18.04.2014 Views

Hasil Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

3.13.6. Pola pemberian ASI<br />

Dalam <strong>Riskesdas</strong> <strong>2013</strong> dikumpulkan data tentang pola pemberian ASI dan pola pemberian<br />

makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada anak umur 0-23 bulan yang meliputi: proses mulai<br />

menyusu, inisiasi menyusu dini (IMD), pemberian kolostrum, pemberian makanan prelakteal,<br />

menyusu eksklusif, dan pemberian MP-ASI. Dalam buku ini ditampilkan proses menyusui dan<br />

menyusu ekslusif. Kriteria menyusu ekslusif ditegakkan bila anak umur 0-6 bulan hanya diberi<br />

ASI saja pada 24 jam terakhir dan tidak diberi makanan prelakteal.<br />

Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun bayinya. Bagi bayi,<br />

menyusui mempunyai peran penting untuk menunjang pertumbuhan, kesehatan, dan<br />

kelangsungan hidup bayi karena ASI kaya dengan zat gizi dan antibodi. Sedangkan bagi ibu,<br />

menyusui dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui akan<br />

merangsang kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan (postpartum).<br />

Menyusui dalam jangka panjang dapat memperpanjang jarak kelahiran karena masa amenorhoe<br />

lebih panjang. UNICEF dan WHO membuat rekomendasi pada ibu untuk menyusui eksklusif<br />

selama 6 bulan kepada bayinya. Sesudah umur 6 bulan, bayi baru dapat diberikan makanan<br />

pendamping ASI (MP-ASI) dan ibu tetap memberikan ASI sampai anak berumur minimal 2 tahun.<br />

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan juga merekomendasikan para ibu untuk<br />

menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya.<br />

Gambar 3.13.10 menunjukkan kecenderungan proses mulai menyusu pada anak 0-23 bulan<br />

pada tahun 2010 dan <strong>2013</strong>. Dari gambar tersebut dapat dinilai bahwa proses menyusu kurang<br />

dari satu jam (inisiasi menyusu dini) meningkat menjadi 34,5 persen (<strong>2013</strong>) dari 29,3 persen<br />

(2010).<br />

50,0<br />

40,0<br />

40,7<br />

34,5 35,2<br />

30,0<br />

29,3<br />

20,0<br />

10,0<br />

7,6<br />

3,7<br />

13,0 13,7<br />

11,3 11,1<br />

0,0<br />

< 1 Jam (IMD) 1-6 Jam 7-23 Jam 24-47 jam ≥ 48 jam<br />

2010 <strong>2013</strong><br />

Gambar 3.13.10<br />

Kecenderungan proses mulai menyusu pada anak umur 0-23 bulan, Indonesia 2010 dan <strong>2013</strong><br />

Persentase proses mulai menyusu pada anak umur 0-23 bulan menurut provinsi disajikan pada<br />

Tabel 3.13.13. Persentase nasional proses mulai menyusu kurang dari satu jam (IMD) setelah<br />

bayi lahir adalah 34,5 persen, dengan persentase tertinggi di Nusa Tenggara Barat (52,9%) dan<br />

terendah di Papua Barat (21,7%).<br />

202

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!