12.07.2015 Views

bab iv anggaran belanja pemerintah pusat 2011 - Direktorat ...

bab iv anggaran belanja pemerintah pusat 2011 - Direktorat ...

bab iv anggaran belanja pemerintah pusat 2011 - Direktorat ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab IVAnggaran Belanja Pemerintah Pusat <strong>2011</strong>Indonesia (KLBI), kredit pemilikan rumah sederhana sehat (KPRSh), maupun kreditketahanan pangan dan energi (KKP-E), termasuk risk sharing KKP-E. Selain itu, peningkatanrealisasi <strong>anggaran</strong> subsidi bunga kredit program juga berkaitan dengan pengembanganenergi nabati (biofuel) dan kredit pengembangan energi nabati dan revitalisasi perkebunan(KPEN-RP) dan jaminan untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam rangka membantu usahamikro, kecil dan menengah (UMKM). Selain itu, dalam APBN-P 2010, Pemerintahmelakukan realokasi sebagian subsidi KPRSh dan Rusunami ke pos pembiayaan melaluifasilitas likuiditas pembiayaan perumahan.Selain berbagai jenis subsidi tersebut, <strong>pemerintah</strong> juga mengalokasikan <strong>anggaran</strong> subsidipajak untuk mendukung program stabilisasi harga kebutuhan pokok dan perkembanganindustri nasional yang strategis. Perkembangan realisasi subsidi pajak ini sangat tergantungkepada jenis komoditi atau sektor-sektor tertentu yang diberikan fasilitas pajak dalam bentukpajak ditanggung <strong>pemerintah</strong> (DTP). Dalam kurun waktu 2005–2010, perkembanganrealisasi subsidi pajak DTP secara nominal mengalami peningkatan sebesar Rp12,2 triliunatau tumbuh dengan rata-rata 24,3 persen per tahun, dari sebesar Rp6,2 triliun (0,2 persenterhadap PDB) pada tahun 2005 menjadi Rp8,2 triliun (0,1 persen terhadap PDB) padatahun 2009, dan diperkirakan mencapai Rp18,4 triliun (0,3 persen terhadap PDB) padatahun 2010.Kenaikan realisasi subsidi pajak DTP tersebut berkaitan dengan kebijakan <strong>pemerintah</strong> untukmenanggung pajak atas sektor-sektor yang strategis, yaitu pembebasan pajak pertambahannilai (PPN) atas impor barang untuk kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi serta panasbumi. Perkembangan realisasi subsidi dalam periode tahun 2005-2010 dapat diikuti dalamTabel IV.14.TABEL IV.14PERKEMBANGAN SUBSIDI, 2005−2010(triliun rupiah)Uraian2005 2006 2007 2008 20092010Real. Real. Real. Real. Real. APBN APBN-PI. Subsidi Energi 104,4 94,6 116,9 223,0 94,6 106,5 144,01. Subsidi BBM 95,6 64,2 83,8 139,1 45,0 68,7 88,92. Subsidi Listrik 8,9 30,4 33,1 83,9 49,5 37,8 55,1II. Subsidi Non-Energi 16,3 12,8 33,3 52,3 43,5 51,3 57,31. Subsidi Pangan 6,4 5,3 6,6 12,1 13,0 11,4 13,92. Subsidi Pupuk 2,5 3,2 6,3 15,2 18,3 14,8 18,43. Subsidi Benih 0,1 0,1 0,5 1,0 1,6 1,6 2,34. PSO 0,9 1,8 1,0 1,7 1,3 1,4 1,45. Kredit Program 0,1 0,3 0,3 0,9 1,1 5,3 2,96. Subsidi Minyak Goreng - - 0,0 0,2 - - -7. Subsidi Kedele - - - 0,1 - - -8. Subsidi Pajak 6,2 1,9 17,1 21,0 8,2 16,9 18,49. Subsidi Lainnya - 0,3 1,5 - - - -JumlahSumber : Kementerian Keuangan120,8 107,4 150,2 275,3 138,1 157,8 201,3IV-44 Nota Keuangan dan RAPBN <strong>2011</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!