Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
publik sudah terlanjur membentuk stigma negatif tentang wanita dan segala<br />
sesuatu yang dilakukannya. Melalui baris ini penyair berusaha untuk<br />
menunjukkan bahwa dalam kenyataannya wanita selalu menjadi yang kedua.<br />
Wanita tidak pernah menjadi yang pertama. Wanita tidak akan pernah sejajar<br />
dengan pria. Karena Sebagai puncknya, pada baris ini penyair mengajukan<br />
pertanyaan kontemplatif ‘tragical?’ yang berarti tragiskah atau menyedihkankah.<br />
Pertanyaan ini bersifat retoris dan interpretatif. Bersifat retoris karena sebenarnya<br />
pertanyaan ini tidak membutuhkan jawaban, sebab semua orang pada dasarnya<br />
bisa mempunyai jawabannya sendiri-sendiri. Pertanyaan ini juga bersifat<br />
interpretatif karena bisa dijawab dengan ‘ya’ atau ‘tidak’ tergantung dari sudut<br />
pandang si penjawab.<br />
Namun demikian, ironisnya harapan penyair yang begitu besar akan<br />
adanya perubahan pada diri wanita ternyata sia-sia. Meskipun wanita mempunyai<br />
potensi untuk berubah dan berbenah sebagaimana pria, akan tetapi potensi<br />
tersebut masih sebatas harapan. Pada kenyataannya wanita justru ‘menikmati’<br />
kondisinya sekarang, tanpa ada usaha untuk keluar dari kungkungan tersebut.<br />
Pada baris berikutnya, ungkapan ‘No. you preferred it to the usual thing<br />
menegaskan kenyataan tersebut. Meski mendapat kritik baik secara halus maupun<br />
secara terang-terangan mengenai eksistensi dan peluang untuk mengikis stigma<br />
negatif pada dirinya, ternyata wanita bisa pernah sadar atau justru tidak mau<br />
sadar tentang segala keburukannya. Wanita justru menganggap berbagai hal<br />
negatif yang ada pada dirinya adalah sesuatu yang wajar dan bukan sesuatu yang<br />
luar biasa atau patut dipersalahkan.