Karakteristik Tabel 3.4.2 Period prevalence ISPA, pneumonia, pneumonia balita, dan prevalensi pneumonia menurut karaktristik, Indonesia <strong>2013</strong> ISPA (persen) Period prevalence Pneumonia (persen) Period prevalence Pneumonia Balita (per mil) Prevalensi Pneumonia (persen) D D/G D D/G D D/G D D/G Kelompok umur (tahun) < 1 22,0 35,2 0,2 1,4 1,2 2,9 1-4 25,8 41,9 0,2 2,0 1,6 4,3 5-14 15,4 27,8 0,1 1,5 1,3 3,7 15-24 10,4 20,7 0,1 1,6 1,3 4,1 25-34 11,1 20,8 0,2 1,6 1,4 4,2 35-44 11,8 21,8 0,2 1,8 1,5 4,5 45-54 12,8 23,4 0,2 2,1 1,9 5,4 55-64 13,5 24,6 0,3 2,5 2,3 6,2 65-74 15,2 27,3 0,4 3,1 2,9 7,7 ≥75 15,3 27,3 0,5 3,2 2,6 7,8 Balita (bulan) 0-11 2,2 13,6 12-23 2,6 21,7 24-35 2,6 21,0 36-47 2,0 18,2 48-59 2,4 17,9 Jenis Kelamin Laki-laki 13,7 25,1 0,2 1,9 2,5 19,0 1,7 4,8 Perempuan 13,8 24,9 0,2 1,7 2,3 18,0 1,4 4,3 Pendidikan Tidak sekolah 16,3 29,7 0,2 2,6 1,9 6,2 Tidak tamat SD/MI 14,4 27,1 0,2 2,1 1,6 5,0 Tamat SD/MI 12,7 23,5 0,2 2,0 1,6 4,9 Tamat SMP/MTS 11,3 21,5 0,2 1,7 1,4 4,3 Tamat SMA/MA 10,3 19,4 0,2 1,3 1,5 3,8 Tamat D1-D3/PT 9,5 16,4 0,2 0,9 1,6 3,1 Pekerjaan Tidak bekerja 12,1 22,5 0,2 1,8 1,6 4,5 Pegawai 10,8 19,4 0,2 1,2 1,6 3,7 Wiraswasta 11,0 20,7 0,2 1,6 1,5 4,1 Petani/Nelayan/Buruh 12,6 24,4 0,2 2,4 1,7 5,8 Lainnya 11,8 22,7 0,2 1,9 1,7 4,9 Tempat Tinggal Perkotaan 13,2 24,1 0,2 1,6 2,3 15,0 1,6 4,2 Perdesaan 14,4 26,0 0,2 2,0 2,5 22,0 1,6 4,9 Kuintil Indeks Kepemilikan Terbawah 14,6 29,1 0,2 2,8 2,4 27,4 1,6 6,3 Menengah Bawah 14,7 26,8 0,2 2,2 3,1 22,5 1,7 5,1 Menengah 14,4 25,8 0,2 1,7 2,7 17,5 1,6 4,4 Menengah Atas 13,5 24,0 0,2 1,5 1,9 16,0 1,6 4,0 Teratas 12,1 20,8 0,2 1,2 2,0 12,4 1,5 3,4 68
3.4.1.3. Tuberkulosis paru (TB paru) Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama adalah batuk selama 2 minggu atau lebih, batuk disertai dengan gejala tambahan yaitu dahak, dahak bercampur darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam lebih dari 1 bulan. Penyakit TB paru ditanyakan pada responden untuk kurun waktu ≤1 tahun berdasarkan diagnosis yang ditegakkan oleh tenaga kesehatan melalui pemeriksaan dahak, foto toraks atau keduanya. Tabel 3.4.3 Prevalensi TB paru berdasarkan diagnosis dan gejala TB paru menurut provinsi, Indonesia <strong>2013</strong> Provinsi Diagnosis TB Gejala TB paru Batuk ≥ 2 mgg Batuk darah Aceh 0,3 4,2 3,5 Sumatera Utara 0,2 3,8 2,7 Sumatera Barat 0,2 3,2 3,0 Riau 0,1 1,8 2,5 Jambi 0,2 2,7 2,7 Sumatera Selatan 0,2 3,2 2,8 Bengkulu 0,2 3,2 1,8 Lampung 0,1 2,5 2,2 Bangka Belitung 0,3 3,8 2,2 Kepulauan Riau 0,2 2,3 2,5 DKI Jakarta 0,6 4,2 1,9 Jawa Barat 0,7 3,3 2,8 Jawa Tengah 0,4 3,8 3,0 DI Yogyakarta 0,3 4,9 0,9 Jawa Timur 0,2 5,0 2,4 Banten 0,4 2,7 3,2 Bali 0,1 4,0 2,5 Nusa Tenggara Barat 0,3 4,4 3,8 Nusa Tenggara Timur 0,3 8,8 4,0 Kalimantan Barat 0,2 2,8 3,0 Kalimantan Tengah 0,3 3,2 2,8 Kalimantan Selatan 0,3 4,4 3,1 Kalimantan Timur 0,2 2,5 1,6 Sulawesi Utara 0,3 4,1 3,7 Sulawesi Tengah 0,2 4,9 3,7 Sulawesi Selatan 0,3 6,6 3,3 Sulawesi Tenggara 0,2 4,3 4,4 Gorontalo 0,5 4,6 4,8 Sulawesi Barat 0,3 4,6 3,1 Maluku 0,3 3,4 3,8 Maluku Utara 0,2 4,7 4,3 Papua Barat 0,4 3,5 2,7 Papua 0,6 5,1 4,5 Indonesia 0,4 3,9 2,8 Prevalensi penduduk Indonesia yang didiagnosis TB paru oleh tenaga kesehatan tahun <strong>2013</strong> adalah 0.4 persen, tidak berbeda dengan 2007 (Gambar 3.4.4). Lima provinsi dengan TB paru tertinggi adalah Jawa Barat (0.7%), Papua (0.6%), DKI Jakarta (0.6%), Gorontalo (0.5%), Banten (0.4%) dan Papua Barat (0.4%). 69
- Page 1 and 2:
RISET KESEHATAN DASAR RISKESDAS 201
- Page 3 and 4:
SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
- Page 5 and 6:
anggota RT yang tidak bisa diwawanc
- Page 7 and 8:
menjadi 59,8 persen (2013), walaupu
- Page 9 and 10:
Proporsi RT yang memiliki akses ter
- Page 11 and 12:
Prevalensi gagal ginjal kronis berd
- Page 13 and 14:
pada tahun 2013 adalah Nusa Tenggar
- Page 15 and 16:
jenis hormonal. Pelayanan KB di Ind
- Page 17 and 18:
garam mengandung cukup iodium adala
- Page 19 and 20:
3.2. Farmasi dan Pelayanan Kesehata
- Page 21 and 22:
3.15. Kesehatan Indera ............
- Page 23 and 24:
Tabel 3.4.7 Proporsi Penderita hepa
- Page 25 and 26:
Tabel 3.13.5 Persentase imunisasi d
- Page 27 and 28:
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.5.1 Kerangka
- Page 29 and 30:
Gambar 3.5.5 Kecenderungan prevalen
- Page 31 and 32:
Gambar 3.13.2 Persentase umur 0-59
- Page 33 and 34:
Gambar 3.15.7 Proporsi tiga alasan
- Page 35 and 36:
Syndrome ICCIDD : International Cou
- Page 37 and 38:
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyara
- Page 39 and 40:
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belak
- Page 41 and 42:
1.5. Kerangka Pikir FUNGSI SISTEM K
- Page 43 and 44:
1. Indikator Status gizi Kesehata
- Page 45 and 46:
2. Untuk provinsi dan pusat: a. Mam
- Page 47 and 48:
- Tahap ketiga, dari setiap BS Risk
- Page 49 and 50:
Tabel 2.2.1 Distribusi BS, RT, dan
- Page 51 and 52:
Gambar 2.2.1 Rentang sampel RT untu
- Page 53 and 54:
Rincian rekrutmen sampel untuk stat
- Page 55 and 56: Dari uji coba yang dilakukan didapa
- Page 57 and 58: Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
- Page 59 and 60: Tabel 2.3.1 Validasi variabel rumah
- Page 61 and 62: a. Blok X tentang keterangan wawanc
- Page 63 and 64: PJT Kabupaten/Kota melakukan editin
- Page 65 and 66: se( Yˆ) v( Yˆ) dengan adalah est
- Page 67 and 68: 2. Gambaran status ekonomi penduduk
- Page 69 and 70: Tabel 2.10.5 Persentase Rumah Tangg
- Page 71 and 72: 3.1. Akses dan Pelayanan Kesehatan
- Page 73 and 74: 100,0 80,0 60,0 65,2 78,2 40,0 26 2
- Page 75 and 76: Proporsi rumah tangga menuju puskes
- Page 77 and 78: 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 Poske
- Page 79 and 80: Tabel 3.2.1 Proporsi rumah tangga y
- Page 81 and 82: Tabel 3.2.3 Proporsi rumah tangga y
- Page 83 and 84: untuk mendorong penggunaan OG lebih
- Page 85 and 86: Karakteristik Tabel 3.2.9 Proporsi
- Page 87 and 88: memanfaatkan yankestrad keterampila
- Page 89 and 90: 95,9%) dibandingkan dengan di perde
- Page 91 and 92: Masih terdapat anak laki-laki (1,0%
- Page 93 and 94: 0,2 0,2 2,3 0,8 96,5 Gambar 3.3.7 P
- Page 95 and 96: 100,0 80,0 59,8 60,0 40,0 20,0 0,0
- Page 97 and 98: Menurut karakteristik, porporsi rum
- Page 99 and 100: Gambar 3.3.16 memperlihatkan kondis
- Page 101 and 102: ahan bakar tidak aman lebih tinggi
- Page 103 and 104: 3.4. Penyakit Menular Ainur Rofiq,
- Page 105: 3.4.1.2. Pneumonia Pneumonia adalah
- Page 109 and 110: 1,5 1,2 0,9 0,6 0,3 0,0 Bali Riau L
- Page 111 and 112: Tabel 3.4.5 Prevalensi hepatitis, i
- Page 113 and 114: Tabel 3.4.7 Proporsi penderita hepa
- Page 115 and 116: pemakaian zinc pada pengobatan diar
- Page 117 and 118: Tabel 3.4.10 Insiden dan prevalen m
- Page 119 and 120: Tabel 3.4.11 Proporsi penderita mal
- Page 121 and 122: 3.5. Penyakit Tidak Menular Laurent
- Page 123 and 124: penyakit berdasarkan diagnosis dokt
- Page 125 and 126: Tabel 3.5.2 Prevalensi penyakit asm
- Page 127 and 128: Tabel 3.5.3 Prevalensi diabetes, hi
- Page 129 and 130: 3.5.7.1 Penyakit jantung koroner Pe
- Page 131 and 132: Tabel 3.5.6 Prevalensi penyakit jan
- Page 133 and 134: Tabel 3.5.7 Prevalensi penyakit gag
- Page 135 and 136: tertinggi pada kuintil indeks kepem
- Page 137 and 138: Gambar 3.5.5 menunjukkan kecenderun
- Page 139 and 140: 3.6.1. Prevalensi Cedera dan penyeb
- Page 141 and 142: Karakteristik Tabel 3.6.2 Prevalens
- Page 143 and 144: pada umur 25-34 tahun (26,9%), pata
- Page 145 and 146: terkilir sebaliknya dengan semakin
- Page 147 and 148: Tabel 3.6.6 Proporsi tempat terjadi
- Page 149 and 150: persen yang menerima perawatan dan
- Page 151 and 152: dan 10,6 persen. Proporsi EMD pada
- Page 153 and 154: persen, Provinsi tertinggi untuk pe
- Page 155 and 156: Tabel 3.7.5 Persentase Penduduk ≥
- Page 157 and 158:
Provinsi yang mempunyai indeks DMF-
- Page 159 and 160:
Tabel 3.8.1 menunjukkan kesulitan b
- Page 161 and 162:
penduduk Indonesia tidak dapat berf
- Page 163 and 164:
3.9. Kesehatan Jiwa Sri Idaiani, In
- Page 165 and 166:
Berdasarkan Tabel 3.9.1, terlihat b
- Page 167 and 168:
Penilaian gangguan mental emosional
- Page 169 and 170:
Perilaku BAB yang dianggap benar ad
- Page 171 and 172:
Tabel 3.10.2 Proporsi penduduk umur
- Page 173 and 174:
Tabel 3.10.4 Rerata jumlah batang r
- Page 175 and 176:
dan Riskesdas 2013 menjadi 36,3 pes
- Page 177 and 178:
3.10.3. Perilaku aktivitas fisik Ak
- Page 179 and 180:
Tabel 3.10.7 Proporsi penduduk ≥1
- Page 181 and 182:
sehingga dapat dilakukan analisis k
- Page 183 and 184:
Daging yang diawetkan Dibakar Kopi
- Page 185 and 186:
Tabel 3.10.10 Proporsi penduduk umu
- Page 187 and 188:
8. Tidak merokok dalam rumah, Penge
- Page 189 and 190:
3.11. Pembiayaan kesehatan Endang I
- Page 191 and 192:
Walaupun DKI Jakarta diketahui tida
- Page 193 and 194:
Gorontalo Kalsel Jatim Sulteng DKI
- Page 195 and 196:
Tabel 3.11.4 Proporsi pemanfaatan r
- Page 197 and 198:
Tabel 3.11.5 Proporsi pemanfaatan r
- Page 199 and 200:
pemanfaatan sumber biaya dari Jamke
- Page 201 and 202:
3.12. Kesehatan reproduksi Tin Afif
- Page 203 and 204:
Proporsi penggunaan KB saat ini has
- Page 205 and 206:
Gambar 3.12.5 adalah variasi propor
- Page 207 and 208:
Kelompok WUS kawin yang tidak perna
- Page 209 and 210:
cenderung untuk melakukan ANC. Caku
- Page 211 and 212:
Tidak konsum si zat besi 10,9 Mengo
- Page 213 and 214:
25,0 20,0 19,9 15,0 10,0 9,8 5,0 3,
- Page 215 and 216:
sekolah), petani/ nelayan/buruh tin
- Page 217 and 218:
100,0 80,0 81,9 60,0 40,0 51,8 43,4
- Page 219 and 220:
80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0
- Page 221 and 222:
25,0 20,0 15,0 11,1 10,0 5,0 10,2 0
- Page 223 and 224:
Tabel 3.13.3 Persentase panjang bad
- Page 225 and 226:
10,0 8,0 7,6 6,0 4,0 4,3 2,0 0,0 0,
- Page 227 and 228:
0,6 0,53 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0,09 0
- Page 229 and 230:
Tabel 3.13.5 Persentase imunisasi d
- Page 231 and 232:
Tabel 3.13.7 Persentase imunisasi d
- Page 233 and 234:
Tabel 3.13.9 Persentase alasan tida
- Page 235 and 236:
Persentase KN1 pada anak balita men
- Page 237 and 238:
100,0 80,0 60,0 39,3 40,0 20,0 31,8
- Page 239 and 240:
dengan tidak diberi apa-apa meningk
- Page 241 and 242:
Tabel 3.13.13 Persentase proses mul
- Page 243 and 244:
3.13.8. Pemantauan pertumbuhan Pema
- Page 245 and 246:
Gambar 3.13.15 Persentase anak pere
- Page 247 and 248:
3.14. Status Gizi Anies Irawati, At
- Page 249 and 250:
Dalam laporan ini ada beberapa isti
- Page 251 and 252:
70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 37,2
- Page 253 and 254:
25,0 20,0 18,818,518,0 19,2 18,0 17
- Page 255 and 256:
Secara keseluruhan, prevalensi pend
- Page 257 and 258:
Lebih rinci, data status gizi anak
- Page 259 and 260:
Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah,
- Page 261 and 262:
20,0 16,0 12,0 8,0 7,1 7,5 7,3 4,0
- Page 263 and 264:
Pada tahun 2013, prevalensi obesita
- Page 265 and 266:
50,0 40,0 30,0 26,6 20,0 10,0 18,8
- Page 267 and 268:
2007 2013 50,0 50,0 46,6 40,0 40,0
- Page 269 and 270:
3.15. Kesehatan Indera Lutfah Rif
- Page 271 and 272:
3,0 2,5 2,6 2,0 1,5 1,0 0,5 0,4 0,9
- Page 273 and 274:
10,0 9,2 8,0 6,0 5,5 4,0 2,0 1,4 3,
- Page 275 and 276:
Tabel 3.15.1 Proporsi ketersediaan
- Page 277 and 278:
Pterygium merupakan penebalan konju
- Page 279 and 280:
tahu bahwa buta katarak bisa dioper
- Page 281 and 282:
3.15.2 Kesehatan telinga Data yang
- Page 283 and 284:
4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0
- Page 285 and 286:
3.16. Pemeriksaan biomedis Rita Mar
- Page 287 and 288:
Gambar 3.16.2 Rekrutmen spesimen da
- Page 289 and 290:
100,0 80,0 60,0 40,0 77,1 62,3 20,0
- Page 291 and 292:
50,0 40,0 30,0 20,0 14,9 22,1 24,3
- Page 293 and 294:
Tabel 3.16.6 Proporsi GDP terganggu
- Page 295 and 296:
4. Malaria berdasarkan hasil rapid
- Page 297 and 298:
4.1. Pemeriksaan kadar kolesterol t
- Page 299 and 300:
Kreatinin serum tidak dapat digunak
- Page 301 and 302:
Depkes RI, 2003, Pedoman Pemantauan
- Page 303 and 304:
Diakses dari http://www.kidney.org/
- Page 305 and 306:
World Health Organization. Antimala