Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM - Smecda
Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM - Smecda
Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM - Smecda
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
PEMANFAATAN SERTIFIKAT HKI SEBAGAI COLLATERAL KREDIT<br />
(Akhmad Junaidi & Muhammad Joni)<br />
Untuk melakukan penilaian terhadap HKI, dapat mempertimbangkan beberapa<br />
model penilaian asset yang dikembangkan saat ini. Salah satunya menurut Sveiby,<br />
ada tiga jenis asset intangible, yaitu employee competence, internal structure, <strong>dan</strong><br />
external structure. Yang termasuk dalam jenis internal structure antara lain adalah<br />
paten, konsep, model, <strong>dan</strong> sistem komputer <strong>dan</strong> sistem administrasi. Dengan<br />
demikian, hak cipta <strong>dan</strong> kekayaan intelektual juga merupakan asset intangible, lebih<br />
rinci lagi termasuk internal structure sebuah perusahaan.<br />
Model penilaian asset intangible yang biasa dipilih untuk digunakan biasanya<br />
bervariasi, tergantung pada tujuan <strong>dan</strong> penitikberatan penilaian asset tersebut.<br />
Beberapa model yang biasa digunakan antara lain: cost-based model, market-based<br />
model, income-based model, <strong>dan</strong> option model. Penjelasan dari masing-masing<br />
model dapat dirangkum sebagai berikut:<br />
1. Model Cost-Based<br />
Model cost-based pada prinsipnya menghitung nilai asset intangible<br />
<strong>dan</strong> intellectual property berdasarkan seberapa besar biaya yang telah<br />
dikeluarkan untuk mengembangkan atau menciptakan asset tersebut. Model<br />
ini tidak memperhitungkan nilai yang bisa diperoleh dari asset tersebut di<br />
masa mendatang. Jadi, mirip dengan asset tangible lainnya, asset intangible<br />
dalam model ini dianggap memiliki nilai awal, misalnya mobil adalah nilai<br />
belinya, <strong>dan</strong> akan memiliki perhitungan nilai di tahun-tahun berikutnya dengan<br />
asumsi yang sama dengan asset-asset lainnya, yaitu a<strong>dan</strong>ya nilai penyusutan.<br />
Biasanya model ini digunakan untuk keperluan perhitungan pajak.<br />
Model cost-based belum melibatkan aspek hukum seperti hak cipta <strong>dan</strong><br />
hak kekayaan intelektual. Meskipun secara nyata telah memperhitungkan aspek<br />
biaya dalam penciptaan <strong>dan</strong> perawatan asset tersebut, yaitu untuk pendaftaran<br />
hak cipta <strong>dan</strong> perlindungan hukumnya, namun belum mencerminkan<br />
perhitungan dampak dari aktivitas hukum terhadap nilai asset tersebut di masa<br />
mendatang.<br />
2. Model Market-Based<br />
Model market-based ini pada dasarnya mencoba menghitung nilai asset<br />
intangible berdasarkan nilai pasar yang akan diperoleh dari asset tersebut.<br />
Hal ini biasanya dilakukan melalui pembandingan dengan asset intangible<br />
lain yang telah ada sebelumnya <strong>dan</strong> telah diketahui nilai pasarnya. Masalah<br />
s��������� d�l�� p�����p�� �od�l ��� �d�l�h p���l�h�� p�����d����� �ss��<br />
y��� d�p�� d����d������ s�c��� ��u���. ������ ��l� sul�� u��u� �����d��������s�<br />
asset pembanding yang benar-benar dapat dibandingkan. Model market-based<br />
hanya akan bekerja dengan baik apabila ada nilai pasar yang sudah ditetapkan<br />
untuk asset pembanding yang setara dengan asset intangible tersebut. Apabila<br />
135