18.04.2014 Views

Hasil Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

3.15.2 Kesehatan telinga<br />

Data yang dikumpulkan terkait status kesehatan telinga meliputi anatomi liang telinga, kelainan<br />

pada telinga tengah dan daerah retroaurikular, keutuhan gendang telinga, serta adanya<br />

gangguan fungsi pendengaran. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik oleh<br />

nakes terlatih pada responden berumur 2 tahun keatas dan untuk fungsi pendengaran dilakukan<br />

tes konversasi bagi responden yang kooperatif dan tidak tuna wicara.<br />

Keterbatasan pengumpulan data terkait kesehatan telinga adalah kemampuan klinis nakes yang<br />

sangat bervariasi dalam mengenali kelainan telinga dan retroaurikular. Keterbatasan untuk<br />

pengukuran tajam pendengaran adalah tidak tersedianya alat audiometer di lapangan, sehingga<br />

hanya dilakukan uji/tes konversasi.<br />

3.15.2.1 Prevalensi gangguan pendengaran dan ketulian<br />

Pada survei ini interpretasi dari skor yang digunakan adalah sebagai berikut:<br />

Pemeriksa membisikkan kalimat sederhana dan responden diminta mengulanginya. Jika<br />

responden dapat mengikuti kata-kata pemeriksa, maka skor responden adalah “0”. Jika<br />

responden tidak dapat mengikuti kata-kata pemeriksa, pemeriksa akan mengucapkan satu<br />

kalimat dengan volume suara normal dan responden kembali diminta mengulanginya. Jika<br />

responden dapat mengikuti kata-kata pemeriksa, maka skor responden adalah “1” <br />

pendengaran NORMAL.<br />

Jika responden tidak dapat mengikuti kata-kata pemeriksa, pemeriksa akan mengucapkan satu<br />

kalimat dengan volume suara yang lebih keras dan responden kembali diminta mengulanginya<br />

dan jika responden dapat mengikuti kata-kata pemeriksa, maka skor responden adalah “2” <br />

gangguan pendengaran ringan.<br />

Jika responden tidak dapat mengikuti kata-kata pemeriksa, pemeriksa akan meneriakkan satu<br />

kalimat pada telinga dengan fungsi pendengaran lebih baik dan responden kembali diminta<br />

mengulanginya dan jika responden dapat mengikuti kata-kata pemeriksa, maka skor responden<br />

adalah “3 gangguan pendengaran sedang.<br />

Jika responden tidak dapat mengikuti teriakan kata-kata pemeriksa, maka skor responden<br />

adalah “4” ketulian.<br />

Dalam <strong>Riskesdas</strong> <strong>2013</strong> diperoleh prevalensi gangguan pendengaran tertinggi pada kelompok<br />

umur 75 tahun ke atas (36,6%), disusul oleh kelompok umur 65-74 tahun (17,1%). Angka<br />

prevalensi terkecil berada pada kelompok umur 5-14 tahun dan 15-24 tahun (masing-masing<br />

0,8%) sesuai Tabel 3.16.1. Prevalensi tertinggi ketulian terdapat pada kelompok umur yang sama<br />

dengan gangguan pendengaran, yaitu umur ≥75 tahun (1,45%), begitu pula dengan prevalensi<br />

terkecil terdapat pada kelompok umur 5-14 tahun dan 15-24 tahun (masing-masing 0,04%).<br />

Prevalensi responden dengan gangguan pendengaran pada perempuan cenderung sedikit lebih<br />

tinggi daripada laki-laki (2,8%:2,4%), begitu juga prevalensi ketulian prevalensi perempuan 0,10<br />

persen dan laki-laki 0,09 persen.<br />

Prevalensi gangguan pendengaran dan ketulian tertinggi ditemukan pada kelompok tingkat<br />

pendidikan tidak sekolah (8,0% gangguan pendengaran dan 0,38% ketulian). Gangguan<br />

pendengaran pada kelompok responden tidak bekerja memiliki angka prevalensi tertinggi, yaitu<br />

3,4 persen, disusul oleh petani/nelayan/buruh sebesar 3,3 persen. Prevalensi gangguan<br />

pendengaran terendah ditemukan pada kelompok pegawai (1,0%). Prevalensi ketulian tertinggi<br />

ditemukan pada kelompok responden tidak bekerja (0,15%) dan terendah pada pegawai (0,02%).<br />

Terdapat perbedaan angka prevalensi ketulian dan gangguan pendengaran menurut tempat<br />

tinggal. Di perkotaan diperoleh prevalensi gangguan pendengaran sebesar 2,2 persen dan<br />

prevalensi ketulian 0,09 persen. Prevalensi gangguan pendengaran di perdesaan cenderung<br />

sedikit lebih tinggi, yaitu sebesar 3 persen dan prevalensi ketulian 0,1 persen.<br />

243

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!