18.04.2014 Views

Hasil Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Masih terdapat anak laki-laki (1,0%) dan anak perempuan (1,1%) berumur di bawah 12 tahun<br />

yang biasa mengambil air untuk kebutuhan minum rumah tangga. Proporsi rumah tangga dengan<br />

anak perempuan berumur di bawah 12 tahun sebagai pengambil air minum di perdesaan (1,5%)<br />

lebih tinggi dibandingkan di perkotaan (0,4%)<br />

Semakin tinggi kuintil indeks kepemilikan, semakin tinggi juga proporsi rumah tangga dengan<br />

anggota rumah tangga laki-laki dewasa mengambil air; sebaliknya semakin tinggi kuintil indeks<br />

kepemilikan, semakin rendah proporsi rumah tangga dengan anggota rumah tangga perempuan<br />

dewasa mengambil air (Gambar 3.3.4).<br />

100,0<br />

80,0<br />

60,0<br />

40,0<br />

20,0<br />

0,0<br />

56,1<br />

39,5<br />

2,7<br />

1,7<br />

46,2<br />

52,2<br />

0,7<br />

0,9<br />

38,0<br />

60,7<br />

Terbawah Menengah bawah Menengah Menengah atas Teratas<br />

0,5<br />

0,8<br />

23,9<br />

74,9<br />

0,3<br />

0,9<br />

19,4<br />

79,6<br />

0,4<br />

0,6<br />

Dewasa P Dewasa L Anak P Anak L<br />

Gambar 3.3.4<br />

Proporsi rumah tangga berdasarkan anggota rumah tangga yang biasa<br />

mengambil air menurut karakteristik, Indonesia <strong>2013</strong><br />

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI (Permenkes RI) No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang<br />

Kualitas Air Minum disebutkan bahwa air minum harus memenuhi persyaratan kesehatan secara<br />

fisik, kimia, dan mikrobiologi. Dalam laporan ini air minum yang dikonsumsi dikategorikan baik<br />

apabila memenuhi persyaratan kualitas fisik; yaitu tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak<br />

berbusa, dan tidak berbau. Pada umumnya air minum rumah tangga di Indonesia (94,1%)<br />

termasuk dalam kategori baik (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbusa, dan tidak<br />

berbau). Masih terdapat rumah tangga dengan kualitas air minum keruh (3,3%), berwarna (1,6%),<br />

berasa (2,6%), berbusa (0,5%), dan berbau (1,4%). Berdasarkan provinsi, proporsi rumah tangga<br />

tertinggi dengan air minum keruh adalah di Papua (15,7%), berwarna juga di Papua (6,6%),<br />

berasa adalah di Kalimantan Selatan (9,1%), berbusa dan berbau adalah di Aceh (1,2%, dan<br />

3,8%). (Buku <strong>Riskesdas</strong> <strong>2013</strong> dalam Angka).<br />

Menurut karakteristik, proporsi rumah tangga dengan kualitas air minum kategori baik (tidak keruh,<br />

tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbusa, dan tidak berbau) di perkotaan (96,0%) lebih tinggi<br />

dibandingkan dengan di perdesaan (92,0%). Semakin tinggi kuintil indeks kepemilikan, proporsi<br />

rumah tangga dengan kualitas air minum kategori baik cenderung meningkat (Gambar 3.3.5).<br />

53

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!