Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM - Smecda
Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM - Smecda
Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM - Smecda
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
PEMANFAATAN SERTIFIKAT HKI SEBAGAI COLLATERAL KREDIT<br />
(Akhmad Junaidi & Muhammad Joni)<br />
II. PENGATURAN HAK KEBENDAAN DI INDONESIA<br />
Dalam pembicaraan hukum, masalah benda atau kebendaan merupakan tema<br />
yang penting bagi perbuatan hukum. Istilah “benda” dalam KUHPerdata diartikan<br />
dalam berbagai arti, yang pada umumnya diartikan sebagai semua apa saja yang dapat<br />
menjadi sasaran hukum. 3 Benda adalah objek hukum, yang oleh Vollmar ditegaskan<br />
bahwa benda sebagai objek hukum ialah “bagian dari suatu harta kekayaan”. 4<br />
Dengan benda seseorang/ba<strong>dan</strong> hukum dapat melakukan hubungan hukum<br />
tertentu, misalnya perjanjian jual beli, mengalihkan, menjaminkan, <strong>dan</strong> perbuatan<br />
hukum lainnya. 5 Hak kebendaan dirumuskan Sri Soedewi Masjchoen Sofwan<br />
(1981) sebagai “hak mutlak atas suatu benda dimana hak itu memberikan kekuasaan<br />
langsung atas suatu benda <strong>dan</strong> dapat dipertahankan terhadap siapapun juga”. 6<br />
Hak kebendaan sebagai hak mutlak atau hak absolut, dapat dibedakan<br />
dengan hak relatif atau dikenal juga hak perorangan. Hak perorangan hanya dapat<br />
dipertahankan terhadap orang tertentu, atau tidak terhadap semua orang seperti hak<br />
kebendaan. 7 Beberapa ciri pokok yang membedakan hak kebendaan dengan hak<br />
relatif atau hak perorangan (Sofwan,1981) adalah:<br />
(1) Merupakan hak kebendaan yang mutlak, dapat dipertahankan terhadap<br />
siapapun juga.<br />
(2) Mempunyai zaakgevolg atau droit de suite (hak yang mengikat). Artinya hak<br />
itu terus mengikuti ben<strong>dan</strong>ya dimanapun juga (dalam tangan siapapun juga)<br />
benda itu berada. Hak itu terus saja mengikuti orang yang mempunyainya.<br />
(3) Sistem yang dianut dalam hak kebendaan dimana terhadap yang lebih dahulu<br />
terjadi mempunyai kedudukan <strong>dan</strong> tingkat yang lebih tinggi daripada yang<br />
terjadi kemudian.<br />
(4) Mempunyai sifat (hak yang didahulukan).<br />
(5) A<strong>dan</strong>ya apa yang dinamakan hak gugat kebendaan.<br />
(6) Kemungkinan untuk dapat memindahkan hak kebendaan itu dapat secara<br />
sepenuhnya dilakukan. 8<br />
3 H.F.A. Vollmar, “Pengantar Studi Hukum Perdata Jilid I”, Rajagrafindo Persada,1996,<br />
hal. 187.<br />
4 H.F.A. Vollmar, “Ibid”,.<br />
5 H. Tan Kamelo, “Hukum Jaminan Fidusia Suatu Kebutuhan Yang Didambakan”, Alumni,<br />
Bandung, 2006, hal. 137.<br />
6 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, “Hukum Perdata: Hukum Benda”, Liberty, Yogjakarta,<br />
1981, hal. 24.<br />
7 H. OK. Saidin, S.H., M.Hum “Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual<br />
Property Rights)”, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hal 49<br />
8 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, “Op.Cit”., hal 49.<br />
127