11.07.2015 Views

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Nasional Indonesia yang disunting Marwati Djoened Poesponegoro dan Noegroho Notosusanto, kitabisa membaca bahwa romusha dipaksa bekerja selama berjam-jam ‘sejak dari pagi buta sampaipetang ‘tanpa ‘makan dan perawatan cukup.’ Sejumlah besar orang meninggal karena penyakit,kelelahan, dan kelaparan. Cerita mengenai romusha menjadi bagian dari ingatan sosial bangsaIndonesia mereka yang selamat dalam tahun-tahun itu menggambarkan penderitaan yangmengerikan sebagai tenaga kerja paksa. Hampir semua penduduk Indonesia saat ini tahu makna kataromusha.Banyak penduduk juga tahu cerita-cerita mengenai kerja paksa di zaman kolonialisme Belanda.Sebutan untuk mereka adalah corvee. Pejabat pemerintah meminta desa-desa untuk mengerahkantenaga kerja guna membangun jalan dan saluran irigasi. Di abad ke 19, semasa Tanam Paksa, parapejabat memaksa petani untuk menyerahkan seperlima tanahnya untuk tanaman seperti gula dantembakau, yang kemudian akan dibeli pemerintah dengan harga sangat rendah.Dalam sejarah kerja paksa di Indonesia yang panjang dan menyedihkan, kasus terakhir ini justru yangpaling tidak banyak diketahui; rezim Soeharto pun mengerahkan ratusan ribu tapol, yaitu merekayang dituduh komunis dan simpatisannya, untuk bekerja di bawah paksaan, tanpa bayaran. Tahukahanda bahwa jembatan, jalan raya, monumen, dan bendungan yang dibangun di berbagai tempat diIndonesia sepanjang akhir 1960-an dan 1970an dibuat oleh tangan-tangan tapol, yang hanyamenerima caci-maki sebagai pengganti keringat yang mereka keluarkan? Tentara juga jarangmemberi makanan kepada tapol yang dipekerjaannya; keluarga tapol lah yang justru menanggungdan memberinya makanan. Bagi penguasa, mempekerjakan paksa para tapol komunis dansimpatisannya, sudah dianggap kemestian.Di bawah rezim Soeharto, kerja paksa terjadi di banyak wilayah, dari Sumatera sampai Pulau Buru. DiLampung, misalnya, kerja paksa terjadi di Sungai ‘Kopel.’ Di tempat ini, para tapol harus mengerukpasir dan jika mereka bekerja lambat, maka ikat pinggang kopel—ikat pinggang besar yang biasadipakai tentara—akan melayang ke tubuh tapol. Di Cianjur, Jawa Barat, para tapol bekerjamembangun Monumen Siliwangi yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat. Para tapol pulayang bertugas menjaga kebersihan dan keindahan kota-kota di wilayah provinsi Jawa Timur. Bahkan,mereka lah yang membuat Monumen Operasi Trisula di Blitar Selatan. Pembangunan hampir diseluruh kota Palu dan sekitarnya menggunakan tenaga para tapol, sebagian besar baru bebas darirangkaian pemaksaan ini setelah Presiden Soeharto lengser, Mei 1998. Ada pula tapol yang sempatdipenjara di LP Sukamiskin, Bandung, setelah dibebaskan pada 1992, dipaksa masuk dalam babakkekerasan berikut. Kelurahan Ciranjang memerintahkan dia bersama 14 eks-tapol lain untukmembersihkan Jalan Raya Ciranjang hingga jembatan Rajamanda, yang jaraknya kurang lebih 15kilometer, secara rutin. Tapol-tapol tersebut bekerja mencabuti rumput sepanjang jalan itu setiapdua pekan sekali. tugas lain yang harus mereka kerjakan adalah membersihkan kantor KelurahanCiranjang.Kerja paksa para tapol tidak terbatas pada pembuatan jembatan, jalan, dan monumen saja, tetapimereka juga bekerja di rumah-rumah para perwira militer sebagai tukang dan pembantu. Tugasmereka biasanya mencuci pakaian, membersihkan dan memperbaiki bagian-bagian rumah yang81

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!