yang terutama dikerjakan oleh Memorial, organisasi yang dibentuk pada akhir dekade 1980-an untukmengungkapkan penindasan politik. Pelurusan sejarah bagi para korban dilakukan dengan berbagaicara, dengan mengalahkan tuduhan di pengadilan, mengesahkan perundang-undangan,memberikan permintaan maaf dalam laporan kebenaran dan menerbitkan bantahan terhadap versisejarah rezim lama. Di sini terlihat tujuan korektif dari keadilan historis transisional. Tujuankebenaran dalam hal ini adalah mengembalikan harga diri para korban, termasuk mengembalikanperdamaian dan rekonsiliasi.Nilai penting keadilan historis menunjukkan kedekatan dengan bentuk-bentuk keadilan transisionallainnya dalam liberalisasi, dengan tujuannya yang korektif, yang tampak dalam banyaknya saransaranyang diberikan dalam laporan kebenaran, yang bersifat struktural. Sebagai contoh, ketikakomisi kebenaran El Salvador melaporkan bahwa tanggung jawab untuk pelanggaran berat hak asasimanusia berada pada komando tertinggi militer, ia menyarankan untuk mengadakan “pembersihan”pada perwira-perwira tinggi dalam struktur tersebut. Ketika pemerintahan represif di Amerika Latindianggap disebabkan karena tidak ada badan peradilan yang independen, sebagaimana dapat dibacadari berbagai laporan tentang pelanggaran hak asasi manusia di daerah itu, maka laporan-laporantersebut sering kali menyarankan diperkuatnya badan-badan peradilan; demikian pula perubahanmendalam tentang budaya hukum, terutama yang menyangkut hak asasi manusia. Usahapertanggungjawaban transisional ini sering kali menjadi institusi permanen, seperti komisikebenaran Uganda, yang kemudian berubah menjadi badan hak asasi manusia permanen untukmenyelidiki pelanggaran yang dilakukan oleh rezim baru yang dipilih secara terbuka. Hal serupaterjadi di Chile, di mana Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi kemudian menjadi Badan Pemulihan danRekonsiliasi Nasional Chile, yang juga menyikapi kasus-kasus baru yang muncul belakangan.Akhirnya, penyebarluasan laporan kebenaran dalam masyarakat baru pasca represi dilakukansebagai usaha untuk mengubah opini publik tentang tirani negara. Laporan kebenaran biasanyamengungkapkan bahwa di masa lalu masyarakat luas menerima teror negara begitu saja.Penerimaan masyarakat, terutama di tingkat elit, mengungkapkan bahwa pelanggaran hakmerupakan hal yang bisa diterima sebagai ganti kendali yang lebih kuat terhadap oposisi; dan sikapinilah antara lain yang memungkinkan kuatnya penindasan militer di suatu wilayah. Jikapenghukuman menunjukkan tindakan-tindakan apa saja yang tidak akan ditolerir oleh masyarakat,banyak masyarakat pasca-rezim militer yang belum mencapai konsensus tentang apa yang tidak bisaditerima, dan lebih spesifiknya, bahwa kediktatoran merupakan tindakan kriminal. Interpretasi kritislaporan kebenaran terhadap rezim pendahulu, seperti juga dilakukan oleh proses pengadilan, bisamemecahkan kebekuan yang menjadi ciri pemerintahan represif di masa lalu. Pada akhirnya,toleransi masyarakat terhadap penindasan oleh negara akan berkurang.Dengan peran komisi kebenaran dan laporan-laporannya dalam mengubah sikap masyarakatterhadap represi oleh negara, bagaimana transformasi ini memungkinkan keadilan historis dalamarti pertanggungjawaban? Bagaimana narasi laporan resmi itu membangun perasaanpertanggungjawaban historis? Dalam hal apa kebenaran ini bisa dianggap sebagai keadilan historis?Meskipun laporan kebenaran transisional pada umumnya mengklaim untuk tidak berperan sebagai“pengadilan”, klaim demikian sebenarnya merujuk pada arti sempit dari pengadilan. Dari bentukpenyelidikan dan pelaporan kebenaran, ritual formal dengan berbagai tuduhannya yang mendetail,penyelidikan kebenaran memiliki keserupaan dengan proses pidana. Laporan-laporan tersebut dapatdikatakan merupakan bentuk keputusan pengadilan, karena tinjauannya tentang sejarahmenggunakan bahasa hukum dalam merespon pelanggaran hak individual. Tinjauan sejarah iniditulis dalam bahasa hukum, dengan peristilahan status, hak, kesalahan, kewajiban, klaim danperizinan. Bila para pelaku tidak dituding secara individu, seperti biasanya dilakukan dalam laporankebenaran, subyek keputusan tersebut adalah masayarakat luas. Model peninjauan ini lebih20
komprehensif daripada model peradilan pidana. Paling tidak, laporan kebenaran demikianmemungkinkan perasaan keadilan historis secara luas, kalau bukan menuntut pertanggungjawabandari para pelaku, mengembalikan harga diri dan pemulihan bagi para korban. Dalam peradilanpidana, tinjauan ini, seperti proses ajudikasi, bersifat kasus demi kasus. Sementara, penyelidikanadministratif bisa memfokuskan sejarah secara lebih luas, sehingga memahami konteks luaspeninggalan sejarah, struktur sosial dan politik suatu negara, yang semuanya terkait dengan masalahpertanggungjawaban terhadap kesalahan. Dalam penyelidikan sejarah yang lebih luas, para pelakudan korban dikaitkan lagi dalam penyelidikan terhadap kebijakan penindasan oleh negara.Proses komisi kebenaran menggambarkan respon sejarah terhadap pemerintahan represif, jugakaitan antara rezim politik dan sejarah. Dengan memberikan respon yang kritis terhadaprepresentasi sejarah, hukum dan politik dari rezim masa lalu tentang penindasan di masa lalu,laporan kebenaran resmi merupakan bentuk pertanggungjawaban dalam masa transisi danmerespon klaim bahwa semua hal tersebut bersifat politis. Dalam proses komisi kebenaran,kebenaran politik dikonstruksikan secara instan, menunjukkan bagaimana perubahan rezimkebenaran berkaitan dengan perubahan rezim politik. Sifat khas bentuk-bentuk dan proses-prosesdalam sejarah transisi menunjukan sifat instrumental dari respon-respon tersebut, yang sering kalidipolitisasi dalam arti bahwa kebenaran yang relevan adalah pengetahuan umum yang diperlukanuntuk mendorong transformasi masyarakat. Oleh respon transisional yang penting ini, diciptakanlahsuatu “kebenaran” yang secara terbuka dan eksplisit merupakan konstruksi politik, yangmengarahkan transisi.Kita kembali ke pertanyaan di awal bab ini: apa sifat dan peran sejarah dalam transisi? Transisimenunjukkan kerangka sosial penyelidikan sejarah. Meskipun pada umumnya dikatakan bahwakerangka sosial dan politik pada suatu masa mempengaruhi konstruksi ingatan kolektif, kaitan padamasa biasa ini tidak terdapat dalam masa transisi. Pembangunan ingatan kolektif pada masatransformasi radikal dicirikan oleh konteks kerangka transisional yang relevan. Proses pencariankebenaran resmi, seperti komisi sejarah, secara eksplisit dirancang untuk mencapai masa depanyang lebih demokratis. Di sinilah tampak tujuan transformatif sejarah, suatu peran politis yangmengarah ke depan, dalam rekonsiliasi dan liberalisasi nasional. Kebenaran yang tercipta adalahtentang masa lalu “yang dapat diterima” untuk masa depan yang lebih baik. Sejarah transisionalmemiliki peran ganda untuk mengecilkan sekaligus menunjukkan kembali hal-hal yang direpresi dimasa lalu. Yang tercipta adalah narasi liberalisasi yang performatif, yang dalam konteks politik suatunegara dapat membantu proses liberalisasi.[...]PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DISKUSI1) Uraikan kendala-kendala politik, ekonomi, sosial, budaya, dan religi dari penyelesaiankejahatan hak asasi manusia skala besar di wilayah anda?2) Identifikasi inisiatif-inisiatif masyarakat sipil untuk menghadapi kendala-kendala di atas?3) Menurut anda, inisiatif-inisiatif pendokumentasian mampu menjadi titik berangkatmelawan amnesia publik atas kejahatan hak asasi manusia berskala besar di masa OrdeBaru?21
- Page 2: Melawan Pelupaan PublikPanduan Disk
- Page 7: 3. Taylor: Perang Tersembunyi Sejar
- Page 10 and 11: iasa di kalangan publik umum untuk
- Page 12 and 13: Orde Baru yang sistematik dan melua
- Page 14 and 15: menghadapi pelupaan publik yang gej
- Page 16 and 17: Penulis ternama, Satyagraha Hoerip,
- Page 18 and 19: korban itu sendiri. Kita harus mamp
- Page 20 and 21: hanya melayani kejahatan individu w
- Page 22 and 23: kepada mereka. Tuntutan awalnya ada
- Page 24 and 25: Namun usaha untuk menarik garis bar
- Page 26 and 27: Kebenaran atau Keadilan: Kebenaran
- Page 30 and 31: Bagian 2. Merancang Dokumentasi Kej
- Page 32 and 33: memberitakan cerita-cerita bohong t
- Page 34 and 35: memperoleh izin bergerak menurut In
- Page 36 and 37: PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
- Page 38: mengerahkan warga sipil ini tidak d
- Page 41 and 42: (kehidupan ekonomi, sosial, budaya,
- Page 43 and 44: Memorial-Rusia[...] Di bekas negara
- Page 45 and 46: PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI:1) Me
- Page 47 and 48: mengambil intisarinya dan mengintep
- Page 49 and 50: Jika demikian kita berangkat dari b
- Page 51 and 52: Pengertian Informasi Primer dan Inf
- Page 53 and 54: mendapatkan pengertian yang lebih b
- Page 55 and 56: Tabel 1: Perbedaan Dokumentasi deng
- Page 57 and 58: "Perantara yang berpengalaman semac
- Page 60 and 61: Dalam pendokumentasian tentu akan b
- Page 62 and 63: pekerjaan pustakawan dalam memilih,
- Page 64 and 65: tengkorak, enam puluh buah telah di
- Page 66 and 67: II. Darimana Memulai: Mengajak Korb
- Page 68 and 69: tujuan kami, dan apa yang akan kami
- Page 70 and 71: • Menjaga kerahasiaan identitas k
- Page 72 and 73: menghadapi kesulitan di lapangan, d
- Page 74 and 75: • Tujuan kemanusiaan, misalnya me
- Page 76 and 77: dari sumber pertama). Tuntutan ini
- Page 78 and 79:
miskin yang didirikan oleh organisa
- Page 80 and 81:
2. Riset Peristiwa 65 di SoloSejak
- Page 82:
lokal (bagian putri Pakorba Solo su
- Page 86 and 87:
menyiksa para jenderal, ditelanjang
- Page 88 and 89:
palu-arit,” perkosaan dalam tahan
- Page 90 and 91:
usak, dan membuat perabotan rumah t
- Page 92 and 93:
Ketika Santo Hariyadi diperintahkan
- Page 94 and 95:
capek, kepanasan, dan sebagainya, n
- Page 96 and 97:
kita [babat rumput]. Dari batas Des
- Page 98 and 99:
Setelah menyiang pada dari alang-al
- Page 100 and 101:
Kemudian ditutup. Kalau ditanyak pe
- Page 102 and 103:
Di tengah-tengah dokumentasi itu, i
- Page 104 and 105:
Pernyataan tentang Izin Penggunaan
- Page 106 and 107:
Profil ELSAMLembaga Studi dan Advok