termasuk perubahan sistempeng<strong>anggaran</strong> yang mulai diberlakukan sejak tahun 2005, sebagai implementasi dariUndang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Reformasi sistempeng<strong>anggaran</strong> tersebut merupakan bagian integral dari paket pembaharuan fiskal (fiscalreform) dan pengelolaan keuangan negara, yang diatur dalam paket undang-undang dibidang keuangan negara, yaitu: (1) UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;(2) UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; dan (3) UU No. 15 Tahun2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Karenaitu, mulai tahun 2005, <strong>anggaran</strong> <strong>belanja</strong> <strong>pemerintah</strong> <strong>pusat</strong> disusun, dilaksanakan, dandipertanggungjawabkan dalam kerangka pelaksanaan pembaharuan (reformasi) keuangannegara, sebagaimana diamanatkan dalam tiga undang-undang (UU) di bidang keuanganNegara tersebut.Selanjutnya, terkait dengan penyusunan dan pelaksanaan <strong>anggaran</strong> <strong>belanja</strong> <strong>pemerintah</strong><strong>pusat</strong>, terdapat perubahan cukup mendasar yang diamanatkan dalam UU No. 17 Tahun2003, antara lain berkaitan dengan tiga pilar dalam peng<strong>anggaran</strong> <strong>belanja</strong> negara, yaitumeliputi: (1) peng<strong>anggaran</strong> terpadu (unified budget); (2) peng<strong>anggaran</strong> berbasis kinerja(performance based budgeting); dan (3) kerangka pengeluaran jangka menengah (mediumterm expenditure framework). Untuk mewujudkan tiga pilar peng<strong>anggaran</strong> <strong>belanja</strong> negaratersebut, maka <strong>pemerintah</strong> telah menetapkan strategi pengenalan, yang dilaksanakan dalamkurun waktu 2005-2009; strategi pemantapan, yang dilaksanakan dalam kurun waktu 2010-2014, dan strategi penyempurnaan, yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada tahun 2015.Implikasi dari pendekatan peng<strong>anggaran</strong> terpadu (unified budget) dalam pembaharuansistem peng<strong>anggaran</strong> <strong>belanja</strong> negara, menye<strong>bab</strong>kan penyusunan dan pelaksanaan <strong>anggaran</strong><strong>belanja</strong> <strong>pemerintah</strong> <strong>pusat</strong> sejak tahun 2005, tidak lagi memisahkan <strong>anggaran</strong> <strong>belanja</strong> rutin(current expenditures) dengan <strong>anggaran</strong> <strong>belanja</strong> pembangunan (development expenditures).Sejak tahun 2005, penyusunan <strong>anggaran</strong> dilakukan secara terintegrasi antarprogram/antarkegiatan dan jenis <strong>belanja</strong> pada kementerian negara/lembaga beserta seluruh satuankerja yang bertanggungjawab terhadap aset dan kewajiban yang dimilikinya. Selain itu,dalam sistem peng<strong>anggaran</strong> terpadu, alokasi <strong>anggaran</strong> <strong>belanja</strong> <strong>pemerintah</strong> <strong>pusat</strong> dirincimenurut organisasi, fungsi, dan jenis <strong>belanja</strong>.Pelaksanaan <strong>anggaran</strong> berbasis kinerja, dalam kerangka pembaharuan sistem peng<strong>anggaran</strong>,mengakibatkan penyusunan <strong>anggaran</strong> <strong>belanja</strong> dari setiap satuan kerja pada semuakementerian negara/lembaga <strong>pemerintah</strong> <strong>pusat</strong> harus dilakukan dengan memperhatikanketerkaitan antara pendanaan (input) dengan keluaran (output) dan/atau hasil (outcome)yang diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.IV-6 Nota Keuangan dan RAPBN <strong>2011</strong>