04.09.2013 Views

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

II. PAHLAWANKU SELAMAT BERJUANG ! !<br />

Dengan diiringi oleh lagu perjuangan ini, kamipun meninggalkan<br />

Brastagi. Saya ditempatkan bersama 9 orang rekan lainnya<br />

di Batalyon V yang pada saat itu berkedudukan di Lubuk Pakam.<br />

Kalau sekarang kukenang kembali peristiwa mula-mula kami<br />

masuk ke Batalyon mau tak mau timbul rasa geliku. Hilang sudah<br />

rasa kesal dan kecewa, yang tinggal hanya kenang-kenangan yang<br />

lebih banyak — lucu dari pada kesalnya.<br />

Kedatangan kami para kadet, betul-betul seperti tamu yang<br />

tidak diundang. Lebih-lebih lagi Batalyon V tersebut yang dahulu<br />

berasal dari Brastagi dan merupakan langganan lama bagi para<br />

kadet. Pernah malah terjadî baku hantam antara kami dengan<br />

anggota Batalyon V ditengah-tengah kota Brastagi. Pokoknya saingan<br />

lama, kemudian bertemu Kembali di Lubuk Pakam.<br />

Terus terang kuakui gedebak-gedebuk juga hatiku mula-mula<br />

berjumpa dengan anggota-anggota Batalyon tersebut. Para prajuritnya<br />

sebenarnya tidak seberapa, tetapi yang paling menentang<br />

kami ialah para bintara dan bintara tingginya, yang mungkin menganggap<br />

terlalu mudah kami menjadi perwira itu hanya karena lepasan<br />

sekolah menengah saja dan kebanyakan mereka tidak. Kami<br />

betul-betul diplonco, sanggupkah kami menyesuaikan diri dengan<br />

kehidupan ketenteraan itu atau tidak.<br />

Siapa yang tidak tahan, yah, kecutlah dia menghadapi tantangan<br />

itu. Tetapi akhirnya sikap dan kesanggupan kami jugalah<br />

yang menentukan diterima atau tidaknya kami dalam lingkungan<br />

itu.<br />

Suatu contoh : Lewat seorang kadet di pengawalan, komandan<br />

jaga diam saja, sebab sudah dapat perintah dari piket yang kebetulan<br />

seorang bintara tinggi untuk tidak meladeni kami. Apa sikap<br />

yang harus diambil pada saat itu ?<br />

Kalau diam saja, dianggap tokohan. Sebaliknya kalau ditegur<br />

bagaimana caranya sedangkan kita tidak diladeninya. Dalam hal<br />

inilah sikap kepemimpinan itu haruc ditonjolkan. Memaksakan<br />

penghormatan karena keunggulan lahir dan batin. Karena sibintara<br />

tinggi yang jadi sebab, maka dia pulalah yang pertama kali harus<br />

diberi pengertian bahwa memang diangkatnya kami sebagai calon<br />

perwira karena atas dasar pertimbangan dan kebij'aksanaan dari<br />

Pemerintah kita sendiri dan yang sama-sama kita hormati. Kemudian<br />

juga dipertimbangkan pengalaman dan pengetahuan kami disesuaikan<br />

kondisi dan tempat, jadi bukanlah kami sekedar diang-<br />

22

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!