12.07.2015 Views

bab iv anggaran belanja pemerintah pusat 2011 - Direktorat ...

bab iv anggaran belanja pemerintah pusat 2011 - Direktorat ...

bab iv anggaran belanja pemerintah pusat 2011 - Direktorat ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab IVAnggaran Belanja Pemerintah Pusat <strong>2011</strong>dan Bahan Bakar Nabati), Liquefied Petroleum Gas (LPG) tabung 3 kilogram, dan tenagalistrik sehingga harga jualnya terjangkau oleh masyarakat. Realisasi <strong>anggaran</strong> <strong>belanja</strong> subsidienergi, yang terdiri dari subsidi BBM dan subsidi listrik, dalam rentang waktu 2005–2010secara nominal mengalami peningkatan sebesar Rp39,5 triliun, atau tumbuh rata-rata 6,6persen per tahun, dari sebesar Rp104,4 triliun (3,8 persen terhadap PDB) pada tahun 2005,dan diperkirakan mencapai Rp144,0 triliun (2,3 persen terhadap PDB) pada tahun 2010.Perubahan realisasi <strong>anggaran</strong> subsidi energi yang cukup signifikan dalam kurun waktutersebut, antara lain berkaitan dengan: (1) perubahan parameter dalam perhitungan subsidienergi, diantaranya ICP, nilai tukar rupiah, volume BBM bersubsidi, dan penjualan tenagalistrik; serta (2) kebijakan penetapan harga bahan bakar minyak bersubsidi dan tarif dasarlistrik.Subsidi BBM, diberikan dengan maksud untuk mengendalikan harga jual BBM, sebagaisalah satu kebutuhan dasar masyarakat di dalam negeri, sehingga dapat terjangkau olehdaya beli masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini dise<strong>bab</strong>kan hargajual BBM dalam negeri sangat dipengaruhi oleh perkembangan berbagai faktor eksternal,antara lain harga minyak mentah di pasar dunia, dan nilai tukar rupiah terhadap dolarAmerika Serikat. Pada saat ini, BBM bersubsidi hanya diberikan pada beberapa jenis BBMtertentu, yaitu minyak tanah (kerosene), minyak solar (gas oil), premium kecuali untukindustri, dan LPG tabung 3 kilogram.Dalam rentang waktu 2005–2010, realisasi <strong>anggaran</strong> subsidi BBM secara nominalmengalami penurunan sebesar Rp6,7 triliun, atau menurun rata-rata 1,4 persen per tahun,dari sebesar Rp95,6 triliun (3,5 persen terhadap PDB) pada tahun 2005 dan diperkirakanmencapai Rp88,9 triliun (1,4 persen terhadap PDB) pada tahun 2010. Penurunan realisasi<strong>anggaran</strong> <strong>belanja</strong> subsidi dalam kurun waktu tersebut, antara lain berkaitan denganparameter volume konsumsi BBM bersubsidi. Dalam tahun 2010, volume konsumsi BBMbersubsidi diperkirakan mencapai 36,5 juta kiloliter, atau turun sebesar 23,2 juta kiloliterbila dibandingkan dengan realisasi volume konsumsi BBM bersubsidi dalam tahun 2005,yang mencapai 59,7 juta kiloliter.Sementara itu, perkembangan harga minyakmentah (crude oil) di pasar dunia, termasukharga minyak mentah Indonesia (ICP) dannilai tukar rupiah terhadap dolar AmerikaSerikat dalam rentang waktu yang samacenderung mengalami fluktuasi. Dalamtahun 2010, realisasi ICP diperkirakanmencapai US$80 per barel. Jumlah ini berartimengalami kenaikan sebesar US$26,6 perbarel (49,8 persen) dibandingkan denganrealisasi ICP dalam tahun 2005 sebesarUS$53,4 per barel (lihat Grafik IV.25).Dalam periode yang sama, perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikatjuga mengalami fluktuasi. Apabila realisasi rata-rata nilai tukar rupiah tahun 2005 mencapaiRp9.705 per dolar Amerika Serikat, maka pada tahun 2010 rata-rata nilai tukar rupiahdiperkirakan mencapai Rp9.200 per dolar Amerika Serikat. Untuk mengendalikan <strong>anggaran</strong>subsidi BBM, Pemerintah bersama DPR-RI sepakat untuk melakukan efisiensi, denganUS$/barel150120906030GRAFIK IV.25PERKEMBANGAN HARGA MINYAK MENTAH INDONESIA (ICP), 2005 - 2010Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop DesSumber : Kementerian Keuangan2005 2006 2007 2008 2009 2010IV-38 Nota Keuangan dan RAPBN <strong>2011</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!