04.09.2013 Views

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kan, dua assosiasi kita ialah tanah yang dipadatkan, ditekankan,<br />

tetapi kiranya bagi para siswa akhirnya istilah tersebut diartikannya<br />

juga bagi suatu piring nasi yang sudah ditekan isinya, sehingga<br />

walaupun sama-sama juga dengan piring yang lain, tetapi isinya<br />

lebih banyak, karena telah dipadatkan oleh yang bersangkutan.<br />

Maklumlah, Brastagi kota dingin, dan kami lapar terus menerus.<br />

Pak Muchtar adalah seorang guru yang baik hati, senyum<br />

terus menerus, walaupun sebenarnya tak ada yang harus disenyumkan.<br />

Betapapun ributnya kami, beliau tidak pernah menegor dengan<br />

kata-kata, cuma bila sudah ditandainya siapa yang ribut itu,<br />

dan kemudian tak dapat memberikan jawaban-jawaban yang tepat,<br />

beliau biasanya dengan senyum juga terus memberikan sebuah Nol<br />

Besar pada yang bersangkutan.<br />

Pak Muchtar ini betul-betullah type dari seorang verstrooide<br />

professor, malah menurut yang kami dengar, beliau sedianya suaah<br />

akan mencapai gelar insinyurnya di I.T.B. Bandung, kemudian<br />

pecah perang Pasifik. Pada waktu itu Bandung dibom, kiranya ia<br />

berada dekat sekali dengan tempat jatuhnya bom-bom tersebut,<br />

sehingga akhirnya pendengarannya agak kurang sedikit dan kemudian<br />

timbul gejala-gejala lain yang mungkin istilah yang lazim<br />

dikatakan gangguan urat syaraf.<br />

Tetapi kepintaran beliau dalam ilmu ukur dan ilmu pasti yang<br />

lain, tetap kami kagumi, lebih-lebih bagi saya yang selama inipun<br />

megap-megap di dalam pelajaran wiskundeku.<br />

Kalau saya bicara soal kadet Brastagi, bagaimanapun pertama<br />

sekali saya terkenang kembali kepada pimpinannya, yakni Letkol<br />

Posthuum Martinus Lubis. Beliau gugur sebagai bunga bangsa<br />

dalam memimpin Bataiyonnya di sektor Medan Selatan (Kampung<br />

Baru) pada tanggal 15 Pebruari 1947 dan dikebumikan ke-esokan<br />

harinya dengan upacara militer di Pematang Siantar. Almarhum<br />

dilahirkan tanggal 22 Maret 1924, jadi waktu gugur belum cukup<br />

berumur 23 tahun.<br />

Pak Martinus guruku, pemimpinku, walaupun<br />

engkau telah pergi, namun namamu akan tetap harum dalam sejarah<br />

perjuangan bangsa. Kata-kata petunjuk, nasihat-nasihat yang<br />

telah diberikannya kepada kami akan tetap merupakan pelita dan<br />

suri teladan bagi kami semua dalam menempuh kehidupan ketenteraan<br />

ini selanjutnya. Dengan tidak usah malu-malu saya mengakui<br />

betapa kami semua bekas kadet Brastagi seperti anak kecil<br />

menangis dipusara beliau, begitulah beratnya kami rasa musibah<br />

itu.<br />

17

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!