11.07.2015 Views

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kekerasan tidak hanya digunakan untuk menindas perbedaan politik. Program pembangunan,terutama komersialisasi pertanian, pengembangan sektor perkebunan, kehutanan danpertambangan sering kali dijalankan dengan mengusir penduduk secara paksa. Sementara itu untukmenciptakan angkatan kerja yang disiplin, pemerintah Orde Baru mengekang semua kegiatan politikdan berulang-ulang menindas gejolak dengan tindak kekerasan. Para pemimpin serikat buruh danaktivitas LSM yang mendampinginya menjadi sasaran intimidasi, dan beberapa diantaranyaterbunuh atau dijatuhi hukum penjara karena kegiatannya.Di beberapa tempat kekerasan menimpa penduduk yang sama berulang-ulang. Setelah menjadikorban dalam gelombang kekerasan 1965-66, penduduk kemudian diusir dari tanah mereka karenaprogram pembangunan. anggota keluarga yang memprotes tindakan pemerintah dan berusahamembela hak-hak dasar dalam protes petani atau buruh kemudian kembali menjadi korbankekerasan. Pemerintah sendiri kerap menggunakan slogan “bahaya laten PKI” atau “GPK” (GerakanPengacau Keamanan) untuk membenarkan tindak kekerasan yang berulang-ulang terhadapkomunitas yang sama. [...]2. Laporan Pemantauan Komnas Perempuan: Kejahatan terhadap Kemanusiaan Berbasis JenderTemuan Farid dan Simarmata pun kemudian dikuatkan oleh temuan Komnas Perempuan pada 2007dimana dalam laporan resminya tentang Peristiwa 1965, lembaga negara tersebut menyebutkanbahwa kejahatan hak asasi manusia di masa rezim tersebut merupakan kejahatan terhadapkemanusiaan karena bentuk dan pola kekerasan sangat sistematis dan meluas.[...] Kebenaran tentang rangkaian peristiwa September 1965 masih terselubung, dan berada di luarjangkauan laporan ini. Namun Komnas Perempuan dapat menyatakan bahwa versi resmi darikejadian 1965 tidak menggambarkan gelombang kekerasan yang dikerahkan oleh aparat negarasesudah pembunuhan tujuh perwira tinggi TNI pada 30 September 1965. Kebisuan ini, yang terusberlanjut sampai sekarang, merupakan sebuah penyangkalan resmi yang menjadi akar masalah daridiskriminasi dan persekusi yang berlanjut terhadap korban.[...][...] pada masa Peristiwa 1965, anggota Gerwani dan perempuan-perempuan lainnya yang dianggapberafiliasi dengan PKI, menjadi sasaran kejahatan sistematis, antara lain, pembunuhan,penghilangan paksa, penahanan sewenang-wenang, penyiksaan, dan kekerasan seksual. KomnasPerempuan percaya bahwa Gerwani menjadi target sebuah propaganda hitam yang dibuat untukmenghancurkan secara total kelompok politik ini.[...][...] Meskipun ada laporan otopsi resmi yang menyimpulkan bahwa penyebab kematian para perwiraadalah tembakan peluru, pemukulan dengan benda tumpul, dan bahwa jenazah dalam keadaanutuh, beberapa media massa mulai menyebarkan laporan palsu mengenai kondisi jenazah korban.Dinyatakan bahwa jenazah dalam keadaan mata dicongkel dan kemaluan dipotong. Koran AngkatanBersenjata melaporkan, pada 11 Oktober 1966 “...sukarelawan-sukarelawan Gerwani telah bermainmaindengan para Jenderal, dengan menggosok-gosokan kemaluan mereka ke kemaluan sendiri.”Keesokan harinya Duta Masyarakat, sebuah koran miliki Nahdatul Ulama melaporkan “...menurutsumber yang dapat dipercaya, orang-orang Gerwani menari-nari telanjang di depan korban-korbanmereka.” Laporan-laporan yang tidak terverifikasi ini menyebar ke media massa lainnya, yang23

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!