18.04.2014 Views

Hasil Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

jenis hormonal. Pelayanan KB di Indonesia sebagian besar diberikan oleh bidan (76,6%) di fasilitas<br />

pelayanan swasta yaitu tempat praktek bidan (54,6%).<br />

Setiap ibu hamil menghadapi risiko terjadinya kematian, sehingga salah satu upaya menurunkan<br />

tingkat kematian ibu adalah meningkatkan status kesehatan ibu hamil sampai bersalin melalui<br />

pelayanan ibu hamil sampai masa nifas. Pada <strong>Riskesdas</strong> <strong>2013</strong>, indikator cakupan pelayanan ibu<br />

hamil sampai masa nifas diperoleh dari informasi riwayat kehamilan berdasarkan kelahiran yang<br />

terjadi pada periode 1 Januari 2010 sampai saat wawancara.<br />

Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan oleh semua ibu hamil untuk mengetahui<br />

pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hampir seluruh ibu hamil di Indonesia (95,4%) sudah<br />

melakukan pemeriksaan kehamilan (K1) dan frekuensi kehamilan minimal 4 kali selama masa<br />

kehamilannya adalah 83,5 persen. Adapun untuk cakupan pemeriksaan kehamilan pertama pada<br />

trimester pertama adalah 81,6 persen dan frekuensi ANC 1-1-2 atau K4 (minimal 1 kali pada<br />

trimester pertama, minimal 1 kali pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada trimester3) sebesar<br />

70,4 persen. Tenaga yang paling banyak memberikan pelayanan ANC adalah bidan (88%) dan<br />

tempat pelayanan ANC paling banyak diberikan di praktek bidan (52,5%).<br />

Proses persalinan dihadapkan pada kondisi kritis terhadap masalah kegawatdaruratan persalinan,<br />

sehingga sangat diharapkan persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan. <strong>Hasil</strong> <strong>Riskesdas</strong> <strong>2013</strong>,<br />

persalinan di fasilitas kesehatan adalah 70,4 persen dan masih terdapat 29,6 persen di<br />

rumah/lainnya. Penolong persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten (dokter spesialis, dokter<br />

umum dan bidan) mencapai 87,1 persen, namun masih bervariasi antar provinsi.<br />

Pelayanan kesehatan masa nifas dimulai dari 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan. Terdapat<br />

81,9 persen ibu bersalin yang mendapat pelayanan nifas pertama pada periode 6 jam sampai 3 hari<br />

setelah melahirkan (KF1), periode 7 sampai 28 hari setelah melahirkan (KF2) sebesar 51,8 persen<br />

dan periode 29 sampai 42 hari setelah melahirkan (KF3) sebesar 43,4 persen. Akan tetapi angka<br />

nasional untuk KF lengkap yang dicapai baru sebesar 32,1 persen. Ibu bersalin yang mendapat<br />

pelayanan KB pasca bersalin mencapai 59,6 persen.<br />

Kesehatan anak<br />

Untuk kesehatan anak, cakupan imunisasi dasar lengkap semakin meningkat jika dibandingkan<br />

tahun 2007, 2010 dan <strong>2013</strong> yaitu menjadi 58,9 persen di tahun <strong>2013</strong>. Persentase tertinggi di DI<br />

Yogyakarta (83,1%) dan terendah di Papua (29,2%). Cakupan pemberian vitamin A meningkat dari<br />

71,5 persen (2007) menjadi 75,5 persen (<strong>2013</strong>). Persentase tertinggi terdapat di Nusa Tenggara<br />

Barat (89,2%) dan yang terendah di Sumatera Utara (52,3%).<br />

Kunjungan neonatus pada 6-48 jam pertama (KN1) telah dilakukan pada 71,3 persen bayi yang<br />

dilahirkan hampir tidak ada perbedaan dengan hasil <strong>Riskesdas</strong> 2010 (71,4%). Walaupun KN1<br />

meningkat dibanding 2010 (31,8%), tetapi kunjungan neonatus lengkap sampai dengan 28 hari<br />

hanya dilakukan oleh 39,3 persen bayi lahir.<br />

Informasi tentang berat badan lahir dan panjang badan lahir anak balita didasarkan kepada<br />

dokumen/catatan yang dimiliki oleh anggota RT (buku KIA, KMS, atau buku catatan kesehatan anak<br />

lainnya). Sebanyak 52,6 persen balita dengan catatan berat badan lahir dan 45 persen balita<br />

dengan catatan panjang badan lahir. Masih terdapat 10,2 persen bayi dengan berat badan lahir<br />

rendah (BBLR), yaitu kurang dari 2.500 gram. Persentase ini menurun dari <strong>Riskesdas</strong> 2010 (11,1%).<br />

Persentase bayi dengan panjang badan lahir pendek (

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!