You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
c. Rima<br />
Bunyi dalam puisi menghasilkan rima dan ritme. Rima merupakan<br />
pengulangan bunyi yang ada dalam puisi untuk menghasilkan efek yang lebih<br />
merdu. Pengulangan bunyi membentuk musikalitas atau orkestra. Rima tidak<br />
khusus berarti persamaan bunyi atau dalam istilah tradisional disebut sajak. Secara<br />
luas rima menyangkut perpaduan bunyi konsonan dan vokal untuk membangun<br />
orkestrasi atau musikalitas (Waluyo, 1987: 90).<br />
Penciptaan rima dalam sebuah puisi bisanya juga memiliki tujuan khusus<br />
yaitu menciptakan makna. Rima ada beberapa macam, antara lain:<br />
1. Onomatopea<br />
Onomatopea adalah tiruan terhadap bunyi-bunyi yang ada. Dalam puisi,<br />
bunyi-bunyi yang digunakan penyair bertujuan untuk memberikan gema atau<br />
warna suasana tertentu seperti yang diharapkan penyair.” onomatopeia, strictly<br />
defined, means the use of words which, at least supposedly, sound like what they<br />
mean, such as hiss, snap, and bang (Perrine, 1969: 217).<br />
2. Bentuk internal pola bunyi<br />
Merupakan pola yang tercipta dari bunyi-bunyi diakhir baris. Menurut<br />
Boulton dalam Waluyo, 1987: 92, yang dimaksud dengan bentuk internal<br />
adalah aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, repetisi bunyi,<br />
dsb.