18.04.2014 Views

Hasil Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

0,2 0,2<br />

2,3<br />

0,8<br />

96,5<br />

Gambar 3.3.7<br />

Proporsi rumah tangga berdasarkan cara pengolahan air minum<br />

sebelum diminum, Indonesia <strong>2013</strong><br />

Menurut karakteristik, proporsi rumah tangga yang melakukan pengolahan air sebelum diminum<br />

dengan cara pemanasan/dimasak, di perkotaan (96,5%) hampir sama dengan di perdesaan<br />

(96,6%). Tidak ada perbedaan proporsi diantara tingkat kuintil indeks kepemilikan dalam<br />

melakukan pengolahan air minum dengan cara dipanaskan atau dimasak (Buku <strong>Riskesdas</strong> <strong>2013</strong><br />

dalam angka).<br />

3.3.2. Sanitasi<br />

Masak Sinar Tawas Saring + Tawas Saring<br />

Ruang lingkup sanitasi dalam laporan <strong>Riskesdas</strong> <strong>2013</strong> meliputi penggunaan fasilitas buang air<br />

besar (BAB), jenis tempat BAB, tempat pembuangan akhir tinja, jenis tempat penampungan air<br />

limbah, jenis tempat penampungan sampah, dan cara pengelolaan sampah. Tabel secara lengkap<br />

disajikan dalam Buku <strong>Riskesdas</strong> <strong>2013</strong> dalam Angka. Untuk akses terhadap fasilitas tempat buang<br />

air besar (sanitasi) digunakan kriteria JMP WHO - Unicef tahun 2006. Menurut kriteria tersebut,<br />

rumah tangga yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi improved adalah rumah tangga yang<br />

menggunakan fasilitas BAB milik sendiri, jenis tempat BAB jenis leher angsa atau plengsengan,<br />

dan tempat pembuangan akhir tinja jenis tangki septik.<br />

<strong>Hasil</strong> <strong>Riskesdas</strong> <strong>2013</strong> menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia menggunakan fasilitas BAB<br />

milik sendiri (76,2%), milik bersama (6,7%), dan fasilitas umum (4,2%). Lima provinsi tertinggi<br />

untuk proporsi rumah tangga menggunakan fasilitas BAB milik sendiri adalah Riau (88,4%),<br />

Kepulauan Riau (88,1%), Lampung (88,1%), Kalimantan Timur (87,8%), dan DKI Jakarta (86,2%).<br />

Meskipun sebagian besar rumah tangga di Indonesia memiliki fasilitas BAB, masih terdapat rumah<br />

tangga yang tidak memiliki fasilitas BAB sehingga melakukan BAB sembarangan, yaitu sebesar<br />

12,9 persen. Lima provinsi rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas BAB/BAB sembarangan<br />

tertinggi adalah Sulawesi Barat (34,4%), NTB (29,3%), Sulawesi Tengah (28,2%), Papua (27,9%),<br />

dan Gorontalo (24,1%) (Buku <strong>Riskesdas</strong> <strong>2013</strong> dalam Angka).<br />

Berdasarkan karakteristik, proporsi rumah tangga yang menggunakan fasilitas BAB milik sendiri di<br />

perkotaan lebih tinggi (84,9%) dibandingkan di perdesaan (67,3%); sedangkan proporsi rumah<br />

tangga BAB di fasilitas milik bersama dan umum maupun BAB sembarangan di perdesaan<br />

(masing-masing 6,9%, 5,0%, dan 20,8%) lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan (6,6%,<br />

3,5%, dan 5,1%). Semakin tinggi kuintil indeks kepemilikan, semakin tinggi juga proporsi rumah<br />

tangga yang menggunakan fasilitas BAB milik sendiri. Semakin rendah kuintil indeks kepemilikan,<br />

55

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!