Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Wanita akan selalu menjadi yang kedua. Dalam bukunya The second sex,<br />
Simon de Beuvoi mengunakan terminologi eksistensialis untuk definisi kultural<br />
dari adat hierarki dan non resiprokal dalam hubungan antara maskulinitas dan<br />
femininitas. Lelaki adalah subjek atas dirinya sendiri sedangkan wanita dianggap<br />
sebagai objek yang tidak punya otoritas, karena wanita adalah sang liyan. ”as<br />
cultural for hierarchical nature of the relationship between masculinity and<br />
femininity. ”He is the subject or self. She is object or non-self: that is she is<br />
otherness.<br />
Pada dasarnya otherness atau sosok yang lain ini merupakan efek dari<br />
penyetaraan antara maskulinitas dengan humanitas –kemanusiaan. Lelaki adalah<br />
sentral, sedangkan wanita adalah peripheral, lelaki adalah penting sedangkan<br />
wanita adalah pelengkap, lelaki adalah yang utama sedangkan wanita adalah yang<br />
kedua.<br />
De Beauvoir (2003: 108) menyatakan bahwa sejak jaman primitif hingga<br />
sekarang, kecenderungan untuk memberikan hak untuk perempuan mempunyai<br />
makna yang sama: yang dikehendaki laki-laki untuk dimiliki adalah yang tidak<br />
dimilikinya, ia mencari kesatuan dengan apa yang tampak sebagai Sosok yang<br />
Lain dari dirinya.<br />
Wanita tidak akan pernah dihargai ketika ia muncul sebagai dirinya<br />
seutuhnya. Ia akan dihargai oleh lelaki ketika ia mampu menampilkan Sosok yang<br />
Lain. Dalam diri perempuan, Laki-laki mencari Sosok yang Lain sebagai Alam<br />
dan sebagai teman hidup. Pada setiap mitos yang berkembang, pencitraan akan<br />
kebaikan akan selalu ditujukan untuk lelaki. Dan sosok yang lain atau perempuan