04.09.2013 Views

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kalau kita ketahui betapa berbedanya keadaan yang diampaikan<br />

kepada mereka dengan kenyataan yang dilihatnya, sebenarnya<br />

kita bisa membuat assumsi bahwa keadaan tersebut bisa<br />

mempengaruhi daya tempur mereka secara psychologis. Tetapi<br />

nyatanya tidak. Walaupun sudah mereka sadari bahwa akhirnya<br />

lambat atau lekas Indonesia harus kembali kepada bangsa Indonesia,<br />

namun dedikasi dan pengabdian mereka dalam melaksanakan<br />

tugasnya tetap baik. Bisa dibayangkan, tiap-tiap batalyon bertugas<br />

di Indonesia paling tidak setahun, malah ada yang sampai<br />

2 tahun. Jauh dari keluarga di Negeri Belanda dalam iklim yang<br />

berbeda, ini semua faktor-faktor yang bisa merupakan hambatan,<br />

namun yang kita lihat serdadu-serdadu Belanda melaksanakan<br />

tugasnya tetap sebagai mana mestinya. Patroli-patroli mereka<br />

tetap dilaksanakan secara intensip. Walaupun sudah mereka sadari<br />

bahwa dengan patroli-patroli tersebut tidak tercapai apa<br />

yang menjadi tujuan, namun disiplin mereka tetap terpelihara dengan<br />

baik. Setahu saya tidak ada terdengar apa yang dikatakan<br />

desersi atau apa yang disebut stragglers * M ) itu.<br />

Dengan kekuatan 5 batalyon ini sewaktu-waktu kita lihat seolah-olah<br />

fihak Belanda berada di semua tempat. Disaat mereka<br />

menghancurkan pertahanan kita di Medan Area, pada saat itu juga<br />

pasukan-pasukan yang sama sudah bersiap pula mengadakan<br />

operasi pelingkaran dari arah Stabat, kemudian beberapa hari<br />

sudah dilakukan pelingkaran kedua dari Pantai Cermin. Ini semua<br />

dilakukan oleh batalyon-batalyon dari Brigade dibawah komando<br />

Mayor Jenderal Scholten. Begitu cepatnya ini semua terlaksana,<br />

sehingga ada sementara komandan kita yang menduga seolaholah<br />

ada datang bala bantuan dari Sumatera Selatan untuk melakukan<br />

pendaratan di Pantai Cermin itu. Kemudian pasukan yang<br />

mendarat di Pantai Cermin, yakni Batalyon VI dengan komandannya<br />

Letkol Maris itu pula yang menjadi kawal depan dalam penyerangan<br />

ke Kaban Jahe dan Brastagi arah Siantar dan Seribu<br />

Dolok. Begitu cepatnya pendadakan ini sehingga banyak pasukanpasukan<br />

kita di Medan Barat yang tak sempat menyingkir lagi<br />

dan terkepung oleh pasukan Belanda yang datang dari arah<br />

Brastagi.<br />

Mobilitas yang tinggi disertai daya tembak yang maksimal<br />

telah memberikan hasil yang memuaskan bagi fihak Belanda. Sewaktu<br />

diumumkan cease fire pada tanggal 5 Agustus 1947 mereka<br />

telah menduduki semua kota-kota besar di Sumatera Timur,<br />

kecuali Rantau Prapat. Sementara itu masih banyak pasukanpasukan<br />

kita yang masih berada di dalam daerah yang telah di-<br />

271

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!