KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

Sesuai dengan perkiraan kita maka pada tanggal 10 Desember
1947 bergeraklah kolone musuh menuju ke Tiga Binanga. Mereka
menggunakan tank-tank dan pantser-wagens serta di udara
dibantu oleh 2 Mustang dan sebuah Piper Cup.
Setelah dapat menembus pertahanan kita di Kineppen musuh
terus bergerak sampai di Genting. Disini jalan-jalannya telah kita
rusakkan. Sesudahnya dapat memperbaiki jalan tersebut jam 15.00
musuh teloh tiba di Sarinembah dan pada jam 17.00 merekaoun
menyerang ke Tiga Binanga.
Sepanjang jalan terjadi juga pertempuran-pertempuran tetapi
dengan senjata bantuannya yang begitu ampuh, kemudian dengan
menggunakan pula pesawat terbang, tidak ada gunanya untuk
menghadapi musuh secara frontal.
Menurut siasat Kores Let. Kol. Jamin Gintings biarlah diperluasnya
daerah pendudukannya, namun seluruh daerah pedalaman
masih tetap kita kuasai. Malah bertambah tersebarnya pasukanpasukan
musuh ini, akan bertambah mudah memukulnya dan merusak
garis perhubungannya kelak. Nyata siasat ini adalah benar
terbukti pada waktu agressi kedua malah fihak Belanda yang harus
bertahan dalam bentengnya, karena dikacau terus menerus
oleh pasukan-pasukan gerilya kita. Hingga pada saat ini, pada
umumnya kita masih tetap menggunakan taktik perang terbuka dan
frontal terhadap musuh, tetapi secara berangsur-angsur mulailah
dilaksanakan sistim gerilya yang kemudian terus dikembangkan
disempurnakan kepada perfectie, sehingga menjadi doktrin pertahanan
kita.
Banyak pengalaman yang kita peroleh pada agressi pertama
ini. Terkadang pengalaman yang dibeli mahal sekali, yakni pengorbanan
dan kerugian-kerugian yang kita derita. Tetapi ini tidaklah
sia-sia, sebab pada saatnya semua pengalaman ini dapat
kita pergunakan untuk menghadapi tantangan-tantangan yang
akhirnya dapat kita atasi dengan hasil yang lebih besar dan korban
yang lebih sedikit.
*****
147