Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM - Smecda
Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM - Smecda
Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM - Smecda
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
JURNAL VOLUME 6 - SEPTEMBER 2011 : 43 - 69<br />
Program penanggulangan kemiskinan pada era kedua pemerintahan<br />
Presiden SBY semakin dipercepat pencapaian targetnya untuk mengurangi<br />
jumlah orang miskin. Presiden SBY selalu menekankan pentingnya<br />
penanggulangan kemiskinan dalam era 2009-2011. Kementerian Koordinator<br />
Bi<strong>dan</strong>g Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) ditetapkan sebagai penanggungjawab<br />
pelaksanaan program pemberantasan kemiskinan. Terdapat tiga jalur<br />
strategi pembangunan Presiden SBY, yakni pro-growth, pro-job, <strong>dan</strong> propoor.<br />
Strategi ini adalah untuk menurunkan tingkat penduduk di bawa garis<br />
kemiskinan, membuka kesempatan kerja, <strong>dan</strong> berusaha. Berbagai bentuk<br />
program yang dilaksanakan disesuaikan dengan klaster. Pada Klaster-1<br />
melibatkan 7 kementerian <strong>dan</strong> lembaga dengan 8 program. Klaster-2 melibatkan<br />
13 kementerian <strong>dan</strong> lembaga dengan 17 program. Klaster-3 melibatkan 16<br />
kementerian <strong>dan</strong> lembaga dengan 25 program (Tabel 2).<br />
Pada Tabel 2 terlihat, hampir semua kementerian melaksanakan<br />
program pemberantasan kemiskinan. Dalam rangka koordinasi, Kementerian<br />
Koordinator Bi<strong>dan</strong>g Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) sebagai<br />
koordinator implementasi semua program penanggulangan kemiskinan telah<br />
merumuskan rencana strateginya dengan sasaran utama adalah menurunkan<br />
jumlah penduduk miskin laki-laki <strong>dan</strong> perempuan 2 . Menurut Kemenko Kesra<br />
(2008), bahwa koordinasi <strong>dan</strong> harmonisasi penanggulangan kemiskinan yang<br />
melibatkan berbagai lembaga membagi target kebijakan berdasarkan klaster.<br />
Klaster-1 merupakan kelompok rumahtangga kategori sangat miskin, miskin,<br />
<strong>dan</strong> hampir miskin yang merupakan kelompok masyarakat termiskin dari yang<br />
miskin, tertinggal, <strong>dan</strong> tidak memiliki modal apapun. Pada tahun 2008, target<br />
rumah tangga sasaran (RTS) mencapai 18,5 juta <strong>dan</strong> pada tahun 2014 tentunya<br />
RTS akan berkurang. Mereka termasuk dalam kategori kemiskinan struktural<br />
yang terparah yang sangat membutuhkan perlindungan sosial. Klaster-2,<br />
kelompok masyarakat miskin yang berpotensi mandiri bila diberikan bantuan.<br />
Se<strong>dan</strong>gkan Klaster-3 adalah kelompok masyarakat miskin tapi sudah bisa<br />
mandiri <strong>dan</strong> mengembangkan diri dalam bisnis <strong>dan</strong> penciptaan lapangan<br />
kerja. Jenis bantuan sosial yang ditujukan pada Klaster-1 antara lain adalah<br />
jaminan kesehatan <strong>dan</strong> pemberian beras murah bersubsidi. Bantuan yang<br />
diberikan untuk Klaster-2 adalah dalam bentuk pemberdayaan masyarakat<br />
yang termasuk dalam skema PNPMM (Program Nasional Pemberdayaan<br />
Masyarakat Mandiri) atau Program Mandiri, seperti program pengembangan<br />
kecamatan (PPK) <strong>dan</strong> Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan<br />
(P2KP pada tahun 2007, awal PNPMM. Sampai tahun 2011, berkembang<br />
menjadi beberapa program.<br />
2 Kemenko Kesra membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan<br />
46