04.09.2013 Views

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Akhirnya semua sepakat dan mosi para "Peunitie Boys" dapat<br />

diterima. Namun pelaksanaannya diputuskan akan dilaksanakan<br />

di Medan selekas mungkin bila kami semua telah kembali<br />

ke kota tersebut. Dan ikrar ini mudah-mudahan ditepati oleh mereka<br />

berdua. Inilah salah sebuah kisah dari pedalaman yang mempunyai<br />

"Happy End" 57 , setelah penyerahan kedaulatan dan kami<br />

kembali ke Medan semuanya.<br />

Pada suatu hari dipertengahan bulan Agustus 1949 saya dipanggil<br />

PTTS dan menerima perintah untuk segera melapor ke<br />

Divisi X guna mempersiapkan diri sebagai anggota delegasi Republik<br />

Indonesia pada LJC-I di Medan. Pada waktu itu turut dihunjuk<br />

dari Staf Divisi X bersama saya ialah Kapten Mujiharjo<br />

dan Letnan Chaidir Anwar.<br />

Kemudian menyusul pula Kapten Alwin Nurdin dan Letnan Moralam<br />

Delegasi Republik Indonesia pertama sekali ditempatkan di<br />

Langkat Hotel, kemudian sebagian ditempatkan pula di Hotel de<br />

Boer. Pertama sekali sebaik tiba di Medan terus kusampaikan<br />

khabar pada Ibuku. Alangkah bahagia kurasa dapat bertemu<br />

kembali dengan Ibu dan adik-adikku setelah berpisah sekian tahun<br />

lamanya. Syukurlah mereka dalam keadaan sehat-sehat semua.<br />

Dengan tibanya kami di Medan dimulailah dengan perundingan-perundingan<br />

tentang pembagian daerah dari pasukan-pasukan<br />

yang berhadapan dan penentuan daerah patroli masing-masing.<br />

Harus diakui bahwa fihak Belanda" merupakan lawan berunding<br />

yang degil dan lihay. Saya ditugaskan dihidang militer<br />

di bawah Mayor Jamin Gintings dengan wakilnya Mayor Tituler<br />

Jaga Bukit. Adapun urusannya ialah mengenai pelanggaran-pelanggaran<br />

dan urusan tawanan.<br />

Walaupun belum tercapai suatu keputusan yang menentukan<br />

dalam perundingan-perundingan pendahuluan dengan fihak<br />

Belanda, namun harapan-harapan akan berakhirnya suasana permusuhan<br />

telah mulai mempengaruhi kehidupan sehari-hari.<br />

Sebagaimana diketahui, pada waktu itu kecuali yang berada<br />

dalam tawanan Belanda, sebagian besar pemimpin-pemimpin<br />

Republik berada di pedalaman, terutama di Kuta Raja.<br />

Demikian juga pimpinan ketentaraan mendirikan markasnya<br />

di Ibukota Propinsi Aceh tersebut.<br />

Di samping itu Kuta Raja juga merupakan tempat persinggahan<br />

untuk berunding dan berkonsultasi guna menentukan ke-<br />

255

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!