11.07.2015 Views

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kepakararan (tidak paham metode ilmiah), politik (kaki tangan antek asing, tidak paham budayasaling memaafkan ala orang Indonesia, tidak paham penyelesaian islah). Halangan lain yangmungkin saja terjadi adalah penaklukan dan penggentaran terhadap korban dengan stigma,ancaman, kekerasan, dan uang.4. Erlijna: Menemukan dan Menghadirkan Kebenaran[...] Investigasi dan dan menuliskan laporan pelanggaran HAM pada hakekatnya adalah pertama,menemukan dan menghadirkan kebenaran; kedua, menyusun dan menyajikan pemahaman yangutuh tentang kasus/peristiwa pelanggaran HAM tersebut.Pada prakteknya kita harus ‘bertempur’melawan kebohongan, penyangkalan, pengabaian, dan kemudian, ketidakpercayaan. Kita juga harusberhadapan dengan minimnya arsip, ketakutan dan trauma korban, ingatan mereka yang melemah,penyakit, bahkan kematian. Sebagai manusia, korban juga bisa melebih-lebihkan atau menyeleksiinformasi yang disampaikan.Tuntutan – dorongan untuk merespon kasus secara cepat – kerap kali membuat kerja investigasiyang sistematis dan mendalam diabaikan. Jujur saja, kerap kali kerja-kerja advokasi sesungguhnyahanya bertumpu pada informasi permukaan dan parsial untuk kebutuhan pembuatan pernyataanpers. Informasi seperti itu juga yang digunakan untuk menyusun strategi advokasi. Dalam kasusadvokasi 65 misalnya, perspektif umum adalah melihatnya sebagai satu (gelondongan) kasus.Padahal, 65 adalah peristiwa besar yang terdiri atas banyak kasus – pembunuhan, penghilanganpaksa, penangkapan dan penahanan sewenang-wenang serta pembuangan, perkosaan,pemberangusan kebebasan berekspresi, diskriminasi, perampasan harta benda, dst. – yangmengubah arah kehidupan bangsa ini. Kalau kita melihat dengan cara ini, maka kita akan memahamimengapa tim studi yang dibentuk Komnas HAM pada awal 2000an merekomendasikan pembuanganke Pulau Buru saja yang ‘memenuhi syarat’ untuk diangkat ke pengadilan ad hoc HAM, sementarakasus-kasus lain diselesaikan melalui KKR (dan dengan demikian sejak awal kita bisa memahamimengapa korban-korban 65 menyetujui mekanisme ini). Pemahaman yang mendalam tentangPeristiwa 65 juga bisa membuat kita menentukan siapa berperan apa pada waktu kapan. Danseterusnya, siapa yang bisa dijadikan sekutu, siapa lawan. Oleh karena itu, dalam kasuspembongkaran kuburan Heru Atmodjo misalnya, TNI AU seharusnya menjadi rekan dialog ataubahkan mungkin sekutu kita untuk ‘melawan’ panglima TNI, seperti Syarikat mengidentifikasikalangan NU yang bisa mereka jadikan sekutu untuk mendorong proses rekonsiliasi kultural.Pemahaman yang mendalam tentang peristiwa/kasus pelanggaran HAM juga akan membantu kitamenemukan bahasa yang tepat untuk mengkomunikasikan keprihatinan dan tuntutan kita padaberbagai kelompok masyarakat. Setiap korban punya aspek lain selain statusnya sebagai subyekyang dijadikan obyek karena tindak kekerasan yang menimpa dirinya. Sekedar contoh, saat sarapanpagi tadi teman-teman LBH Lampung menyampaikan cerita menarik tentang kebun coklat dansingkong yang menjadi usaha ekonomi korban-korban di sana. Bayangkan jika kita masuk ke sekolahsekolahdan bercerita pada anak-anak tentang perjalanan coklat dan keripik singkong sampai diminimarket! Peristiwa 65 mengorbankan banyak guru. Sekolah sempat tidak teratur karenakekurangan tenaga pendidik. Pemerintah harus merekrut guru-guru pengganti yang kualitasnyameragukan, dan bahkan ada yang terlibat aktif dalam kekerasan. Sekolah-sekolah bagi masyarakat69

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!