Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
dapat dilihat adanya penambahan tokoh. Penyebutan nama tokoh merupakan<br />
aspek utama yang menunjukkan perbedaan dengan puisi karya Ezra Pound,<br />
Portrait d’une Femme.<br />
Proses transformasi selanjutnya disebut dengan deletion atau<br />
penghilangan. Penghilangan citraan terhadap ide seperti yang dicitrakan pada<br />
puisi Portrat dune Femme maka kemudian memunculkan model pencitraan<br />
baru melalui sensualitas wanita atau wanita sebagai symbol seks yaitu pada<br />
puisi Portrait of a Lady. Pemberian judul pada puisi yang pertama<br />
menggunakan bahasa Inggris namun di dalamnya yang digambarkan adalah<br />
sosok wanita Perancis. Puisi ini tidak murni mengkritik satu golongan wanita<br />
saja, namun kedua puisi ini tidak lepas dari bagaimana pengarang sebagai<br />
seorang pria memandang wanita. Wanita dipandang sebagai sosok dengan<br />
penampilan yang menyenangkan namun sayang dianggap murahan.<br />
Jika ditarik benang merah diantara keduanya, ternyata penempatan<br />
wanita diposisi yang kedua tidak akan pernah luntur. Sistem budaya yang<br />
membenarkan budaya patriarkal ini tidak dapat terlepas dari peran serta<br />
masyarakat untuk melanggengkannya. Untuk itulah gerakan feminise lahir<br />
sebagai wacana tandingan untuk mendekonstruksi pemikiran yang kolot ini.<br />
Sangat disayangkan bahwasanya secara hakikat wanita tidak akan pernah<br />
mencapai kesetaraan dengan pria. Jika dikaitkan dengan puisi ini, maka<br />
kekalahan wanita ini pada dasarnya disebabkan oleh sifat-sifat wanita yang<br />
tidak mau merubah diri. Pembenaran akan stigma negatif sebenarnya