18.04.2014 Views

Hasil Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

3.6.1. Prevalensi Cedera dan penyebabnya<br />

Penyebab terjadinya cedera meliputi penyebab yang disengaja (intentional injury), penyebab yang<br />

tidak disengaja (unintentional injury) dan penyebab yang tidak bisa ditentukan (undeterminated<br />

intent) (WHO, 2004). Penyebab cedera yang disengaja meliputi bunuh diri, Kekerasan Dalam<br />

Rumah Tangga (KDRT) seperti dipukul orang tua/suami/istri/anak), penyerangan, tindakan<br />

kekerasan/pelecehan dan lain-lain. Penyebab cedera yang tidak disengaja antara lain:<br />

terbakar/tersiram air panas/bahan kimia, jatuh dari ketinggian, digigit/diserang binatang,<br />

kecelakaan transportasi darat/laut/udara, kecelakaan akibat kerja, terluka karena benda<br />

tajam/tumpul/mesin, kejatuhan benda, keracunan, bencana alam, radiasi, terbakar dan lainnya.<br />

Penyebab cedera yang tidak dapat ditentukan (undeterminated intent) yaitu penyebab cedera<br />

yang sulit untuk dimasukkan kedalam kelompok penyebab yang disengaja atau tidak disengaja.<br />

Penyebab cedera yang dituliskan dalam laporan ini adalah penyebab yang tidak disengaja.<br />

Prevalensi dan proporsi penyebab cedera menurut provinsi disajikan pada Tabel 3.6.1.<br />

Prevalensi cedera secara nasional adalah 8,2 persen, prevalensi tertinggi ditemukan di Sulawesi<br />

Selatan (12,8%) dan terendah di Jambi (4,5%). Provinsi yang mempunyai prevalensi cedera lebih<br />

tinggi dari angka nasional sebanyak 15 provinsi.<br />

Penyebab cedera terbanyak yaitu jatuh (40,9%) dan kecelakaan sepeda motor (40,6%),<br />

selanjutnya penyebab cedera karena terkena benda tajam/tumpul (7,3%), transportasi darat lain<br />

(7,1%) dan kejatuhan (2,5%). Sedangkan untuk penyebab yang belum disebutkan proporsinya<br />

sangat kecil.<br />

Penyebab cedera transportasi sepeda motor tertinggi ditemukan di Bengkulu (56,4 persen) dan<br />

terendah di Papua (19,4%). Adapun untuk transportasi darat lain proporsi tertinggi terjadi di<br />

Kalimantan Selatan (10,1%) dan terendah ditemukan di Papua (2,5%). Proporsi jatuh tertinggi di<br />

NTT (55,5%) dan terendah di Bengkulu (26,6%). Proporsi tertinggi terkena benda tajam/tumpul<br />

terjadi di Papua (29%) dan terendah di DI Yogyakarta (4,7%). Penyebab cedera karena terbakar<br />

ditemukan proporsi tertinggi di Papua (2%) dan terendah (tanpa kasus) di Kalimantan Timur.<br />

Untuk penyebab cedera karena gigitan hewan tertinggi terjadi di DI Yogyakarta (2,6%) terendah<br />

terjadi di 3 provinsi yaitu Lampung, Banten dan Kalimantan Selatan (0,1%). Proporsi kejatuhan<br />

tertinggi ditemukan di Papua (10,1%) dan terendah di Sumatera Selatan (1,3%). Keracunan<br />

sebagian besar tidak ditemukan kasusnya, proporsi tertinggi terjadi di Jambi (0,10%).<br />

Adapun untuk gambaran prevalensi cedera dan penyebabnya menurut karakteristik disajikan pada<br />

Tabel 3.6.2.<br />

Prevalensi cedera tertinggi berdasarkan karakteristik responden yaitu pada kelompok umur 15-24<br />

tahun (11,7%), laki-laki (10,1%), pendidikan tamat SMP/MTS (9,1%), yang tidak bekerja atau<br />

bekerja sebagai pegawai (8,4% persen), bertempat tinggal di perkotaan (8,7%) pada kuintil<br />

Indeks kepemilikan menengah atas (8,7%).<br />

Ditinjau dari penyebab cederanya, proporsi tertinggi adalah cedera karena jatuh (91,3%) pada<br />

kelompok umur

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!