11.07.2015 Views

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Setelah menyiang pada dari alang-alang dan pepohonan, para tapol harus menemukan cara untukmengairi ladang. Banyak unit yang membangun bendungan di sungai terdekat dan membuat kanaluntuk mengalirkan air ke ladang. Suman, bekas pemimpin redaksi Warta Bandung, menggambarkanbagaimana unit tempat ia tinggal (unit 4) membuat dam primitif dari bambu.“Nah, kemudian juga untuk proyek-proyek misalnya membuat irigasi bendungan,misalnya. Itu bendungan dengan peralatan yang sangat sederhana sekali ya. Itu jugasatu hal, yang apa namanya, satu hal yang, ya, mengikuti sistem tradisionil. Misalnya,kita pernah di Unit 4 itu membangun irigasi, itu membendung Wai Bini, Sungai WaiBini. Itu kedalaman Wai Bini ini, dari permukaan ke daratan itu kurang lebih 2-3 meter.Jadi ini kita bagaimana menaikkan, supaya bisa masuk. Akh itu kan kita bukan ahli-ahli.Semua itu dengan, apa namanya, dengan cari cara-cara tradisionil. Begini jadi kita bikincerucuk (bambu yang diruncingkan) dari bambu. Bambu kan banyak, bambu kitasilang-silang itu, kemudian bambu itu dimasukkan daun-daun bambu untuk menahanair. Tapi toh tidak, tetap air ngalir. Hanya memang secara alamiah, harus ini terhalangsi pasir mengendap di bawah cerucuk itu, jadi mengendap, lama-lama di makin tinggi,makin tinggi, makin tinggi. Memang tidak spontan, tidak segera terbendung, memangtetap masih ada aliran air, tapi terbendung. Tapi begitu air besar, nah misalnya airbanjir, semua habis itu, apa cerucuk-nya itu kan terbawa arus. Ah, ini kan kita mustibikin lagi, tapi paling tidak masih ada endapan, pasir tidak tergerus semua, sebabterendap. Ah, ini terus begitu sampai enam bulan terbentuk. Naik permukaan air itunaik, sehingga kita bikin masukan ke saluran, saluran irigasinya. Sistimnya gitu. Jadibetul-betul tidak pakai bangunan apa, beton apa gitu, nggak. Jadi dengan sistim alamsaja”.Jadwal harian mereka adalah bangun jam lima pagi untuk apel. Semua tapol harus dihitung untukmemastikan tak seorang pun melarikan diri. <strong>Lalu</strong> mereka akan meninggalkan barak jam enam untukbekerja di ladang. Mereka bekerja sepanjang hari, dengan satu jam istirahat, terus menerus dijagaoleh tonwal, dan kembali ke barak jam enam petang. Tapol-tapol yang termuda dan terkuat dikirimke hutan untuk menebang kayu, sedangkan yang lebih tua atau lebih lemah disuruh bekerja di dapurumum di barak. Di setiap unit ada satu tapol yang berperan sebagai koordinator kerja. Ia menerimatarget produksi dari komandan unit. Kemudian ia akan bertemu dengan pemimpin setiap barak(biasanya ada 10 barak dan tiap barak dihuni 50 orang tapol) dan mereka akan menentukanbagaimana kerja didelegasikan ke kelompok-kelompok tapol supaya target produksi bisa dipenuhi.Di bawah ini Suman menjelaskan metode sederhana untuk mengorganisir kerja di unitnya.“Jadi begini. Koordinator tiap malam kan membagi kerja gitu. Nanti sawah pun diberibeberapa petak gitu. Ada kan seluruhnya 50 hektar—itu yang jatah, yang harus digarapini. tiap unit itu 50 hektar ini minimumnya, untuk 500 orang lah gitu ya, 50 hektar. Nah,50 hektar ini yang digarap oleh—seperti kalau di Unit 4 dulu, itu ada blok A, blok B,blok C gitu. Ada tiga blok. Dibagi kira-kira 15 hektar. Nah, yang di blok ini, blok A, B, Cini digabung. Nanti dari barak 1 siapa-siapa, barak 2- nggak, nggak ngelompok misalnyabarak 1, ngurus ini, nggak. Kemudian nanti, yang kerja di hutan, ini diambil yang kuatkuatkan. Yang kuat, yang mudah, itu yang untuk menebang kayu yang sebesar-besar90

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!