18.04.2014 Views

Hasil Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

3.5.7.1 Penyakit jantung koroner<br />

Penyakit jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah<br />

karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Secara klinis, ditandai dengan nyeri dada<br />

atau terasa tidak nyaman di dada atau dada terasa tertekan berat ketika sedang mendaki/kerja<br />

berat ataupun berjalan terburu-buru pada saat berjalan di jalan datar atau berjalan jauh.<br />

Didefinisikan sebagai PJK jika pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark<br />

miokard) oleh dokter atau belum pernah didiagnosis menderita PJK tetapi pernah mengalami<br />

gejala/riwayat: nyeri di dalam dada/rasa tertekan berat/tidak nyaman di dada dan nyeri/tidak<br />

nyaman di dada dirasakan di dada bagian tengah/dada kiri depan/menjalar ke lengan kiri dan<br />

nyeri/tidak nyaman di dada dirasakan ketika mendaki/naik tangga/berjalan tergesa-gesa dan<br />

nyeri/tidak nyaman di dada hilang ketika menghentikan aktifitas/istirahat.<br />

3.5.7.2 Penyakit gagal jantung<br />

Gagal Jantung/Payah Jantung (fungsi jantung lemah) adalah ketidakmampuan jantung memompa<br />

darah yang cukup ke seluruh tubuh yang ditandai dengan sesak nafas pada saat beraktifitas<br />

dan/atau saat tidur terlentang tanpa bantal, dan/atau tungkai bawah membengkak. Didefinisikan<br />

sebagai penyakit gagal jantung jika pernah didiagnosis menderita penyakit gagal jantung<br />

(decompensatio cordis) oleh dokter atau belum pernah didiagnosis menderita penyakit gagal<br />

jantung tetapi mengalami gejala/riwayat: sesak napas pada saat aktifitas dan sesak napas saat<br />

tidur terlentang tanpa bantal dan kapasitas aktivitas fisik menurun/mudah lelah dan tungkai bawah<br />

bengkak.<br />

3.5.8. Stroke<br />

Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal dan/atau global,<br />

munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh<br />

gangguan peredaran darah otak non traumatik. Gangguan syaraf tersebut menimbulkan gejala<br />

antara lain: kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo),<br />

mungkin perubahan kesadaran, gangguan penglihatan, dan lain-lain. Didefinisikan sebagai stroke<br />

jika pernah didiagnosis menderita penyakit stroke oleh tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan)<br />

atau belum pernah didiagnosis menderita penyakit stroke oleh nakes tetapi pernah mengalami<br />

secara mendadak keluhan kelumpuhan pada satu sisi tubuh atau kelumpuhan pada satu sisi<br />

tubuh yang disertai kesemutan atau baal satu sisi tubuh atau mulut menjadi mencong tanpa<br />

kelumpuhan otot mata atau bicara pelo atau sulit bicara/komunikasi dan atau tidak mengerti<br />

pembicaraan.<br />

Tabel 3.5.5 menunjukkan prevalensi jantung koroner berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter<br />

di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5<br />

persen. Prevalensi jantung koroner berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi Sulawesi Tengah<br />

(0,8%) diikuti Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Aceh masing-masing 0,7 persen. Sementara<br />

prevalensi jantung koroner menurut diagnosis atau gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur<br />

(4,4%), diikuti Sulawesi Tengah (3,8%), Sulawesi Selatan (2,9%), dan Sulawesi Barat (2,6%).<br />

Prevalensi gagal jantung berdasar wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,13<br />

persen, dan yang terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 0,3 persen. Prevalensi gagal jantung<br />

berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi DI Yogyakarta (0,25%), disusul Jawa Timur (0,19%), dan<br />

Jawa Tengah (0,18%). Prevalensi gagal jantung berdasarkan diagnosis dan gejala tertinggi di<br />

Nusa Tenggara Timur (0,8%), diikuti Sulawesi Tengah (0,7%), sementara Sulawesi Selatan dan<br />

Papua sebesar 0,5 persen.<br />

Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per mil dan<br />

yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil. Prevalensi Stroke<br />

berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Sulawesi Utara (10,8‰), diikuti DI Yogyakarta (10,3‰),<br />

Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per mil. Prevalensi Stroke berdasarkan<br />

91

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!