11.07.2015 Views

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

• Menjaga kerahasiaan identitas korban yang sudah bersedia memberikan kesaksian danberbagi cerita melalui wawancara, kecuali jika korban sendiri menyatakan siap menampilkanjati dirinya;• Menjaga keamanan dokumen yang dipercayakan kepada Komnas Perempuan olehorganisasi organisasi pendamping korban. Dan, dalam proses pengolahan dan analisa data,Komnas Perempuan melakukan verifikasi dengan cara-cara sebagai berikut: Mencek ulangdan mencek silang setiap informasi dan data yang diperoleh dari kesaksian korban maupundari hasil penelitian organisasi-organisasi pendamping korban ke sumber-sumber utama.Sebagian besar kesaksian korban dan wawancara dengan korban direkam dengan peralatanaudio dan audio-visual. Selain itu, terdapat pula transkripsi verbatim hasil wawancara,catatan penelitian lapangan, dan esai tentang profil para korban;• Mengunjungi kelompok-kelompok korban yang sudah memercayakan kesaksian dan kisahmereka dalam bentuk wawancara kepada organisasi-organisasi pendamping maupun keKomnas Perempuan;• Memastikan bahwa tidak ada pengaburan antara opini dan fakta dalam pemilihan data daninformasi yang dipergunakan untuk penyusunan tabulasi kekerasan dan laporan pelanggaranhak-hak asasi manusia.Hasil pengolahan dan analisa data di tahap awal berupa tabulasi tindak-tindak kekerasan yangdialami dan disaksikan masing-masing korban berdasarkan kesaksian mereka. Tabulasi ini bergunauntuk melihat bentuk dan pola kekerasan yang secara khusus menimpa perempuan di berbagailokasi dalam satu kurun waktu tertentu. Namun, Komnas Perempuan tidak berniat sekedarmemaparkan fakta-fakta kekerasan dan mereduksi pengalaman korban menjadi deretan angka danstatistik. Kami juga berusaha memahami faktor-faktor yang ikut mendorong terjadinya kekerasandan dampak dari peristiwa kekerasan terhadap kehidupan korban dan keluarganya sampai hari ini.Dengan kata lain, kami mencoba menempatkan pengalaman kekerasan dan diskriminasi dalamkonteks sosio-historis yang jelas agar pengalaman setiap korban tidak dipahami semata-matasebagai kasus-kasus individual yang terpisah-pisah, melainkan sebagai bagian dari sebuah peristiwakekerasan massal di masa lalu.Dengan memahami konteks sosio-historis itu pula, lebih mudah bagi kami untuk menentukanapakah tindak kekerasan tertentu merupakan pelanggaran hak-hak asasi manusia, atau pelanggaranpidana biasa berdasarkan instrumen-instrumen hukum nasional dan internasional yang berlaku dandiakui di Indonesia. [...]3. Dahana: Pengungkapan KebenaranPengantarBeberapa istilah (seperti investigasi/penyelidikan, pemantauan) kerap digunakan untuk maksud yangsama atau serupa dengan pencarian fakta. Istilah-istilah itu lazim dipakai bergantian. Namun padadasarnya semuanya merupakan aktivitas pemerolehan fakta. Tepatnya, pemerolehan fakta peristiwapelanggaran hak asasi manusia. Sementara, pemerolehan fakta hanya merupakan salah satu bagiansaja dari rangkaian pekerjaan yang lebih luas. Sebagaimana digambarkan dalam bagan di bawah ini,pemerolehan data mestinya dilanjutkan dengan dua aktivitas berikutnya; yakni: pengolahan danpengkerangkaan (framing) dan pemanfaatan data/informasi pelanggaran hak asasi manusia.Seluruh rangkaian ini lazimnya, dan mestinya memang demikian, menempati prioritas utama bagikelompok/organisasi hak asasi manusia. Karena, peran terpenting dari semua kelompok/organisasi62

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!