Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Polindes/<br />
Poskesdes<br />
; 4,7<br />
Praktek<br />
perawat; 2<br />
Posyandu;<br />
1,9<br />
Fasilitas Kesehatan<br />
Apotek/<br />
lainnya;<br />
11,7<br />
Praktek<br />
bidan; 54,6<br />
RS; 6,5<br />
Puskesma<br />
s/ Pustu;<br />
14,3<br />
Klinik/<br />
BP;<br />
1,6 Tim KB/<br />
Medis<br />
keliling;<br />
0,8<br />
Praktek<br />
dokter;<br />
1,9<br />
90,0<br />
80,0<br />
70,0<br />
60,0<br />
50,0<br />
40,0<br />
30,0<br />
20,0<br />
10,0<br />
0,0<br />
Tenaga Kesehatan<br />
6,0 2,8<br />
76,5<br />
3,0<br />
11,7<br />
dr kebid & dr umum Bidan Perawat Lainnya<br />
kandungan<br />
Gambar 3.12.6<br />
Proporsi pemanfaatan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan dalam mendapatkan pelayanan<br />
KB, Indonesia <strong>2013</strong><br />
Gambar 3.12.6 memperlihatkan penggunaan tempat dan tenaga yang memberi pelayanan KB.<br />
Terlihat bahwa praktek bidan dan bidan banyak perperan dalam pelayanan KB. Proporsi tersebut<br />
bervariasi menurut karakteristik. Tempat yang banyak dikunjungi adalah praktek bidan (54,6%)<br />
dan paling kecil adalah tim KB keliling (0,8%). Proporsi WUS kawin berdasarkan tempat<br />
mendapatkan pelayanan KB modern menurut provinsi dan karakteristik yang dapat dilihat secara<br />
lengkap pada Tabel 3.12.8 dan 3.12.9 buku <strong>Riskesdas</strong> <strong>2013</strong> dalam Angka. <strong>Hasil</strong> ini tidak terlalu<br />
berbeda dengan <strong>Riskesdas</strong> 2010 yang juga menunjukkan dominasi praktek bidan (51,9%) dan<br />
yang terendah adalah tim KB keliling (0,9%) (Badan Litbangkes, 2010).<br />
Gambar 3.12.6 juga menunjukkan proporsi WUS kawin berdasarkan tenaga kesehatan yang<br />
memberi pelayanan KB. Tenaga yang paling banyak memberi pelayanan KB adalah bidan<br />
(76,5%), dibandingkan tenaga kesehatan lainnya. Proporsi WUS kawin berdasarkan tenaga<br />
pemberi pelayanan KB modern menurut provinsi dan karakteristik dapat dilihat secara lengkap<br />
pada Tabel 3.12.10 dan 3.12.11 buku <strong>Riskesdas</strong> <strong>2013</strong> dalam Angka.<br />
d. Alasan utama tidak menggunakan alat/cara KB<br />
Pada <strong>Riskesdas</strong> <strong>2013</strong>, responden ditanyakan alasan utama tidak menggunakan alat/cara KB.<br />
Secara umum, alasan utama terkait dengan hak setiap perempuan untuk mempunyai anak<br />
sehingga tidak menggunakan KB. Alasan tidak menggunakan KB karena masalah fertilitas dan<br />
ingin punya anak mengindikasi kelompok yang tidak memerlukan KB. Alasan lainnya seperti<br />
masalah kepercayaan, dilarang suami/keluarga, kurang pengetahuan, masalah akses alat KB,<br />
takut efek samping dan alasan tidak nyaman dapat menjadi informasi penting bagi pemerintah<br />
dalam merancang program intervensi untuk meningkatkan cakupan KB.<br />
Alasan utama tidak menggunakan alat/cara KB dapat dilihat pada Gambar 3.12.7, sedangkan<br />
alasan menurut provinsi disajikan pada Tabel 3.12.12 buku <strong>Riskesdas</strong> <strong>2013</strong> dalam Angka untuk<br />
kelompok WUS kawin yang pernah menggunakan KB dan Tabel 3.12.13 untuk kelompok WUS<br />
kawin yang tidak pernah menggunakan KB. Berdasarkan Tabel 3.12.12 buku <strong>Riskesdas</strong> <strong>2013</strong><br />
dalam Angka, provinsi dengan persentase paling tinggi tidak menggunakan KB karena alasan<br />
dilarang agama/kepercayaan adalah di Kalimantan Barat (2,4%), alasan dilarang suami atau<br />
keluarga di Nusa Tenggara Barat (5,9%) dan alasan kurang pengetahuan di Papua (1,9%). DI<br />
Yogyakarta adalah provinsi yang paling tinggi dengan alasan takut efek samping (26,0%). Alasan<br />
permasalahan akses alat KB paling tinggi di Papua Barat dan Maluku, masing-masing 4,3 persen<br />
sedangkan alasan ketidaknyamanan paling tinggi dikeluhkan di Sumatera Utara (21,8%).<br />
168