04.09.2013 Views

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Suatu kali terjadi lagi perlakuan mereka seperti itu yakni<br />

waktu melepaskan para tawanan dari kamp Belawan. Sewaktu<br />

saya tiba di Belawan untuk menerima penyerahan, kiranya para<br />

tawanan sudah dinaikkan ke truck-truck untuk diantarkan ketempat<br />

kediaman masingmasing. Padahal panitia penyambut fihak<br />

RI. sudah siap menunggu di Langkat Hotel. Saya berpendapat<br />

lebih baiklah kuhajar dulu meester in de rechten muda ini. kami<br />

bertengkar habis-habisan, mungkin juga keluar maki-makian,<br />

dan dimana dalam ha! ini lebih pandai saya dalam bahasaku,<br />

dan dia dalam bahasanya pula, akhirnya keluarlah segala simpanan-simpanan<br />

lama masing-masing. Kebetulan kami didamaikan<br />

dan semenjak itu tidak pernah lagi terjadi hal-hal yang tidak diingini<br />

menyenai soal pengeluaran tawanan.<br />

Malah suatu ketika kami yang kesulitan, karena dengan tidak<br />

pakai protokol pada suatu hari Minggu keluar beratus-ratus tawanan<br />

Belanda dari penjara Pematang Siantar. Kejadiannya ialah<br />

tanggal 11 September 1949 dan jumlah yang tepat menurut sumber<br />

Belanda ialah 224 orang. Kiranya sewaktu orang dengan asyik<br />

menikmati har. libur para tawanan mengambil kesempatan dan<br />

keluar dengan cara sendiri. Belanda pada mencak dan menuntut<br />

supaya dikembalikan, kami menjanjikan, tetapi sudah barang<br />

tentu tidak akan mungkin lagi, karena sebagian besat temanteman<br />

itu kemudian sudah kembali ke kesatuannya dan aktief melaksanakan<br />

tugas.<br />

Memang sebagai anggota delegasi itu kelihatan enak juga.<br />

Uang saku cukup, kita tetap dapat menggunakan kenderaan apalagi<br />

mendapat supir seorang soldaat Belanda pula. Sebentarsebentar<br />

mundar-mandir naik kapal terbang, dan pada waktu itu<br />

dapatlah dikatakan kami menjadi middel punt dari belangstelling.<br />

Kalau nonton semua mata pada melirik. Belum lagi jamuan<br />

makan yang kami terima hampir setiap hari. Wartawan-wartawanpun<br />

memerlukan unruk tetap menginterview kami.<br />

Bagaimana di pedalaman, bagaimana di Anu. Kesanku, kirakira<br />

mereka menganggap kami dipedalaman tidur di hutan terusmenerus,<br />

berjuang serta menderita sebab demikianlah keadaan<br />

yang sering digambarkan oleh fihak Belanda. Tidak tahu mereka<br />

bahwa di daerah pedalamanpun ada segaka-galanya, apalagi di<br />

daerah Aceh. Rokok Luar Negeri, barang-barang lux, semua ada,<br />

malah kalau kubandingkan dengan teman-temanku yang menyingkir<br />

kembali ke daerah pendudukan karena alasan tertentu,<br />

kadaan mereka sebenarnya tak perlu dibeni^den. Hidup mereka<br />

261

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!