11.07.2015 Views

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

macam proyek. Dan yang juga mengagumkan adalah ia masih mengingat setiap kerja penindasan inidengan jelas, setelah kurang lebih tiga puluh tahun berlalu“Terus pindah di Sarang. Setelah pindah di Sarang saya dipindahkan mengambil batu diSumur Tawang selama satu setengah bulan. Setelah itu saya dipindahkan lagi keNgandang, yaitu menggali batu bara. Jadi areng setingkul (arang batu), itu batu bara ...<strong>Lalu</strong> saya dipindahkan ke Gunem untuk menebang kayu. Kayu itu namanya kayu bulekethek (kayu belang-belang seperti monyet putih) itu. Menebang demi kepentinganKodim. Di sana selama—makan juga cari sendiri kok ... Jadi makan cari sendiri. Jadi diNgandang itu makan diberi oleh bosnya, di Ngandang. Kalau di Nggunem itu mencarisendiri. dengan setelah nebang kayu kita pulang membawa kayu bakar, kita pikul, kitajual. Siapa yang mau beli itu kita jual. Setelah itu kita diambil pulang ke Kodim lagi.Setelah di Kodim saya di Gudang Kapuk selama satu minggu, saya diambil dimintamembantu di kantin – pada waktu itu kanto Kodim. Setelah di kantin Kodim kitaberjalan satu bulan, anu, dua bulan terus saya diminta oleh Kasdimnya untukmembantu rumah tangga”.Tapol-tapol yang kerja paksa di luar tidka berani melarikan diri karena sudah mendapat ancamandari aparat militer. Jika mereka lari, maka anggota keluarga merekalah yang menggantikannya.Situasi seperti ini diceritakan oleh Ramto, bekas pimpinan Pemuda Rakyat Jawa Tengah. Waktupewawancara bertanya padanya, ‘Kalau kerja di luar Pak, itu kan bebas. Apa ada pikiran buat kabur?’ia menjawab:“Nggak. Karena ancamannya kalau kabur keluarganya yang harus mengganti. Sandera.Keluarganya yang kena, daripada keluarganya yang kena ya kita bertahan, gitu”.Ia dipindahkan dari Yogyakarta, tempat ia ditahan pada akhir 1965, ke penjara Magelang di 1968.“Saya ke Magelang, di Magelang agak bebas, keluar, kerja luar, dikerjakan ngaspaljalan dan sebagainya. Boleh dikatakan seluruh Magelang itu diaspal oleh tapol, yangmengaspal itu tapol. Perbaikan jalan itu, sampai selokan bersih dan sebagainya. Ya kitalebih senang karena dikerjakan di luar, daripada ya di dalam”.Bagi sebagian tapol, dibandingkan tinggal di sel penjara yang gelap, lembab, dan penuh sesaksepanjang hari, melakukan kerja paksa di jalanan memang masih lebih baik.Seperti sudah kita perhatikan, baik tapol maupun mantan tapol dipaksa bekerja oleh tentara dariakhir 1960an sampai 1970an. Namun, menurut Sudarna, bekas aktivitas BTI yang tinggal di DesaCiranjang, Jawa Barat, di beberapa daerah kerja paksa bagi para eks-tapol berlanjut sampai 1990an.Ia masuk penjara akhir 1965 dan bebas pada 1992. Jadi ia tinggal di Penjara Sukamiskin selama 27tahun. Setelah bebas, ia masih diharuskan kerja paksa oleh lurah desanya.“Setengah bulan satu kali, saya harus kerja bakti. Nggak tau alasannya itu. Setiapsetengah bulan, satu kali aja, kerja bakti. Itu semua, diantara yang ditahan yang pernahdituduh G-30-S, jadi nggak, nggak saya sendiri. yang dari Buru, yang ditahan disini, dariSukamiskin, semua harus kerja bakti. Itu anehnya, jalan propinsi harus dibabat sama87

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!