18.04.2014 Views

Hasil Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Tabel 3.2.2<br />

Proporsi rumah tangga yang menyimpan obat berdasarkan jenis obat<br />

menurut karakteristik, Indonesia <strong>2013</strong><br />

Karakteristik Obat keras Obat<br />

bebas<br />

Antibiotika Obat<br />

tradisional<br />

Obat tidak<br />

teridentifikasi<br />

Tempat tinggal<br />

Perkotaan 35,5 83,6 26,4 17,2 6,8<br />

Perdesaan 35,9 79,2 30,1 13,2 6,8<br />

Kuintil indeks kepemilikan<br />

Terbawah 33,7 75,9 31,5 6,8 12,6<br />

Menengah bawah 33,4 77,6 28,6 8,1 13,0<br />

Menengah 35,1 80,2 27,6 7,5 13,9<br />

Menengah atas 36,2 83,2 27,7 6,8 16,3<br />

Teratas 37,1 85,9 26,5 4,3 18,7<br />

Indonesia 35,7 82,0 27,8 15,7 6,4<br />

Dari 35,7 persen rumah tangga yang menyimpan obat, 81,9 persen rumah tangga menyimpan<br />

obat keras yang diperoleh tanpa resep dokter (Tabel 3.2.3). Variasi antar provinsi, proporsi<br />

tertinggi di Lampung (90,5%) dan terendah di Gorontalo (70,8%). Demikian halnya dengan<br />

antibiotika, delapan puluh enam persen rumah tangga menyimpan antibiotika tanpa resep, dengan<br />

proporsi tertinggi di Kalimantan Tengah (93,4%) dan terendah di Gorontalo (74,7%). Proporsi<br />

rumah tangga yang menyimpan antibiotik dan obat keras tanpa resep ini cukup tinggi..<br />

Secara nasional Tabel 3.2.4 menunjukkan apotek dan toko obat/warung merupakan sumber<br />

utama mendapatkan obat rumah tangga dengan proporsi masing-masing 41,1 persen dan 37,2<br />

persen. Berdasarkan tempat tinggal, proporsi rumah tangga yang memperoleh obat di apotek lebih<br />

tinggi di perkotaan, sebaliknya proporsi rumah tangga yang memperoleh obat di toko obat/warung<br />

lebih tinggi di perdesaan. Namun, 23,4 persen rumah tangga memperoleh obat langsung dari<br />

tenaga kesehatan (nakes), proporsi tertinggi di perdesaan (31,5%). Semakin tinggi kuintil indeks<br />

kepemilikan, cenderung semakin rendah memperoleh obat dari sumber nakes. Proporsi rumah<br />

tangga yang mendapatkan obat dari pelayanan kesehatan formal (puskesmas, rumah sakit, klinik)<br />

tidak berbeda antara perkotaan (16,9%) dan perdesaan (16,6%).<br />

Tabel 3.2.5 menunjukkan status obat yang ada di rumah tangga untuk tujuan swamedikasi. Status<br />

obat dikelompokkan menurut obat yang ‘sedang digunakan’, obat ‘untuk persediaan’ jika sakit, dan<br />

‘obat sisa’. Obat sisa dalam hal ini adalah obat sisa resep dokter atau obat sisa dari penggunaan<br />

sebelumnya yang tidak dihabiskan. Secara nasional 47,0 persen rumah tangga menyimpan obat<br />

sisa, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi rumah tangga yang menyimpan obat untuk<br />

persediaan (42,2%). Proporsi rumah tangga yang menyimpan obat sisa juga lebih tinggi di<br />

perdesaan dan kuintil indeks kepemilikan terendah.<br />

42

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!