11.07.2015 Views

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

lokal (bagian putri Pakorba Solo sudah merambah sampai ke Boyolali dan Klaten), sementara yangmuda bertugas menangani advokasi. Berdasarkan rekomendasi tutur perempuan kedua tersebutlahkami kemudian mengatur audiensi dengan Komnas Perempuan, sementara Syarikat denganKomisi III DPR, KH, dan Gus Dur yang saat itu masih mengurus PBNU.Pertemuan kami dengan perempuan korban biasanya selalu berlangsung dua hari. Begitu juga saatpersiapan audiensi. Beberapa hari sebelumnya saya sudah membuatkan draft naskah berdasarkanhasil wawancara, notulensi, laporan, dan jurnal (Rini dan saya juga menagih hasil dokumentasiSyarikat ketika harus audiensi ke Komisi III). Draft naskah itu kemudian dibahas dan diperbaiki samasamaoleh korban. Penyuntingannya dilakukan bersama-sama oleh kami dari LTP. Kami jugamenyepakati bersama alur audiensi dan pembagian tugas.Dari hasil audiensi dengan Komnas Perempuan (KP), KP kemudian membuat Pokja <strong>Masa</strong> <strong>Lalu</strong> yangbertugas mengorganisir serangkaian program, di bawah pimpinan Ita Nadia dan KamalaChandrakirana, bekerja sama dengan, khususnya LTP dan Syarikat. Pokja <strong>Masa</strong> <strong>Lalu</strong> kemudianmelakukan sejumlah kegiatan, diantaranya adalah menyelenggarakan dialog dengan berbagaikelompok perempuan mainstream yang ada di bawah payung Kowani, yang juga menjadikonstituennya, untuk meminta mereka membuka diri untuk berdialog dengan para perempuankorban, khususnya mantan aktivis Gerwani. Dasar pemikiran KP adalah: Gerwani, sebelum 65, adalahanggota aktif Kowani dan bekerja sama dengan baik dengan organisasi-organisasi anggota lainnya.Peristiwa 65 yang memecah belah mereka. Oleh karena itu, dialog untuk pemulihan hubungan diantara mereka adalah landasan penting sebelum kita mendorong upaya pengungkapan kebenaranoleh negara. Untuk mencapai dialog itu saja dibutuhkan proses lobi yang alot. KP mengandalkandukungan para pinituanya, Ibu Saparinah Sadli dan Ibu Lies Marcoes diantaranya, untuk melakukanitu. Itupun Kowani tetap menolak. Suatu saat, ketika mewawancarai Dewi Motik, ketua Kowani,untuk satu proyek lain, ia menyinggung dengan agak kesal upaya lobi Bu Sap. Penolakan Kowani tohtidak menghalangi sejumlah petinggi organisasi perempuan untuk hadir, diantaranya dari Aisyiyah,Nasyatul Aisyiyah, WKRI, dll. Yang paling mengharukan adalah Ibu Nani Nurachman, anak Jend.Soetojo, mengirimkan surat persahabatan dalam acara itu (ia tidak bisa hadir karena di Vietnam –perempuan korban berharap bisa mengklarifikasi propaganda hitam Orba). Dalam sebuahpertemuan lintas generasi, KP memfasilitasi pembangunan dialog antar-tiga generasi aktivisperempuan (pembela HAM). Dengan cerdas KP memaknai pengalaman kekerasan para perempuankorban dalam Peristiwa 65 sebagai bagian dari pengalaman kekerasan perempuan pembela HAM.Dalam hal ini dengan strategis KP menggabungkan pengalaman LTP dengan tutur perempuannyadan Syarikat dengan rekonsiliasi kulturalnya.Program lain Pokja <strong>Masa</strong> <strong>Lalu</strong> adalah menyusun laporan pelanggaran ham terhadap perempuandalam Peristiwa 65. Belajar dari perkosaan Mei 1998, KP menilai bahwa tidak tepat jika KP harusterjun langsung mewawancarai para korban. Itu sama saja dengan mengorbankan korban berkalikali.Oleh karena itu, KP memutuskan untuk mengadopsi kebenaran yang dihasilkan oleh LTP danSyarikat. Bersama-sama KP, kedua organisasi ini menyusun laporan yang sebisa mungkin telah kamikembalikan pada korban di Solo dan di wilayah-wilayah lain. Tahun lalu, dalam rangka sepuluh tahunKP dan menandai berakhirnya masa tugas Kamala Ch., ISSI dilibatkan dalam menyusun integrasi atasberbagai laporan hasil studi kekerasan terhadap perempuan sejak 1945 sampai saat ini, mulai dari74

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!