04.09.2013 Views

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

mengadakan improvisasi dengan segala macam alat perkakas<br />

yang ada. Kalau disimpulkan, maka faktor-faktor yang empat inilah<br />

yang merupakan sebab-sebab terpenting gagalnya penyerangan<br />

kita, yakni :<br />

Pertama : Musuh sempat mengadakan pertahanan posisi (diperkuat)<br />

sehingga tak dapat ditembus oleh pasukan kita<br />

dengan senjata-senjata yang ada.<br />

Kedua : Kita tidak cukup mempunyai cadangan maupun persediaan<br />

peluru untuk dapat terus mengadakan konsolidasi<br />

dan meng-exploitir kemenangan kita.<br />

Ketiga : Akibat koordinasi dan hubungan yang tak sempurna,<br />

maka tidak dapat diperoleh suatu kesatuan tindakan<br />

yang akan mencapai hasil yang maksimal, dan<br />

Keempat : Pengetahuan kita tentang keadaan musuh juga sangat<br />

terbatas, sehingga perkiraan dan pertimbangan keadaan<br />

taktis tidak seluruhnya tepat. Dan ini tentu besar<br />

sekali pengaruhnya terhadap gerakan operasi secara<br />

keseluruhan.<br />

Inilah beberapa kesimpulan tentang operasi kita yang dilaksanakan<br />

secara frontal dan secara besar-besaran di Medan Area.<br />

Banyak kerugian difihak kita, sebaliknya banyak pula pengalaman<br />

yang kita peroleh. Komandan-komandan pasukan jadi masak dalam<br />

pertempuran dan sekaligus punya pengetahuan dan pengalaman<br />

mengenai penggunaan alat-alat senjata dan pengetahuan<br />

tentang penggunaan medan.<br />

Dengan pengalaman diatas ini timbullah pertanyaan, apakah<br />

masih mampu kita untuk mengadakan pertempuran secara besar-besaran<br />

yang bersifat terbuka (frontal) dan apakah ada manfaatnya<br />

untuk mengadakan pertempuran sedemikian dimasa-masa<br />

yang akan datang. Kiranya pertanyaan-pertanyaan ini di jawab<br />

sendiri oleh peristiwa-peristiwa berikutnya.<br />

Tanjung Morawa dan sekitarnya,<br />

Pagi kira-kira jam 06.00, 2 buah pesawat pemburu Belanda<br />

jenis Mustang melayang-layang di atas udara Tanjung Morawa dan<br />

sekitarnya, menembak secara membabi buta sehingga 4 orang<br />

penduduk Tionghoa jadi korban (1 diantaranya mati). Juga Tembung<br />

hari itu mendapat geleran dan di antara korban-korban serangan<br />

udara musuh itu ialah Bung Jakub Tembung pemimpin Lasykar<br />

Rakyat yang terkenal itu.<br />

RS

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!